Pengembangan Diri

design thinking 1 – Apa Itu design Thinking

Apapun profesi seseorang, desainer, wirausahawan, atau karyawan biasa, pastilah tidak asing dengan tekanan agar terus berinovasi. Kapasitas kita untuk melakukan inovasi, yaitu kemampuan untuk membayangkan bermacam ide yang efektif sekaligus dapat melaksanakannya dengan baik, adalah sesuatu yang memberi kita keunggulan dalam persaingan industri yang kompetitif.

Perusahaan yang dulu pernah besar tapi sekarang menyusut drastis bahkan bangkrut, banyak dikarenakan permasalahan kurangnya inovasi. Sekarang, tantangan yang dihadapi semua perusahaan ini — dan perusahaan Anda juga adalah melanjutkan inovasi itu untuk mempertahankan atau memajukan posisi di pasar masing-masing. Inovasi bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dengan sekali jalan; itu harus menjadi bagian dari DNA perusahaan.

Kenyataannya inovasi tidak selalu datang semudah itu. Di situlah design thinking memiliki peran.

Apa yang dimaksud dengan design thinking?

Design thinking awalnya muncul sebagai cara untuk mengajari para insinyur bagaimana mendekati masalah secara kreatif, seperti yang dilakukan desainer. Salah satu orang pertama yang menulis tentang design thinking adalah John E. Arnold, profesor teknik mesin di Universitas Stanford. Pada tahun 1959, ia menulis “Creative Engineering”, teks yang menetapkan empat bidang design thinking. Dari situ, design thinking mulai berkembang sebagai “cara berpikir” di bidang sains dan rekayasa desain.

Dengan munculnya desain yang menitikberatkan pada manusia, design thinking menjadi semakin populer. Pada awal abad ke-21, design thinking memasuki dunia bisnis. Bahkan di beberapa institusi pendidikan mulai mengajarkan design thinking sebagai pendekatan inovasi teknis dan sosial.

Design thinking adalah proses yang berupaya memecahkan masalah kompleks dengan cara yang berpusat pada pengguna. Ini berfokus pada pencapaian hasil dan solusi praktis yaitu:

  • Layak secara teknis: dapat dikembangkan menjadi produk atau proses yang fungsional;
  • Layak secara ekonomi: Bisnis mampu untuk menerapkannya;
  • Diinginkan oleh pengguna: memenuhi kebutuhan yang sebenar-benarnya ada pada manusia.

Design thinking menyatakan bahwa, untuk menghasilkan solusi inovatif, seseorang harus mengadopsi pola pikir desainer dan mendekati masalah dari sudut pandang pengguna. Pada saat yang sama, design thinking adalah tentang bagaimana memulai sesuatu; tujuannya adalah untuk mengubah ide Anda menjadi produk atau proses yang nyata dan dapat diuji secepat mungkin. Proses design thinking menguraikan serangkaian langkah yang  dimulai dengan berempati pada pengguna, hingga menghasilkan ide dan mengubahnya menjadi prototipe.

Design thinking membantu kita mengatasi masalah yang sangat kompleks

Keunikan design thinking terletak pada jenis masalah yang ditangani. Ketika membicarakan masalah yang harus dipecahkan dengan design thinking, kita tidak hanya berbicara tentang masalah biasa dan umum yang telah dicoba dan diuji solusinya. Kita berbicara tentang masalah yang sangat kompleks: jenis yang tidak dapat dipecahkan dengan menggunakan metode dan pendekatan standar.

Masalah-masalah ini tidak hanya sulit untuk didefinisikan, tetapi setiap upaya untuk menyelesaikannya kemungkinan besar akan memunculkan lebih banyak masalah lainnya. Masalah kompleks sangat beragam, mulai dari masalah global seperti perubahan iklim dan kemiskinan, hingga tantangan yang memengaruhi hampir semua bisnis seperti manajemen perubahan, mencapai pertumbuhan berkelanjutan, atau mempertahankan keunggulan kompetitif Anda.

Design thinking adalah sebuah pendekatan yang dapat ditindaklanjuti yang juga dapat digunakan untuk mengatasi masalah paling parah di dunia. Design thinking berpusat pada pengguna, menumbuhkan kreativitas, inovasi, dan pemikiran out-of-the-box.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *