Ciptakan Karakter yang Sesuai untuk Meraih Tujuan 1
Dalam meraih otoritas tertinggi, Anda perlu memperhatikan citra diri Anda. Ini adalah sebuah rumusan umum yang dikemukakan oleh Robert Greene melalui bukunya 48 Laws of Power. Lebih lanjut, jangan hanya menerima peran yang diberikan oleh masyarakat kepada Anda. Buat ulang diri Anda dengan menciptakan identitas baru, identitas yang menarik perhatian dan tidak membosankan masyarakat. Jadilah pemegang kendali atas citra diri Anda daripada membiarkan orang lain menentukan siapa Anda. Dengan menambahkan elemen dramatis dalam tindakan dan perilaku Anda di depan umum, kekuatan Anda akan bertambah dan kepribadian Anda akan terlihat lebih menonjol.
Julius Caesar berhasil membuat kesan pertama yang menonjol di kalangan masyarakat Romawi pada tahun 65 SM. Saat itu, ia mengambil jabatan aedile, yang bertanggung jawab atas pendistribusian gandum dan pertunjukan umum. Untuk memikat perhatian publik, dia mengadakan berbagai pertunjukan yang spektakuler, seperti perburuan binatang buas, pertunjukan gladiator yang mewah, dan kontes teater. Bahkan, beberapa kali ia membiayai acara-acara ini dengan kekayaannya. Dengan cara ini, Julius Caesar menjadi sangat populer di kalangan rakyat. Ketika dia naik ke posisi konsul, popularitasnya menjadi dasar kekuasaannya.
Caesar mengerti betul pentingnya citra publik. Bagi siapapun yang ingin mencapai kekayaan atau kekuasaan di kota Roma kuno, mereka harus seperti bunglon, bisa beradaptasi dengan berbagai situasi dan orang. Mereka harus bisa menyesuaikan suara dan ekspresi wajah, sabar, dan memiliki kemampuan untuk menunjukkan emosi yang berbeda sesuai kebutuhan. Bahkan bila diperlukan, harus bisa berpura-pura dalam urusan agama dan mural.
Pada tahun 49 SM, situasi di Roma mencapai puncak ketegangan, dan terjadi perang saudara antara Caesar dan Pompey. Di tengah situasi ini, Caesar mengambil keputusan dramatis untuk menyeberangi Rubicon, sungai yang memisahkan Italia dari Galia, dan memulai perang dengan Pompey. Dengan cara yang dramatis, ia menyampaikan pidato di tepi sungai kepada para jenderalnya dan berhasil mempersatukan mereka untuk mendukung tujuannya. Kemenangan Caesar dalam perang saudara ini semakin memperkuat citranya sebagai pahlawan dan penguasa yang gagah berani.
Caesar juga terkenal karena hobi panggungnya dan cinta akan drama. Dia menyelenggarakan pertunjukan-pertunjukan spektakuler yang membuat suasana Roma meriah. Dia menggelar lomba kereta, pertarungan gladiator, dan berbagai pertunjukan drama. Semua acara ini menarik banyak perhatian dan mengangkat popularitasnya lebih tinggi lagi.
Namun, popularitasnya juga membuatnya dibenci oleh sejumlah pesaingnya. Pada 15 Maret 44 SM, ia akhirnya ditikam mati dalam sebuah konspirasi yang dipimpin oleh Brutus dan Cassius. Bahkan saat menjelang kematian, Caesar memainkan perannya dengan dramatis. Dia menutupi wajahnya dengan gaun atasnya dan melepaskan gaun bawahnya untuk menutupi kakinya agar mati dengan layak dan tertutup. Kata-kata terakhirnya kepada Brutus, teman lama yang juga ikut membunuhnya, bahkan dituturkan seolah sebuah drama yang menyajikan adegan kepergian tokoh utama untuk selamanya.
Teater adalah pertunjukan yang sangat menarik bagi rakyat Romawi, di mana orang banyak hadir dalam auditorium yang sangat besar. Rakyat bisa menikmati komedi yang menghibur atau terhanyut dalam tragedi yang mendalam. Julius Caesar adalah salah satu tokoh publik pertama yang menyadari pentingnya hubungan antara kekuasaan dan teater. Dia sangat tertarik dengan drama dan melarutkan minatnya tersebut dengan menjadi seorang aktor sekaligus sutradara di panggung dunia. Semua yang dilakukannya dirancang sedemikian rupa, sebagaimana aktor yang melakukan dramatisasi yang membangkitkan emosi para penontonya. Ini membuat popularitasnya melambung.
Dari pengalaman Julius Caesar, ada pelajaran yang bisa diambil untuk kita semua. Sebagai pemimpin, kita harus belajar menghias tindakan kita dengan teknik-teknik dramatis seperti menciptakan kejutan, menimbulkan ketegangan, menciptakan simpati, dan menemukan simbol-simbol yang dapat diidentifikasi oleh orang banyak. Kita juga perlu selalu memperhatikan audiens kita, menyadari apa yang akan membuat mereka senang dan terlibat, serta menghindari kebosanan.