Resensi Buku

Mengendalikan Waktu untuk Meraih Kekuasaan 2

Terkadang, mengambil langkah bijak dengan tidak segera bertindak di tengah bahaya bisa menjadi keputusan terbaik. Daripada terburu-buru, lebih baik sengaja menunggu. Seiring berjalannya waktu, akan memperlihatkan peluang yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Menunggu seperti ini memerlukan kendali bukan hanya emosi Anda sendiri, tetapi juga emosi rekan kerja Anda. Beberapa mungkin salah mengartikan sikap berdiam diri sebagai kelemahan, lalu mereka mencoba mendorong Anda untuk bertindak gegabah.

Di sisi lain, jika Anda membiarkan pesaing terburu-buru menyelesaikan masalah sementara Anda diam dan menunggu, Anda dapat menemukan peluang yang matang untuk ikut campur. Strategi bijak ini mirip dengan yang diterapkan oleh kaisar besar Jepang pada abad ke-17, Tokugawa Ieyasu. Ketika pendahulunya, Hideyoshi, melancarkan invasi terburu-buru ke Korea, Ieyasu memilih untuk tidak terlibat. Dia tahu bahwa invasi tersebut akan berujung pada bencana dan kejatuhan Hideyoshi. Ieyasu memilih untuk bersabar, bahkan bertahun-tahun lamanya, sehingga ia dapat mengambil alih kekuasaan pada saat yang tepat, dengan kebijaksanaan yang luar biasa.

Memperlambat waktu bukanlah sekadar upaya untuk hidup lebih lama atau menikmati momen lebih banyak, tetapi juga untuk memainkan permainan kekuasaan dengan bijak. Pertama, ketika Anda tidak dihadapkan pada keadaan darurat, Anda dapat melihat lebih jauh ke masa depan. Kedua, Anda dapat menahan diri dari godaan yang dapat merugikan Anda. Ketiga, Anda akan memiliki fleksibilitas lebih besar untuk menanggapi perubahan yang tak terduga. Keempat, Anda tidak akan terburu-buru dalam berinteraksi dan menyelesaikan satu keperluan sebelum beralih ke keperluan berikutnya.

Membangun fondasi kekuatan memerlukan waktu yang cukup, dan kesabaran adalah kuncinya. Kekuasaan atau kesuksesan yang dibangun secara perlahan dan mantap akan bertahan paling lama. Jangan terburu-buru, tetapi pastikan fondasi kekuatan Anda kokoh. Memperlambat waktu memberi Anda perspektif yang berharga terhadap perjalanan hidup Anda. Hal ini memungkinkan Anda melihat ke depan tanpa banyak melibatkan unsur emosional, sehingga Anda dapat memahami tren dan pola yang mungkin tidak terlihat oleh orang yang terlalu emosional.

Orang yang terburu-buru sering kali cenderung salah menilai situasi, melihat hanya apa yang mereka ingin lihat. Sebaliknya, memperlambat waktu memberi Anda keunggulan untuk melihat kejadian apa adanya, meskipun mungkin tidak selalu menyenangkan atau membuat pekerjaan Anda lebih mudah. Trik dalam memaksakan waktu adalah dengan mengganggu waktu orang lain, membuat mereka terburu-buru, menunggu, atau bahkan merusak langkah-langkah mereka sendiri, sehingga mempengaruhi persepsi mereka terhadap waktu. Dengan tetap sabar dan mengacaukan waktu lawan, Anda membuka peluang untuk diri sendiri dalam permainan kekuasaan.

Jangan menjadi sseorang yang seolah memperlihatkan contoh kesabaran, namun sebenarnya hanya takut untuk mengakhiri segalanya, kesabaran hanya memiliki makna jika Anda bersedia untuk mengakhiri pertarungan dengan tegas pada saat yang tepat. Anda boleh menunggu selama yang diperlukan hingga saat yang tepat datang, ketika saatnya tiba, tindakan tegas harus segera diambil. Manfaatkan kecepatan dalam menghancurkan lawan, menutupi kesalahan yang mungkin Anda buat, dan menciptakan kesan otoritas dan kepastian. Seperti seorang pawang ular yang sabar, Anda dapat memancing ular keluar dengan gerakan yang tenang dan mantap. Namun, ketika ular tersebut muncul, pertanyaannya adalah: apakah Anda hanya akan mengumpankan kaki Anda di hadapan kepala ular itu? Tidak ada alasan apapun yang sesuai bila Anda memilih melepas kesempatan yang telah ada di hadapan Anda. Kemampuan Anda mengendalikan waktu sebenarnya baru dapat diukur dari cara Anda menangani waktu akhir—bagaimana Anda dengan cepat beradaptasi dan membawa semuanya ke kesimpulan yang cepat dan pasti.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *