Motivasi Kerja

Membangkitkan Perdebatan Dalam Pikiran untuk Berpikir Optimistis

Penting bagi kita untuk berpikir optimistis. Lebih lanjut, kita perlu tahu bagaimana kita dapat mendebat pikiran-pikiran pesimistis yang sering muncul dalam benak kita.

Sebagai awalan pembahasan, perlu ditekankan di sini bahwa semua orang memiliki kecenderungan untuk berpikir negatif. Perbedaan antara orang yang optimistis dan pesimistis terletak pada kemampuan mereka untuk menjadi “pendebat yang baik”.

Dr. Martin Seligman, seorang psikolog, menulis buku berjudul “Learned Optimism”. Buku ini di dalamnya menawarkan pemikiran penting tentang bagaimana kita dapat mengubah pola pikir pesimis menjadi optimis.

Dalam bukunya “Learned Optimism”, Martin Seligman mengemukakan gagasan revolusioner bahwa optimisme bukanlah sifat bawaan yang dimiliki sebagian orang, melainkan keterampilan yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Seligman mengidentifikasi pola pikir pesimis sebagai akar penyebab ketidakbahagiaan dan kegagalan, yang cenderung menyalahkan diri sendiri, menganggap kegagalan bersifat permanen, dan memperluas kegagalan ke berbagai aspek kehidupan. Sebagai alternatif, Seligman mengajarkan pola pikir optimis yang melibatkan atribusi positif, yaitu melihat kegagalan sebagai sesuatu yang sementara, spesifik, dan tidak bersifat personal. Dengan demikian, Seligman membuka jalan bagi individu untuk mengubah cara pandang mereka terhadap hidup dan meraih kebahagiaan serta kesuksesan melalui pengembangan pola pikir optimis.

Seligman juga menekankan bahwa optimisme bukan hanya merupakan sikap positif, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental, ketahanan, dan prestasi. Optimisme dikaitkan dengan tingkat depresi, kecemasan, dan penyakit mental lainnya yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa optimisme dapat membantu individu untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan bahagia. Optimisme juga membantu kita untuk mengatasi kesulitan dengan lebih baik dan bangkit kembali dari kegagalan. Dengan melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, optimisme meningkatkan ketahanan dan kemampuan individu untuk menghadapi situasi yang sulit. Selain itu, optimisme dikaitkan dengan kinerja yang lebih baik di berbagai bidang, seperti pekerjaan, sekolah, dan hubungan interpersonal. Optimisme membantu individu untuk menetapkan tujuan yang lebih tinggi, berusaha dengan lebih gigih, dan mencapai prestasi yang lebih baik.

Seligman melakukan penelitian statistik selama bertahun-tahun, mempelajari atlet profesional dan amatir, tenaga penjualan asuransi, dan bahkan politisi yang mencalonkan diri untuk kenaikan jabatan. Penelitiannya membuktikan bahwa orang-orang optimistis secara dramatis mengungguli pesimistis.

langkah-langkah praktis untuk mendebat pikiran-pikiran pesimistis:

Kenali Pikiran Pesimistis: Langkah pertama adalah mengenali pikiran-pikiran pesimistis yang muncul dalam benak Anda. Jangan menganggapnya salah atau tidak benar, tetapi hanya sebagai pikiran pesimistis.
Bangun Argumen untuk Pandangan Optimistis: Setelah Anda mengenali pikiran pesimistis, mulailah membangun argumen untuk pandangan optimistis. Bayangkan Anda adalah seorang pengacara yang tugasnya adalah membuktikan bahwa sang pesimistis di dalam diri Anda salah.
Fokus pada Kemungkinan: Optimisme bersifat membuka banyak pintu untuk beragam kemungkinan. Pesimisme sebaliknya, bersifat menutup pintu terhadap berbagai kemungkinan.

Dengan menjadi pemikir optimistis, kita dapat membuka diri terhadap berbagai kemungkinan dan memotivasi diri kita untuk meraih kesuksesan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *