HR Strategic

Membangun Kebiasaan Bertanya, Rahasia Keberhasilan dalam Kepemimpinan

Dalam konsep kebiasaan coaching yang dicetuskan oleh Michael Bungay Stanier, salah satunya membahas pentingnya membangun kebiasaan bertanya dalam kepemimpinan. Ini menyoroti bagaimana kebiasaan bertanya yang efektif dapat meningkatkan fokus, mengurangi beban kerja, dan mendorong pertumbuhan tim.

“Apa yang sebenarnya menjadi tantanganmu?” (The Focus Question)

Pertanyaan ini membantu pemimpin dan tim untuk mengidentifikasi tantangan sebenarnya yang dihadapi, bukan hanya gejala permukaan. Dengan menggali lebih dalam, pemimpin dapat mengarahkan tim untuk menyelesaikan masalah yang tepat, meningkatkan efisiensi, dan mencegah pemborosan waktu dan energi.

Terdapat tiga pola yang merusak dalam konteks kebiasaan coaching. Ini dapat menghalangi proses coaching yang efektif. Pemimpin harus menyadari pola-pola ini. Dengan begitu pemimpin dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan pengembangan tim.

Salah satu pola yang merugikan dalam kebiasaan coaching adalah “Proliferasi Tantangan,” di mana tim cenderung membombardir pemimpin dengan berbagai masalah sekaligus, tanpa fokus pada satu masalah utama. Bayangkan seorang anggota tim datang dengan keluhan tentang proyek yang terlambat, rekan kerja yang tidak kooperatif, dan masalah dengan klien. Alih-alih fokus pada satu masalah, mereka membicarakan semuanya sekaligus, membuat pemimpin kewalahan dan kesulitan untuk menentukan prioritas. Akibatnya, pemimpin mungkin merasa terbebani dengan banyaknya informasi dan kesulitan untuk memahami mana yang menjadi masalah utama dan bagaimana membantu anggota tim tersebut.

“Melatih Hantu” adalah pola yang juga sering terjadi dalam coaching, di mana pemimpin terjebak dalam pembicaraan tentang orang lain atau situasi, tanpa menggali tantangan yang dihadapi oleh individu yang sedang diajak bicara. Bayangkan seorang pemimpin mendengarkan keluhan anggota tim tentang rekan kerja yang tidak membantu. Alih-alih fokus pada perasaan dan strategi anggota tim tersebut, pemimpin mungkin terjebak dalam pembicaraan tentang perilaku buruk rekan kerja, tanpa bertanya kepada anggota tim bagaimana mereka merasakan situasi tersebut dan bagaimana mereka ingin mengatasinya. Akibatnya, pemimpin kehilangan kesempatan untuk membantu individu tersebut tumbuh dan berkembang, dan individu tersebut mungkin tidak merasa terbantu karena masalahnya tidak diatasi secara langsung.

“Abstraksi dan Generalisasi” adalah pola ketiga yang merugikan dalam kebiasaan coaching, di mana tim membicarakan masalah secara abstrak dan umum, tanpa menghubungkannya dengan realitas dan tantangan yang dihadapi secara personal. Mereka mungkin menggunakan istilah-istilah umum seperti “masalah komunikasi” atau “kekurangan motivasi”, tanpa menjelaskan secara spesifik apa yang terjadi dan bagaimana hal itu memengaruhi mereka. Akibatnya, pemimpin sulit untuk memahami masalah yang sebenarnya dihadapi oleh tim, dan mungkin merasa kesulitan untuk memberikan bantuan yang tepat karena mereka tidak memahami konteks dan tantangan yang dihadapi oleh tim secara personal. Misalnya, seorang anggota tim mengeluh tentang “kekurangan motivasi” dalam tim. Pemimpin mungkin merasa kesulitan untuk membantu karena mereka tidak memahami apa yang menyebabkan kurangnya motivasi tersebut dan bagaimana hal itu memengaruhi anggota tim tersebut secara personal.

Strategi Mengatasi Pola yang Merusak:

Fokus pada Individu: Pertanyaan “Apa yang sebenarnya menjadi tantanganmu?” mendorong tim untuk memikirkan tantangan mereka secara personal, bukan hanya sebagai masalah umum.
Hindari Memberikan Solusi: Pemimpin harus menahan diri untuk tidak langsung memberikan solusi, tetapi mendorong tim untuk menemukan solusi mereka sendiri.
Tetap Bertanya: Pertanyaan “Apa yang sebenarnya menjadi tantanganmu?” dapat diulang beberapa kali untuk memastikan bahwa tim telah mengidentifikasi tantangan sebenarnya.

Membangun kebiasaan bertanya adalah kunci untuk kepemimpinan yang efektif. Dengan menggunakan pertanyaan “Apa yang sebenarnya menjadi tantanganmu?”, pemimpin dapat membantu tim untuk mengidentifikasi masalah sebenarnya, menemukan solusi mereka sendiri, dan tumbuh secara profesional. Kebiasaan bertanya ini membantu pemimpin untuk bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras, dan menghasilkan dampak yang lebih besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *