Resensi Buku

Ringkasan Buku – The Fifth Discipline (3)

Pada bagian sebelumnya, bagian kedua, pembahasan mulai memasuki disiplin pertama, yaitu penguasaan pribadi. Di dalamnya terdapat elemen Penguasaan Pribadi, yang itu termasuk:

  • Buat visi pribadi: Visi pribadi adalah wujud citra masa depan yang diinginkan. Setiap orang memilikinya, tetapi orang -orang yang berfokus pada penguasaan pribadi terus -menerus berorientasi pada apa yang mereka inginkan di masa depan dan berusaha untuk sampai ke sana.
  • Manfaatkan tensi kreatifitas: Tensi kreatifitas merupakan perbedaan antara visi dan kenyataan, ini adalah kekuatan yang dapat mengembangkan kreativitas dan rasa ingin tahu Anda. Ggunakan tensi ini karena dapat mendorong Anda untuk tumbuh.
  • Hilangkan konflik struktural: Ketika Anda merasa tidak dapat mengubah banyak hal, ini sangat mungkin disebabkan oleh konflik struktural. Untuk mengatasinya, Anda membutuhkan kemauan, kepositifan, dan selalu ingin mengubah status quo.
  • Berkomitmen terhadap kebenaran: Bersikap kritis terhadap teori yang ada dan cobalah memahami sifat peristiwa atau apapun yang ada di baliknya.
  • Gunakan alam bawah sadar: Kembangkan komunikasi yang baik antara kesadaran normal dan bawah sadar, kritisi pola pemikiran Anda, lepaskan alam bawah sadar Anda dari tugas -tugas biasa agar bisa fokus pada visi pribadi.

Organisasi yang terus belajar berusaha membantu orang-orangnya mengembangkan penguasaan pribadinya masing-masing, menciptakan ruang umpan balik yang jujur, pengembangan diri dan menciptakan visi jangka panjang.

Organisasi pembelajaran harus memiliki karyawan yang akrab dengan perilaku toleran dan harmoni. Tapi Anda tidak dapat memaksa seseorang untuk memulai pertumbuhan pribadinya. Sebagai seorang pemimpin, Anda dapat mendorong penguasaan pribadi dengan:

  • Menciptakan iklim yang kondusif, misalnya dengan membuat lingkungan yang kondusif bagi orang ketika menciptakan visi, bertanya dan berkomitmen pada kebenaran, mempertanyakan status quo, dan sejenisnya.
  • Mengembangkan konsep 5 disiplin secara bersama-sama dalam organisasi, sehingga dapat saling menguatkan/memperkuat.
  • Menjadi panutan dengan berkomitmen pada penguasaan pribadi Anda sendiri

Disiplin Model Mental

Disiplin kedua didasarkan pada pengetahuan empiris organisasi: model mentalnya. Ini adalah keyakinan yang berada dalam ketidaksadaran kita dan karenanya memengaruhi cara kita berperilaku. Model ini menembus pemikiran pasif, sangat mempengaruhi tindakan Anda.

Kita menyederhanakan dunia dan memasukkannya dalam pemikiran sebagai gambaran, asumsi, dan cerita. Model mental membentuk cara kita bertindak karena memengaruhi apa yang kita lihat. Dua orang dengan model mental yang berbeda mengalami kejadian yang sama, tetapi melihat detail yang berbeda dan membuat interpretasi yang berbeda.

Masalah muncul ketika model ini menjadi sesuatu yang implisit dan kita tidak menyadari bahwa itu membentuk pemikiran dan tindakan kita. Apa yang tidak kita sadari, tidak dapat kita analisa, dan karenanya tidak dapat diubah atau diperbaiki. Pada dasarnya, disiplin ini dimulai dengan memutar cermin ke dalam untuk menemukan model mental kita sendiri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *