Mengapa Karyawan Enggan Berbagi Informasi
Apakah Anda mengalami hambatan dalam aliran informasi dan kurangnya komunikasi di tempat kerja Anda? Saat kita berada dalam ekonomi pengetahuan, berbagi dan mendapatkan informasi yang tepat pada waktu yang tepat menjadi kunci untuk kesuksesan bisnis.
Karyawan menghabiskan sepertiga waktu kerja mereka untuk mencari informasi, dan banyak dari mereka merasa bahwa mencari informasi merupakan tugas yang melelahkan dan frustrasi. Meskipun kita memiliki akses ke lebih banyak informasi daripada sebelumnya, menemukan informasi yang relevan semakin sulit. Karyawan harus dapat saling mencari untuk berbagi informasi yang relevan, tetapi seringkali hal ini terasa seperti tugas yang sangat sulit. Mengapa karyawan enggan untuk saling berbagi informasi? Berikut adalah beberapa kemungkinan alasan:
Karyawan mungkin enggan untuk berbagi pengetahuannya jika mereka meragukan kualitas pengetahuannya. Mereka mungkin takut tidak sengaja akan berbagi informasi yang salah atau bahwa pengetahuan mereka sudah usang atau tidak relevan. Ada kemungkinan bahwa karyawan Anda memiliki kesenjangan dalam pengetahuan mereka, dan Anda perlu memberikan pelatihan dan sumber daya terkini untuk memastikan pengetahuan mereka tetap segar dan relevan. Juga mungkin bahwa kurangnya kepercayaan diri terhadap tingkat pengetahuan seseorang merupakan masalah pribadi yang terkait dengan citra diri dan persepsi mereka terhadap diri sendiri di tempat kerja. Masalah ini tidak dapat diperbaiki hanya dengan memberikan lebih banyak informasi, tetapi dengan mendengarkan secara empati, memberikan dukungan, dan memberikan pendampingan kepada karyawan.
Kesalahan sering kali menjadi pelajaran berharga. Namun, seseorang tidak dapat belajar dari kesalahan jika dia takut mengakui kesalahannya. Jika budaya kerja tidak mengizinkan kesalahan, maka karyawan akan selalu bermain aman, tidak akan mencoba hal-hal baru, dan akan berusaha menutupi kesalahan mereka sebelum orang lain mengetahuinya. Manajemen dan pemimpin tim harus membahas pentingnya belajar dari kegagalan dan kesalahan, dan memberikan contoh dengan mengakui dan menghargai pembelajaran dari kesalahan.
Jika lingkungan kerja tidak dipercaya, karyawan mungkin takut untuk berbagi pengetahuan. Mereka mungkin khawatir bahwa jika mereka berbagi keterampilan dan pengetahuan, orang lain akan mengambil alih tugas mereka dan menggantikan posisi mereka. Terutama dalam organisasi berbasis pengetahuan di mana banyak tugas dilakukan oleh beberapa profesional yang sangat terampil, ambang batas untuk berbagi keahlian dan informasi spesifik secara terbuka mungkin tinggi.
Karyawan mungkin juga tidak saling berbagi pengetahuan karena takut kehilangan kekuasaan dan otoritas. Misalnya, seorang manajer mungkin menganggap dirinya sebagai penjaga data keuangan atau pengetahuan inti bisnis, dan jika data ini dibagikan kepada semua orang, maka otoritas mereka sebagai satu-satunya sumber informasi ini akan hilang.
Ada beberapa alasan mengapa karyawan mungkin tidak membagikan informasi dan pengetahuannya. Salah satunya adalah karena mereka tidak melihat manfaat yang diperoleh dari berbagi pengetahuan tersebut. Misalnya, jika seseorang selalu berusaha menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau memperkenalkan hal-hal baru, namun tidak pernah mendapatkan respon atau apresiasi atas bantuannya, maka mereka mungkin kehilangan motivasi terus berbagi pengetahuan. Selain itu, jika upaya mereka tidak pernah diakui atau dihargai oleh kolega atau rekan kerja, mereka juga bisa kehilangan motivasi untuk berbagi pengetahuan. Penting untuk mengenali, menilai, dan memberi penghargaan kepada karyawan yang aktif berbagi pengetahuan dengan orang lain.
Selain itu, karyawan juga mungkin tidak membagikan pengetahuan karena mereka tidak memiliki akses atau pemahaman yang cukup terhadap teknologi yang digunakan. Misalnya, jika mereka tidak memiliki alat yang tepat, tidak tahu cara menggunakannya, atau tidak memiliki motivasi dalam menggunakannya, maka mereka tidak akan berbagi pengetahuan dengan karyawan lain. Penting untuk menginvestasikan sebuah pusat konten internal yang baik yang memungkinkan karyawan untuk mengakses dan berbagi informasi yang relevan.
Selanjutnya, jika berbagi pengetahuan tidak didorong atau diakui, karyawan juga tidak akan merasa termotivasi dalam membagi pengetahuan. Manajemen perlu menciptakan dan mengembangkan budaya berbagi pengetahuan yang positif. Manajemen juga perlu mendukung pertukaran pengetahuan dan mengakui serta menghargai praktik yang baik. Selain itu, manajemen juga dapat memberikan contoh yang baik dengan secara aktif berbagi informasi dan konten yang relevan. Manajer juga dapat mendorong pembelajaran antar rekan kerja dengan menyelenggarakan sesi percakakpan antar rekan atau tutorial yang dipimpin oleh karyawan. Organisasi juga perlu mendorong kolaborasi antara tim dan karyawan serta mendorong dialog aktif antar rekan kerja.