Kompetensi SDM

Proses Komunikasi (1)

Ketika melakukan berbagai kegiatan komunikasi, baik saat Anda memberikan presentasi penting, menulis email, atau berpartisipasi dalam sesi curah pendapat, penting untuk dapat berkomunikasi dengan cara yang mudah dipahami audiens Anda.

Ketika Anda berkomunikasi, terutama dalam konteks bisnis, mungkin sulit untuk menyampaikan pesan Anda secara jelas dan ringkas karena ada begitu banyak faktor yang harus dipertimbangkan.

Pemahaman atas proses komunikasi dapat membantu Anda membangun dan menyampaikan pesan dengan kemampuan terbaik yang Anda miliki.

Jenis Komunikasi

Setiap kali kita berbagi informasi dengan orang lain, kita berkomunikasi. Sebenarnya, kata berkomunikasi berasal dari kata Latin communicare yang berarti “membagikan” atau “membuat sesuatu menjadi umum”. Komunikasi adalah pertukaran informasi antara dua orang atau lebih yang menyampaikan makna yang dimaksudkan melalui sistem aturan bersama, seperti bahasa, aksara, simbol, dan beragam sistem lain.

Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai cara, diorganisasikan ke dalam empat kategori besar:

Verbal: meliputi tatap muka, presentasi, telepon, televisi, radio, Youtube, dan media lainnya.

Non-verbal: termasuk bahasa tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, penampilan pribadi, dan penciuman, adalah beberapa contoh di antaranya.

Tertulis: antara lain email, surat, majalah, buku, blog, Facebook, dan Whatsapp.

Visual: termasuk diantaranya adalah gambar, grafik, poster, dan bagan.

Proses Komunikasi

Memahami Proses Komunikasi dapat membantu Anda mengomunikasikan pesan dengan lebih efektif. Pemahaman itu dapat membantu memastikan Anda bisa membangun dan menyajikan pesan menggunakan kemampuan Anda yang terbaik. Proses ini berakhir dalam lingkaran umpan balik, di mana umpan balik yang Anda terima dapat membantu Anda agar lebih meningkatkan kualitas komunikasi Anda ke depan.

Catatan. Ada banyak permodelan proses komunikasi di luar sana dengan berbagai variasinya. Yang akan kita bahas adalah yang paling banyak digunakan dan yang pertama diterbitkan, yang dikenal sebagai model Shannon-Weaver. Ini dikembangkan oleh Claude Elwood Shannon dan diterbitkan dengan pengantar oleh Warren Weaver pada tahun 1948.

8 Tahapan Proses Komunikasi

Proses Komunikasi terdiri dari delapan tahap. Delapan tahapan proses komunikasi tersebut adalah:

Pengirim: Orang yang ingin berkomunikasi.

Pesan: Informasi yang ingin dikomunikasikan oleh pengirim.

Encoding: Bagaimana pesan dikomunikasikan mis. secara lisan atau tertulis.

Saluran: Bagaimana pesan dikirim; misal tatap muka atau melalui email.

Penerima: Orang yang kepadanya pengirim mengirim pesan.

Decoding: Bagaimana penerima memahami atau menafsirkan pesan.

Umpan balik: Tanggapan penerima terhadap pesan.

Kebisingan: Segala sesuatu yang dapat mengganggu komunikasi atau mengurangi kemungkinan keberhasilan komunikasi.

Pengirim pada awalnya memutuskan tujuan pesannya dan siapa penerimanya. Dari sini, ia akan membangun pesan tersebut dan menentukan bagaimana pesan itu akan dikirim. Untuk menghindari miskomunikasi, penting bagi pengirim untuk mengingat siapa yang menjadi audiens ketika ia membangun pesan dan memilih saluran komunikasi.

Decoding dimulai ketika audiens telah menerima pesan dan mulai mencernanya. Jika penerima mengalami kebingungan di bagian manapun dari pesan itu, siklus umpan balik memungkinkan audiens meminta klarifikasi dengan mengajukan pertanyaan. Siklus umpan balik juga menyediakan mekanisme bagi penerima untuk memberikan umpan balik positif dan negatif kepada pengirim.

Segala sesuatu yang terjadi yang membuat audiens menerima pesan yang berbeda dari yang dimaksudkan pengirim disebut sebagai kebisingan. Ada empat jenis kebisingan:

Kebisingan Psikologis: Jenis kebisingan ini berasal dari dalam diri kita, misalnya, stereotip yang terbentuk, segala bentuk pembiasan, keyakinan kita, dan asumsi kita.

Kebisingan Fisik: Ini adalah segala jenis kebisingan yang mengalihkan perhatian kita, misalnya, rekan kerja yang berisik berbicara di sekitar Anda atau mendengarkan musik.

Kebisingan Lingkungan: Jenis kebisingan ini berasal dari lingkungan sekitar kita, misalnya suara lalu lintas.

Kebisingan Semantik: Jenis kebisingan ini dibuat oleh pengirim, misalnya, menggunakan bahasa yang terlalu teknis atau bahasa kiasan. Kebisingan semantik biasanya terjadi karena pengirim gagal mengarahkan pesan atau saluran ke kebutuhan penerima.

bersambung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *