HR Strategic

Pertanyaan “Apa yang Kamu Inginkan?” dalam Kebiasaan Coaching 1

Konsep kebiasaan coaching yang mendorong para manajer untuk bertanya daripada memberi perintah kepada timnya, secara kkhusus membahas pertanyaan “What Do You Want?” (apa yang kamu inginkan) yang dianggap sebagai inti dari hubungan mereka yang telah memiliki kedewasaan berpikir. pertanyaan “What Do You Want?” adalah alat yang ampuh untuk membangun kebiasaan coaching yang efektif.

Pertanyaan ini sangat penting dalam kebiasaan coaching karena membantu Anda dalam beberapa hal.

Meningkatkan komunikasi: Dengan memahami keinginan orang lain, Anda dapat membangun hubungan yang lebih baik dan lebih produktif.
Membangun kepercayaan: Menanyakan “apa yang kamu inginkan?” menunjukkan bahwa Anda peduli dengan orang lain dan ingin membantu mereka mencapai tujuan mereka.
Meningkatkan otonomi: Ketika Anda menanyakan “apa yang kamu inginkan?”, Anda memberi orang lain kesempatan untuk mengambil kendali atas situasi mereka sendiri.
Mendorong pertumbuhan: Dengan memahami kebutuhan di balik keinginan, Anda dapat membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang.

Singkatnya, pertanyaan “apa yang kamu inginkan?” adalah alat yang ampuh untuk membangun kebiasaan coaching yang efektif. Pertanyaan ini membantu Anda untuk membangun hubungan yang lebih baik, meningkatkan komunikasi, dan mendorong pertumbuhan.

Namun pertanyaan ini bukanlah suatu pertanyaan yang sederhana. Ada banyak hal yang terkait dengan pertanyaan ini.

Pertanyaan ini sering kali sulit dijawab. Ini karena seringkali kita tidak tahu apa yang benar-benar kita inginkan. Bahkan jika ada jawaban pertama yang cepat, pertanyaan “Tapi apa yang benar-benar kamu inginkan?” biasanya akan membuat orang berhenti. Kemudian meskipun kita tahu apa yang kita inginkan, seringkali sulit untuk meminta. Kita membuat alasan mengapa tidak tepat untuk meminta saat ini, seperti waktu yang tidak tepat, orang tersebut akan menolak, atau siapa kita untuk membuat permintaan seperti itu. Yang terakhir, meskipun kita tahu apa yang kita inginkan dan berani untuk meminta, seringkali sulit untuk mendengar jawabannya, yang mungkin bukan “Ya” melainkan “Tidak”, “Mungkin”, atau “Bukan itu, tapi ini saja”.

Persoalan lain tentang pertanyaan ini adalah membedakan keinginan dan kebutuhan. Untuk hal ini bisa dikatakan keinginan adalah permintaan permukaan, hasil taktis yang ingin kita dapatkan dari suatu situasi. Sedangkan kebutuhan adalah dorongan yang lebih dalam, yang mungkin berada di balik keinginan.

Pertanyaan “apa yang kamu inginkan?” adalah pertanyaan yang sangat kuat. Kekuatannya semakin intensif ketika Anda tidak hanya menanyakan pertanyaan kepada orang yang Anda ajak bicara, tetapi juga menjawab pertanyaan tersebut untuk diri sendiri.

Mengajukan pertanyaan “Apa yang kamu inginkan?” merupakan langkah awal yang penting dalam membangun kebiasaan coaching yang efektif. Pertanyaan ini menawarkan peluang untuk mendalami keinginan dan kebutuhan seseorang, membangun hubungan yang lebih kuat, dan mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional. Namun, pertanyaan ini bukanlah pertanyaan yang sederhana. Menerapkannya secara efektif memerlukan kepekaan dan kemampuan untuk menangani kompleksitas yang terkait dengan keinginan dan kebutuhan seseorang. Mengajukan pertanyaan ini kepada diri sendiri sebelum mengajukannya kepada orang lain dapat membantu Anda memahami dengan lebih baik bagaimana menjawab pertanyaan tersebut dan mendorong percakapan yang lebih bermakna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *