Resensi Buku

Kecerdasan Linguistik: Sebuah Tinjauan dari Sebagian Pembahasan Buku Frames of Mind

Bab 5 buku Frames of Mind karya Howard Gardner membahas Kecerdasan Linguistik. Gardner mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk yang bernilai dalam satu atau lebih budaya. Bab ini menyelidiki bagaimana kecerdasan linguistik diwujudkan dalam berbagai konteks budaya dan bagaimana hal tersebut berkembang pada individu.

Gardner menggunakan puisi sebagai contoh utama kecerdasan linguistik. Ia membahas bagaimana penyair seperti T.S. Eliot dan Robert Graves bergulat dengan pemilihan kata yang tepat, nuansa makna, dan konsistensi metafora dalam karya mereka. Ini menekankan pentingnya pemahaman semantik (makna kata), fonologi (bunyi kata), sintaksis (tata bahasa), dan pragmatik (penggunaan bahasa dalam konteks) dalam kecerdasan linguistik.

Ia mengidentifikasi beberapa operasi inti kecerdasan linguistik, antara lain : Sensitivitas terhadap makna kata, Sensitivitas terhadap tata bahasa dan urutan kata, Sensitivitas terhadap bunyi, irama, dan intonasi kata, serta Sensitivitas terhadap fungsi bahasa yang berbeda (misalnya, persuasi, penjelasan, narasi).

Gardner memperluas diskusi tentang penggunaan bahasa melampaui puisi, termasuk Retorika (Kemampuan menggunakan bahasa untuk meyakinkan orang lain), Mnemonik (Kemampuan menggunakan bahasa untuk mengingat informasi, Penjelasan (Kemampuan menggunakan bahasa untuk menjelaskan konsep), dan Metalinguistik (Kemampuan untuk menganalisis bahasa itu sendiri).

Dia juga menelusuri perkembangan kemampuan bahasa pada anak-anak, dari tahap awal mengoceh hingga penguasaan sintaks dan pragmatik yang kompleks. Ia menyinggung teori Noam Chomsky tentang pengetahuan bawaan tentang tata bahasa dan hipotesis tentang bagaimana anak-anak menguraikan bahasa. Contoh perkembangan filsuf, sastrawan, dan dramawan Jean-Paul Sartre yang luar biasa dalam kecerdasan linguistik juga diberikan sebagai ilustrasi.

Menurut Gardner, bakat menulis berakar pada keahlian teknis dalam bahasa, bukan pada orisinalitas ide atau emosi. Ia mendiskusikan bagaimana penulis mengembangkan keterampilan mereka melalui praktik dan latihan, serta tantangan dalam mencapai kematangan sebagai penulis.

Bab ini membahas aspek neurologis dari kecerdasan linguistik. Ia membahas hubungan antara daerah otak tertentu (seperti area Broca dan Wernicke) dan kemampuan bahasa, serta dampak kerusakan otak terhadap kemampuan bahasa. Studi kasus tentang individu dengan kerusakan otak yang berbeda juga diperiksa untuk menyoroti aspek-aspek berbeda dari kecerdasan linguistik. Gardner juga membahas lateralization bahasa (dominasi hemisfer kiri) dan dampaknya pada kemampuan bahasa.

Gardner menekankan keragaman dalam ekspresi linguistik antar budaya. Ia membahas kemampuan para penyair untuk mengingat dan menciptakan jumlah bait yang sangat banyak, serta berbagai cara di mana masyarakat menghargai kemampuan linguistik.

Gardner menjelaskan bahwa bahasa sering digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan lain, bukan hanya sebagai bentuk ekspresi artistik itu sendiri. Ia menggunakan contoh ilmu pengetahuan, studi humaniora, dan penulisan fiksi untuk mengilustrasikan bagaimana bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi dan pemecahan masalah.

Bab 5 dari Frames of Mind memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk memahami kecerdasan linguistik. Ia menekankan sifat multifaset kecerdasan linguistik, kaitannya dengan aspek-aspek neurologis otak, dan variasi ekspresi linguistik di seluruh budaya. Melalui contoh-contoh dari puisi, penulisan, dan penggunaan bahasa dalam berbagai konteks, Gardner menunjukkan pentingnya kecerdasan linguistik dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *