Budaya Organisasi

Nilai Penting Empati di Tempat Kerja

Empati di tempat kerja memiliki peran penting dalam menciptakan karyawan yang lebih terlibat, yang pada gilirannya akan menghasilkan bisnis yang lebih baik.

Dalam era kerja yang didorong oleh teknologi, kemauan dan upaya untuk mendengarkan dan memahami orang lain menjadi semakin langka. Empati bukanlah sekadar sebuah renungan. Sebaliknya, kita harus memahami dan menghargai pentingnya empati dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan dan kesuksesan bisnis.

Penelitian tentang Empati di Tempat Kerja dan Keterlibatan Karyawan menunjukkan bahwa hanya 31 persen dari total sampel penelitian yang merasakan keterlibatan dalam pekerjaan. Namun, perusahaan dengan tingkat keterlibatan karyawan yang tinggi memiliki peluang 21 persen lebih besar untuk meraih keuntungan.

Perusahaan dan manajer yang secara sadar berusaha untuk bersikap lebih empatik memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk meningkatkan keterlibatan karyawan.

Perusahaan tidak boleh mengabaikan sebagian besar tenaga kerjanya jika ingin mendorong pertumbuhan, stabilitas, dan profitabilitas.

Menurut sebuah studi tentang empati di tempat kerja, 96 persen orang menganggap penting bagi perusahaan untuk menunjukkan empati, sementara 92 persen menganggap empati sering diabaikan.

Perusahaan yang mencetak skor empati tertinggi menghasilkan pendapatan 50 persen lebih besar dibandingkan perusahaan yang berada di peringkat sepuluh terbawah.

Empati adalah salah satu keterampilan kepemimpinan yang penting. Menurut sebuah studi oleh DDI, empati dianggap sebagai pendorong paling penting dalam kinerja kepemimpinan secara keseluruhan. Studi tersebut menemukan bahwa kemampuan untuk “mendengarkan dan merespons dengan empati” sangat berkorelasi dengan keterampilan manajemen kunci.

Keterampilan manajemen yang penting meliputi kemampuan membuat keputusan, melatih, melibatkan karyawan, serta merencanakan dan mengatur pekerjaan. Kemampuan untuk mendengarkan dan merespons dengan empati adalah faktor kunci dalam semua hal tersebut.

Namun, hanya 40 persen pemimpin yang menunjukkan kemahiran atau kekuatan dalam keterampilan empati.

Bagaimana memimpin dengan empati?

Empati dapat dibedakan menjadi dua jenis: empati afektif dan empati kognitif.

Empati afektif adalah respons otomatis yang dirasakan secara tidak sadar terhadap perasaan seseorang. Sementara itu, empati kognitif adalah kemampuan untuk memahami emosi orang lain.

Sebagai pemimpin, penting untuk mengadopsi empati kognitif sebagai salah satu cara utama dalam mengelola pekerjaan dan kepemimpinan. Proses kognitif untuk memahami emosi dapat dilatih dan dipelajari.

Praktikkan proses empatik secara sadar dengan mempertanyakan perasaan karyawan Anda, alasan di balik perilaku mereka, dan bagaimana keputusan dapat mempengaruhi mereka secara emosional.

Mendorong perubahan dan memimpin karyawan dalam lingkungan yang dinamis membutuhkan empati. Terhubung dengan karyawan dan memahami motivasi dan perasaan mereka adalah kunci dalam kepemimpinan.

Langkah-langkah untuk mengembangkan empati di tempat kerja meliputi: mengingat bahwa karyawan memiliki perasaan, mendengarkan dengan baik, memberi kesempatan karyawan mengungkapkan perasaan, memberikan masukan yang membangun, mengadakan kegiatan membangun tim secara rutin lebih dari sekali setahun, meningkatkan lingkungan kerja, menunjukkan penghargaan kepada karyawan, mendukung pertumbuhan profesional mereka, memotivasi karyawan, dan meminta umpan balik.

Kesimpulannya, penting untuk membuka jalur komunikasi, mendengarkan, dan memahami dengan aktif. Hal ini dimulai dengan menciptakan budaya yang terbuka dan komunikatif di lingkungan kerja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *