Hukum Navigasi dalam Kepemimpinann (4)
Ke mana pemimpin pergi, tim akan mengikutinya. Itulah prinsip nabigasi dalam kepemimpinan. Navigator yang baik selalu ingat bahwa orang lain akan bergantung pada dirinya dan kemampuannya dalam memilih jalur yang tepat. Mungkin Anda pernah mendengar tentang lima pesawat tempur yang terbang bersama dalam suatu formasi. Semua pesawat itu dapat hilang bersama. Kok bisa? Ketika jet fighters terbang dalam formasi kelompok lima pesawat, satu pilot — pemimpin — mengarahkan ke mana tim akan terbang. Empat pesawat lainnya terbang sebagai sayap si pemimpin, mengawasinya dan mengikutinya ke manapun dia pergi. Apapun gerakan yang dilakukannya, anggota lainnya akan bersama dengannya. Akan seperti itu walau dia terbang menembus awan atau menabrak puncak gunung. Sebelum para pemimpin membawa orang-orangnya dalam sebuah perjalanan, mereka melalui sebuah proses agar bisa memberikan kesempatan terbaik menuju kesuksesan.
Navigator berkaca dari pengalaman masa lalu. Setiap kesuksesan dan kegagalan masa lalu dapat menjadi sumber informasi dan kebijaksanaan. Kesuksesan memberi pelajaran tentang potensi Anda dan apa yang dapat Anda lakukan dengan bakat Anda. Kegagalan menunjukkan di mana kekeliruan asumsi Anda dan menunjukkan di mana kekurangan metode Anda. Jika Anda gagal belajar dari kesalahan tersebut, Anda akan gagal lagi dan lagi. Itulah mengapa navigator yang efektif memulai dengan pengalaman. Tapi dia tidak berhenti di situ.
Navigator mendengarkan apa yang orang lain katakan. Seberapapun banyaknya pelajaran yang Anda dapatkan dari masa lalu tidak akan menginformasikan semua hal yang perlu diketahui saat ini. Itulah mengapa navigator yang baik mengumpulkan informasi dari banyak sumber. Dia mendapatkan ide dari anggota tim kepemimpinan lainnya. Dia berbicara dengan orang-orang di organisasi untuk mengetahui apa yang terjadi di tingkat akar rumput. Dia belajar bersama pemimpin dari luar organisasi yang dapat menjadi mentor baginya.
Navigator memeriksa kondisi sebelum membuat komitmen. Pemimpin harus mengambil tindakan, bahkan mungkin ada yang berkarakter spontan dan mengandalkan intuisi. Tapi pemimpin juga harus sadar tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Jadi sebelum dia membuat komitmen yang akan berdampak pada orang banyak, dia harus memperhatikan dan memikirkan banyak hal dengan seksama. Navigator yang baik menghitung beragam dampak sebelum membuat komitmen untuk diri sendiri dan orang lain.
Navigator memastikan kesimpulan mereka mewakili keyakinan dan fakta. Bila ingin menavigasi orang lain haruslah jadi seorang pemimpin yang memiliki sikap positif. Anda harus memiliki keyakinan bahwa Anda dapat membawa anak buah di sepanjang perjalanan. Jika Anda tidak dapat melakukan perjalanan di pikiran Anda dengan percaya diri, Anda tidak akan mampu melakukannya dalam kehidupan nyata. Di sisi lain, Anda juga harus mampu melihat fakta secara realistis. Anda tidak bisa meminimalkan hambatan atau merasionalisasi tantangan. Jika Anda tidak membuka mata, Anda akan rentan. Pemimpin yang realistis cukup objektif dalam meminimalkan ilusi. Pemimpin ini memahami bahwa penipuan diri bisa merusak visinya. Terkadang sulit menyeimbangkan optimisme dan realisme, intuisi dan perencanaan, keyakinan dan fakta. Tetapi itulah yang diperlukan agar menjadi pemimpin yamg mampu bernavigasi.