Resensi Buku

Temukan Kelemahan Seseorang lalu Kuasai 1

Setiap orang punya kelemahan, seperti lubang kecil pada tembok sebuah benteng. Kelemahan itu bisa berupa perasaan tidak aman, emosi yang sulit dikendalikan, atau keinginan yang disembunyikan. Saat orang lain menemukannya, kelemahan ini bisa dia manfaatkan untuk kepentingannya.

Cara ini sangat mungkin dimanfaatkan untuk mendapatkan otoritas. Robert Greene melihat fenomena ini dalam beberapa peristiwa sejarah dan menceritakan kembali dalam buku 48 Laws of Power. Otoritas di sini bukan hanya berupa kekuasaan politik, namun juga kekuasaan di bidang lain.

Terdapat beberapa cara seseorang menggali kelemahan orang lain untuk kemudian memanfaatkan kelemahan itu.

Seseorang dapat memperhatikan gerakan tubuh dan kata-kata yang tak disadari dari orang lain. Ini bisa membantu mengungkapkan apa yang tidak mereka ungkapkan dengan sengaja. Dalam percakapan sehari-hari, ada banyak petunjuk yang bisa ditemukan. Seseorang dapat terlihat antusias saat diajak berbicara dengan harapan akan menimbulkan rasa nyaman terhadap lawan bicaranya. Setelah itu informasi rahasia akan keluar dengan sendirinya. Bahkan orang yang telah ahli bisa mengorek rahasia hanya dengan mendeteksi gerak tubuh lawan bicaranya.

Kebutuhan masa kanak-kanak yang tidak terpenuhi atau yang terpenuhi dengan berlebih dalam kehidupan juga dapat dimanfaatkan. Beberapa orang akan bertindak seperti anak kecil jika hal-hal itu tersentuh. Bila sudah begitu, ia seperti seorang anak, bersedia melakukan apapun. Misalnya, seseorang yang kekurangan perhatian di masa kecilnya, akan menurut kepada orang yang mampu memberinya perhatian.

Bentuk kontras dalam kepribadian seseorang dapat menunjukkan kelemahan. Orang yang keras kadang-kadang adalah pengecut di dalamnya. Orang yang sopan mungkin punya dorongan yang kuat di balik kesopanannya. Seseorang yang peka bisa mempelajari ini dan memanfaatkan itu untuk mengendalikan orang lain.

Kelemahan bisa datang dari pihak lain yang ada di sekitar seseorang yang itu memiliki pengaruh besar. Dengan mengambil hati pihak lain itu bisa mendatangkan pengaruh yang tak terduga.

Kekosongan emosional mendatangkan kerentanan terhadap seseorang. Ada dua kekosongan emosional utama yang biasanya dimanfaatkan, yaitu ketidakamanan dan ketidakbahagiaan. Mereka yang tidak aman cenderung mencari validasi sosial, sedangkan yang tidak bahagia sangat mungkin akan mencari akar dari ketidakbahagiaan mereka. Mereka yang dipenuhi perasaan tidak aman dan tidak bahagia cenderung tidak bisa menyembunyikan kelemahan mereka. Ketika seseorang berhasil mengisi kekosongan emosi orang lain dengan baik, maka ia bisa memanfaatkan orang itu untuk berbagai kepentingan.

Terakhir, jika seseorang memiliki emosi yang tidak terkendali, seperti ketakutan yang berlebihan atau dorongan yang kuat, orang lain bisa memanfaatkan situasi tersebut. Ketika diberi pemicu, ia mungkin tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri, dan ini bisa menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan. Contoh yang paling sederhana adalah memanfaatkan orang yang telah kecanduan sesuatu agar mau memenuhi sebuah perintah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *