Pengembangan Diri

Konsep Pemikiran Otak Holistik 2

Pada bagian sebelumnya telah kita bahas, bahwa dalam dunia bisnis yang terus berkembang, keberhasilan tidak hanya ditentukan oleh keahlian teknis, tetapi juga oleh kemampuan untuk berpikir kreatif dan fleksibel. Ned Herrmann, seorang pionir dalam studi otak dan manajemen, merespon kebutuhan ini dengan mengembangkan alat pengukur bernama Herrmann Brain Dominance Instrument (HBDI). Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep HBDI, peran Ned Herrmann dalam pengembangannya, serta bagaimana alat ini dapat memberikan wawasan tentang gaya berpikir individu.

Ned Herrmann: Pemimpin dalam Pengembangan Manajemen Kreatif

Ned Herrmann bukanlah nama asing dalam dunia manajemen dan inovasi. Pada tahun 70-an, telah berkembang teori otak kiri dan kanan, lalu ia menambahkannya dengan teori otak Triune yang mencerminkan fisiologi otak. Dengan menggabungkan kedua model ini, Herrmann menciptakan model metafora empat kuadran yang dapat diukur dalam bentuk profil.

Dalam visinya tentang berpikir otak holistik, Herrmann menciptakan HBDI. Alat ini tidak hanya mengungkapkan apa yang dipikirkan seseorang, tetapi lebih kepada cara individu tersebut berpikir. Fokusnya adalah pada area berpikir yang bervariasi dari satu individu ke individu lainnya.

Herrmann terlibat dalam pengembangan manajemen di General Electric, di mana tugas utamanya adalah meningkatkan kreativitas manajer. Dengan keinginan untuk membuat insinyur lebih gesit dan fleksibel dalam pemikiran, Herrmann mengembangkan model berpikir otak holistik.

Karya Herrmann tidak hanya terbatas pada pengembangan alat, tetapi juga termanifestasi dalam dua buku yang layak dibaca. “The Creative Brain” adalah buku pertamanya yang meraih pengakuan besar. Buku ini melacak akar ilmiah dan historis dari pendekatannya yang inovatif terhadap berpikir otak holistik. Buku keduanya, “The Whole Brain Business Book,” diterbitkan pada tahun 1995 dan secara khusus mengeksplorasi aplikasi model berpikir otak holistik dalam konteks organisasi, individu, dan tim.

Pentingnya HBDI dalam Bisnis

Banyak perusahaan mengadopsi HBDI sebagai alat penilaian psikometrik reguler. Dengan memahami cara kerja HBDI, individu dapat lebih memahami preferensi berpikir, pembelajaran, dan komunikasi mereka sendiri serta orang lain di sekitar mereka. Ini membuka pintu untuk pemahaman yang lebih baik dan kolaborasi yang efektif dalam lingkungan kerja.

Ketika kita mendengar tentang otak kiri dan kanan, kita seringkali membayangkan perbedaan antara analitis dan kreatif. Herrmann, melalui HBDI, membawa pemahaman ini ke tingkat berikutnya dengan mengidentifikasi empat pusat pemrosesan mental signifikan dalam otak. Meskipun kita menggunakan semua kuadran otak, kita cenderung memiliki preferensi dalam cara kita berpikir, terutama dalam konteks tertentu.

HBDI: Pengukur Gaya Berpikir

HBDI memberikan empat kuadran yang mewakili kelompok aktivitas mental yang berspesialisasi. Setiap kuadran ini menggambarkan preferensi gaya berpikir seseorang. Kuadran A, diwarnai biru, mencerminkan otak kiri yang analitis dan terstruktur. Kuadran B, berwarna hijau, mewakili otak kanan yang kreatif dan bebas aliran.

Sementara itu, kuadran C dalam warna merah menunjukkan sistem limbik kiri yang berhubungan dengan emosi dan hubungan interpersonal. Kuadran D, berwarna kuning, menggambarkan sistem limbik kanan yang terkait dengan imajinasi dan intuisi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *