Memahami Konsep Kecerdasan dalam Buku “Frames of Mind” Howard Gardner
Buku “Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences” karya Howard Gardner telah merevolusi cara kita memandang kecerdasan. Bab 4 buku ini, yang berjudul “What Is an Intelligence?”, merupakan inti dari teorinya. Bab ini tidak membahas kecerdasan itu sendiri, melainkan mendefinisikan dan menetapkan kriteria apa yang membentuk suatu kecerdasan. Postingan ini akan mencoba menjelaskan secara ringkas bab tersebut.
Gardner menantang pandangan tradisional yang menganggap kecerdasan sebagai satu kemampuan umum (general intelligence) yang dimiliki setiap individu dalam tingkat berbeda. Ia berargumen bahwa kecerdasan manusia jauh lebih beragam. Bab 4 bertujuan untuk menguraikan kriteria ilmiah untuk mengidentifikasi berbagai bentuk kecerdasan, bukan sekadar mengklasifikasikannya berdasarkan pendapat atau observasi umum.
Prasyarat Suatu Kecerdasan:
Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang dihargai dalam satu atau lebih konteks budaya. Dua prasyarat utama untuk suatu kecerdasan adalah:
- Pemecahan masalah dan penciptaan masalah: Suatu kecerdasan harus memungkinkan individu untuk mengatasi masalah dan menciptakan sesuatu yang bernilai. Lebih lanjut, kecerdasan tersebut juga harus memfasilitasi pencarian atau penciptaan masalah baru, mendorong akumulasi pengetahuan lebih lanjut.
- Nilai budaya: Kecerdasan harus memiliki nilai dan fungsi dalam satu atau lebih konteks budaya. Kemampuan yang tidak memiliki nilai budaya, meskipun memenuhi kriteria lain, tidak dapat dianggap sebagai kecerdasan.
Kriteria Suatu Kecerdasan:
Gardner mengidentifikasi delapan kriteria untuk menentukan apakah suatu kemampuan dapat diklasifikasikan sebagai kecerdasan:
- Potensi Isolasi akibat Kerusakan Otak: Jika suatu kemampuan dapat rusak atau tetap utuh secara terpisah akibat kerusakan otak, hal ini menunjukkan otonominya terhadap kemampuan lain.
- Keberadaan Idiot Savant, Prodigies, dan Individu Eksepsional Lain: Individu dengan kemampuan yang sangat tidak seimbang (prodigies atau idiot savant) menunjukkan otonomi kemampuan tertentu.
- Operasi Inti yang Dapat Diidentifikasi: Suatu kecerdasan memiliki satu atau lebih operasi pemrosesan informasi inti yang menangani jenis input spesifik. Simulasi komputer dapat membantu mengidentifikasi operasi inti ini.
- Sejarah Perkembangan yang Dapat Diidentifikasi: Suatu kecerdasan memiliki sejarah perkembangan yang dapat dilacak, dari tahap pemula hingga tingkat keahlian. Termasuk di dalamnya periode kritis dan tonggak perkembangan.
- Sejarah Evolusi dan Plausibilitas Evolusi: Kecerdasan harus memiliki akar evolusioner dan penjelasan evolusioner yang masuk akal, serta bisa ditemukan pada spesies lain (meskipun mungkin dalam bentuk yang lebih sederhana).
- Dukungan dari Tugas Psikologi Eksperimental: Tugas eksperimental dalam psikologi kognitif dapat memberikan bukti lebih lanjut mengenai otonomi dan cara kerja suatu kecerdasan, termasuk bagaimana kemampuan spesifik berinteraksi dalam tugas-tugas yang kompleks.
- Dukungan dari Temuan Psikometrik: Hasil tes psikometrik dapat memberikan bukti korelasi antara kemampuan yang diukur dan klaim tentang kecerdasan. Namun, perlu diingat bahwa tes psikometrik sering kali mengukur lebih dari satu kemampuan.
- Kerentanan terhadap Pengkodean dalam Sistem Simbolik: Kecerdasan biasanya dapat diekspresikan dan dikomunikasikan melalui sistem simbolik (bahasa, gambar, matematika, musik, dll.).
Membatasi Konsep Kecerdasan:
Gardner menekankan bahwa beberapa kemampuan, meskipun tampak menjanjikan, tidak memenuhi kriteria kecerdasan. Contohnya: kemampuan memproses urutan auditori mungkin tampak seperti kecerdasan tersendiri, tetapi ternyata kemampuan ini terkait erat dengan kecerdasan musik dan bahasa.
Kesimpulan:
Bab 4 dalam “Frames of Mind” memberikan kerangka kerja yang ketat dan ilmiah untuk mendefinisikan dan mengidentifikasi kecerdasan. Gardner menekankan bahwa kecerdasan bukan entitas tunggal, melainkan serangkaian kemampuan yang relatif otonom. Kriteria yang ia ajukan memberikan landasan bagi penelitian lebih lanjut tentang berbagai bentuk kecerdasan dan bagaimana kemampuan-kemampuan ini berinteraksi dan berkembang dalam berbagai konteks budaya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi dan memperluas teori kecerdasan majemuk ini, namun bab ini menetapkan landasan yang penting untuk memahami kompleksitas kecerdasan manusia.