Lean Thinking: Pemikiran Berorientasi Efisiensi (2)
Meneruskan bagian sebelumnya, berikut adalah pembahasan tentang prinsip lean thinking.
Prinsip pemikiran lean thinking ke-2: Aliran Nilai
Prinsip pemikiran lean thinking mengenai aliran nilai paling tepat dipahami dalam kaitannya dengan prinsip nilai. Setelah mengidentifikasi apa yang dianggap berharga oleh pelanggan atau pengguna akhir, praktisi lean thinking mengidentifikasi aktivitas yang dapat mengarah pada nilai tersebut. Dia akan melihat dengan lebih dekat semua langkah dalam perusahaan atau proses produksi. Praktisi ini kemudian melakukan inventarisasi dan menentukan langkah mana yang berkontribusi pada nilai yang diinginkan pelanggan.
Selama proses inventarisasi yang diakukan dengan ketat, praktisi lean thinking tentunya akan mengidentifikasi aktivitas di dalam perusahaan yang tidak berkontribusi terhadap pembentukan nilai. Dia juga perlu mengenali aktifitas yang tidak sesuai dengan sesuatu yang dianggap berharga oleh pelanggan. Kegiatan ini dipahami sebagai pemborosan. Menghilangkan aktivitas ini membantu menciptakan proses yang lebih efisien.
Perhatikan bahwa mungkin ada pengecualian untuk aturan ini. Terkadang, suatu aktivitas mungkin tidak secara langsung menambah nilai pada produk akhir, tetapi aktifitas ini masih diperlukan oleh alur kerja perusahaan secara keseluruhan. Misalnya, dalam konteks proses manufaktur, Anda mungkin terkadang perlu mengangkut bahan baku dari tempat yang cukup jauh, atau perlu mengalokasikan waktu untuk memperbaiki cacat produksi yang terkadang muncul selama proses produksi.
Aktivitas ini tidak dapat dihilangkan begitu saja dari proses produksi. Tetapi karena tidak secara langsung menambah nilai, perusahaan harus mencari cara untuk meminimalkan aktifitas seperti ini. Misalnya, dengan menerapkan protokol kontrol kualitas yang lebih ketat, perusahaan dapat mengurangi waktu yang harus dialokasikan untuk melakukan perbaikan cacat produksi.
Yang perlu diperhatikan, aliran nilai ini dapat dipetakan di hampir semua bidang bisnis. Ini dapat dilakukan mulai dari bidang penelitian dan Pengembangan, produksi, distribusi, hingga pemasaran.
Prinsip pemikiran lean thinking ke-3: Proses yang mengalir
Untuk mewujudkan proses yang mengalir, manajer harus berusaha menghilangkan pemborosan yang mereka identifikasi dalam aliran nilai. Dia juga harus menciptakan proses yang bekerja semulus dan seefisien mungkin.
Tujuan akhir dari langkah ini adalah menambah nilai. Terdapat beberapa cara yang bisa ditempuh.
Memecah proses yang kompleks menjadi langkah-langkah yang lebih kecil, dan menganalisis setiap langkah secara individual
Penataan ulang atau restrukturisasi langkah-langkah tersebut demi mewujudkan proses yang lebih efisien
Menunjuk anggota tim untuk mengikuti pelatihan lintas fungsi
Menciptakan departemen lintas fungsi yang bekerja lebih gesit dan lebih produktif
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk memikirkan prinsip ini adalah dengan memikirkan beberapa hambatan potensial yang mengganggu aliran proses. Kemudian mencari cara bagaimana hambatan tersebut dapat dikurangi atau dihilangkan.
Jika Anda membuang waktu dan uang karena mengangkut barang dengan jarak yang terlalu jauh, mungkin Anda dapat mengkonfigurasi ulang logistik Anda untuk mengangkut semuanya sekaligus daripada mengangkut barang satu per satu.
Jika Anda kehilangan waktu produksi karena pemeliharaan atau kerusakan peralatan, jawabannya bisa jadi sangat sederhana, dengan berinvestasi pada peralatan yang lebih tahan banting atau menggunakan alat yang memiliki beberapa fungsi sekaligus.
Jika pekerjaan produksi tertunda karena karyawan menunggu terlalu lama saat harus menerima persetujuan, itu mungkin berarti Anda perlu mengoptimalkan proses persetujuan internal perusahaan Anda.