Resensi Buku

Landasan Biologis Kecerdasan

Pada bagian pembahasan “Landasan Biologis Kecerdasan” dalam buku Howard Gardner, Frames of Mind, membahas dasar-dasar biologis kecerdasan manusia. Gardner menyelidiki dua isu utama: fleksibilitas perkembangan dan identitas kemampuan intelektual. Postingan ini akan merangkum inti dari bagian tersebut.

Fleksibilitas Perkembangan

Gardner membahas perdebatan tentang seberapa besar potensi intelektual seseorang dapat diubah melalui intervensi. Ia memperkenalkan konsep kanalisasi (canalization) dari C.H. Waddington, yang menjelaskan kecenderungan sistem organik, termasuk sistem saraf, untuk mengikuti jalur perkembangan tertentu. Meskipun demikian, Gardner juga menekankan plastisitas (plasticity) otak, terutama pada tahap awal kehidupan. Plastisitas menunjukkan kemampuan sistem saraf untuk beradaptasi terhadap cedera atau perubahan lingkungan. Gardner mencatat adanya periode kritis dalam perkembangan di mana intervensi dapat memiliki efek yang signifikan, baik positif maupun negatif, yang mungkin bersifat permanen. Ia juga menekankan bahwa tingkat plastisitas bervariasi di berbagai wilayah otak dan kemampuan kognitif. Wilayah yang berkembang lebih lambat, seperti lobus frontal, cenderung lebih plastis daripada wilayah yang berkembang lebih awal, seperti korteks sensorik primer.

Pengaruh Pengalaman Awal:

Penulisan ini menyoroti temuan Mark Rosenzweig dan timnya tentang dampak lingkungan yang diperkaya pada perkembangan otak tikus. Tikus yang dibesarkan dalam lingkungan yang kaya stimulasi menunjukkan peningkatan berat korteks serebral dan koneksi saraf dibandingkan dengan tikus yang dibesarkan dalam lingkungan yang miskin stimulasi. Temuan ini menunjukkan korelasi antara stimulasi lingkungan dan perubahan struktural di otak. Gardner juga membahas temuan Fernando Nottebohm tentang perubahan ukuran inti otak pada burung kenari yang berhubungan dengan kemampuan bernyanyi mereka. Hal ini menunjukkan bagaimana pembelajaran dapat berdampak pada struktur fisik otak.

Identitas Kemampuan Intelektual:

Gardner membahas perdebatan tentang sifat kemampuan intelektual manusia. Ia membandingkan pandangan landasan umum (general foundation) yang memandang manusia memiliki kemampuan pemrosesan informasi umum dengan pandangan spesialisasi (specialization) yang menekankan adanya kecenderungan untuk melakukan operasi intelektual tertentu. Penelitian neurobiologis menunjukkan bukti untuk spesialisasi, dengan berbagai bagian otak yang tampaknya bertanggung jawab atas fungsi kognitif yang berbeda.

Genetika dan Neurobiologi:

Tentang peran genetika dalam kecerdasan, Gardner mengakui bahwa meskipun genetika merupakan faktor penting, pemahaman kita tentang bagaimana gen memengaruhi kemampuan kognitif kompleks masih terbatas. Ia membahas studi pada kembar identik dan kembar fraternal untuk menyelidiki heritabilitas kecerdasan. Neurobiologi memberikan wawasan yang lebih langsung tentang hubungan antara otak dan kecerdasan. Gardner membahas konsep kanalisasi dan plastisitas dalam perkembangan sistem saraf, serta pentingnya periode kritis dalam perkembangan.

Organisasi Sistem Saraf

Buku ini juga membahas organisasi sistem saraf pada tingkat molekuler dan molar. Pada tingkat molekuler, ia membahas organisasi kolom atau modul dalam korteks serebral, yang merupakan unit pemrosesan informasi yang relatif independen. Pada tingkat molar, ia membahas temuan dari studi neuropsikologis pada pasien dengan kerusakan otak, yang menunjukkan hubungan antara wilayah otak tertentu dan fungsi kognitif spesifik. Gardner membahas spesialisasi fungsi di antara dua belahan otak dan spesifikasi lebih lanjut dalam fungsi kognitif yang terkait dengan wilayah otak tertentu.

Kesimpulan

Pembahasan ini menyimpulkan bahwa perkembangan kecerdasan manusia dipengaruhi oleh interaksi antara genetika dan lingkungan. Otak menunjukkan plastisitas yang signifikan, terutama pada tahap awal kehidupan, tetapi perkembangan juga dipengaruhi oleh kendala genetik yang kuat. Bukti neurobiologis mendukung adanya spesialisasi dalam fungsi kognitif, dengan berbagai wilayah otak yang tampaknya bertanggung jawab atas kemampuan intelektual yang berbeda. Kesimpulan ini memberi dasar bagi penjelasan lebih lanjut tentang kecerdasan ganda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *