Budaya Pembelajaran dan Pemimpin Pembelajaran dalam Buku “Organizational Culture and Leadership” oleh Edgar Schein
Bab 20 buku “Organizational Culture and Leadership” karya Edgar Schein membahas tentang budaya pembelajaran dan peran pemimpin dalam membangunnya. Bab ini relevan dalam konteks dunia yang semakin kompleks dan global, menuntut organisasi untuk adaptif dan terus belajar. Berikut adalah resensi dari bab tersebut.
Bab ini berargumen bahwa budaya organisasi yang kuat, meskipun bermanfaat dalam stabilitas dan prediksi, bisa menjadi hambatan dalam menghadapi perubahan yang cepat. Oleh karena itu, Schein mengusulkan “budaya pembelajaran” sebagai model yang lebih adaptif. Budaya pembelajaran menekankan pembelajaran berkelanjutan, fleksibilitas, dan adaptasi terhadap lingkungan yang dinamis. Pemimpin dalam budaya ini memiliki peran kunci dalam memfasilitasi pembelajaran dan perubahan.
Karakteristik Budaya Pembelajaran:
Schein mengidentifikasi beberapa karakteristik utama budaya pembelajaran:
- Proaktif: Budaya ini mendorong pemecahan masalah dan pembelajaran yang proaktif. Anggota organisasi didorong untuk secara aktif mengidentifikasi dan mengatasi tantangan.
- Komitmen untuk Belajar Belajar: Budaya pembelajaran menekankan pentingnya pembelajaran berkelanjutan, bukan hanya penguasaan pengetahuan atau keterampilan tertentu. Belajar tentang cara belajar itu sendiri menjadi keterampilan penting.
- Asumsi Positif tentang Sifat Manusia (Teori Y): Budaya ini didasarkan pada kepercayaan bahwa manusia pada dasarnya baik, mau belajar, dan dapat berkontribusi secara positif. Hal ini bertolak belakang dengan Teori X yang menganggap manusia malas dan perlu dikendalikan.
- Keyakinan Bahwa Lingkungan Dapat Dikelola: Budaya pembelajaran berasumsi bahwa lingkungan sampai batas tertentu dapat dikelola dan dibentuk. Pemimpin dalam budaya ini tidak pasif menerima keadaan, melainkan aktif mencari cara untuk memengaruhi lingkungan mereka.
- Komitmen pada Kebenaran Melalui Pragmatisme dan Penyelidikan: Budaya pembelajaran menekankan pencarian kebenaran melalui pendekatan pragmatis dan penyelidikan. Tidak ada satu pun sumber atau metode yang dianggap sebagai satu-satunya kebenaran.
- Orientasi Positif terhadap Masa Depan: Budaya ini berorientasi ke masa depan, antisipasi perubahan, dan perencanaan jangka panjang.
- Komitmen pada Komunikasi yang Lengkap dan Terbuka: Komunikasi dan informasi sangat penting dalam budaya pembelajaran. Sistem komunikasi yang multi-channel memungkinkan setiap anggota terhubung satu sama lain. Kejujuran dan keterbukaan dalam berbagi informasi sangat dihargai.
- Komitmen pada Keanekaragaman Budaya: Keanekaragaman budaya dianggap sebagai aset berharga dalam budaya pembelajaran. Perbedaan budaya meningkatkan kapasitas adaptif organisasi.
- Komitmen pada Berpikir Sistemik: Kemampuan berpikir sistemik, memahami interkoneksi berbagai faktor, dan menghindari logika linier sederhana sangat penting dalam menghadapi kompleksitas.
- Keyakinan Bahwa Analisis Budaya Adalah Kumpulan Lensa yang Valid: Analisis budaya dianggap sebagai alat penting untuk memahami dan meningkatkan kinerja organisasi.
Peran Pemimpin Pembelajaran:
Schein menjabarkan beberapa peran pemimpin dalam membangun budaya pembelajaran:
- Memiliki Persepsi dan Wawasan: Pemimpin pembelajaran harus mampu memahami masalah, memiliki wawasan tentang budaya, dan mengidentifikasi elemen-elemen yang tidak berfungsi.
- Motivasi: Pemimpin harus memiliki motivasi dan keterampilan untuk mengintervensi proses budaya mereka sendiri.
- Kekuatan Emosional: Pemimpin perlu memiliki kekuatan emosional untuk mengatasi kecemasan yang muncul dari perubahan dan tetap mendukung organisasi selama masa transisi.
- Kemampuan Mengubah Asumsi Budaya: Pemimpin harus mampu mengubah asumsi budaya dengan mengartikulasikan dan mengkomunikasikan nilai dan konsep baru.
- Kemampuan untuk Menciptakan Keterlibatan dan Partisipasi: Pemimpin harus mampu melibatkan seluruh anggota organisasi dalam proses pembelajaran dan perubahan.
Kesimpulan:
Bab 20 menekankan pentingnya budaya pembelajaran dan peran kepemimpinan dalam menghadapi kompleksitas dunia saat ini. Budaya pembelajaran tidak hanya menekankan pembelajaran berkelanjutan, tetapi juga membutuhkan kepemimpinan yang proaktif, memiliki wawasan, kekuatan emosional, dan kemampuan untuk memfasilitasi perubahan budaya. Organisasi yang mampu membangun budaya pembelajaran akan lebih adaptif dan tangguh dalam menghadapi tantangan masa depan.