Resensi Buku

Mulai dengan Mengapa 1

18
Pada kesempatan ini, kita akan kembali membahas sebuah buku. Kali ini buku yang kita bahas berjudul Start with Why karya Simon Sinek. buku ini membahas tentang pentingnya memahami “mengapa” di balik apa yang kita lakukan, baik sebagai individu maupun organisasi. Buku ini berargumen bahwa memahami “mengapa” adalah kunci untuk menginspirasi orang lain dan menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

Bagian pertama buku ini berfokus pada asumsi yang kita buat tentang dunia di sekitar kita. Asumsi memengaruhi perilaku kita. Kita membuat keputusan berdasarkan apa yang kita pikir kita ketahui, bahkan jika informasi tersebut tidak lengkap atau salah. Untuk selanjutnya, asumsi yang salah dapat mengarah pada keputusan yang buruk. Contohnya, orang-orang yang percaya bahwa dunia itu datar tidak menjelajahi dunia karena takut jatuh dari tepi bumi.

Organisasi, selayaknya individu, juga membuat asumsi. Organisasi membuat keputusan berdasarkan data yang mereka kumpulkan, tetapi data tersebut mungkin tidak akurat atau lengkap. Penting untuk mempertanyakan asumsi kita. Kita perlu berhati-hati dengan apa yang kita pikir kita ketahui dan selalu mempertanyakan asumsi kita.

Simon Sinek menceritakan sebuah metafora yang kuat untuk menggambarkan pentingnya memahami “mengapa” di balik tindakan kita. Ia mengambil contoh kisah pabrikan mobil Amerika dan Jepang.

Sekelompok eksekutif mobil Amerika yang mengunjungi pabrik perakitan mobil di Jepang mengamati proses perakitan pintu mobil dan memperhatikan bahwa di Amerika, pekerja menggunakan palu karet untuk memastikan pintu pas dengan sempurna setelah dipasang. Namun, di pabrik Jepang, mereka tidak melihat pekerja melakukan hal tersebut.

Eksekutif Amerika penasaran dan bertanya kepada pemandu mereka kapan mereka memastikan bahwa pintu pas dengan sempurna. Pemandu Jepang tersenyum dan menjawab, “Kami memastikannya saat kami mendesainnya.”

Contoh ini menunjukkan perbedaan mendasar dalam cara berpikir antara pabrikan mobil Amerika dan Jepang. Pabrikan mobil Amerika cenderung fokus pada solusi jangka pendek untuk masalah yang muncul. Mereka menggunakan palu karet untuk memperbaiki pintu yang tidak pas setelah dipasang, tanpa mempertanyakan mengapa pintu tersebut tidak pas sejak awal.

Di sisi lain, pabrikan mobil Jepang fokus pada solusi jangka panjang dan memastikan bahwa pintu pas dengan sempurna sejak awal desain. Mereka memahami “mengapa” pintu harus pas dengan sempurna – untuk memastikan kualitas, ketahanan, dan keselamatan produk.

Contoh ini menunjukkan implikasi bahwa fokus pada “mengapa” di balik tindakan kita dapat mengarah pada solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Pabrikan mobil Jepang tidak hanya menghasilkan pintu yang pas dengan sempurna, tetapi juga menghemat waktu, uang, dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memperbaiki pintu yang tidak pas setelah dipasang.

Kisah ini mengawali argumen bahwa memahami “mengapa” di balik tindakan kita adalah kunci untuk mencapai kesuksesan yang berkelanjutan dan menginspirasi orang lain. organisasi yang fokus pada “mengapa” mereka ada, dan yang secara konsisten bertindak sesuai dengan “mengapa” mereka, akan lebih sukses dan memiliki pengaruh yang lebih besar daripada organisasi yang hanya fokus pada “apa” dan “bagaimana” mereka lakukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *