Leadership

The Great Leader: Bagaimana Mengasah Kemampuan Memimpin

Untuk meniti karir dibutuhkan kerja keras dan peningkatan keterampilan. Namun pada titik tertentu, keterampilan teknis saja tidak cukup. Kepemimpinan merupakan salah satu kemampuan yang bisa kita asah agar bisa sukses dalam pekerjaan. 

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa ditempuh untuk mengasah kemampuan memimpin. 

  1. Menjaga stabilitas semangat. 

Berusahalah menunjukkan gairah atau antusiasme dalam berbagai aktifitas di organisasi. Antusiasme itu membuat orang lain giat bekerja. Semangat kita dalam belajar menjadi pemimpin akan membuat rekan kerja bersemangat belajar pula. 

  1. Berusaha menjadi contoh. 

Seseorang akan menghormati sosok yang memiliki kesesuaian antara ucapan dan tindakan. Saat seseorang mencontohkan kebaikan  maka sebenarnya ia telah menyampaikan pesan tersirat, jika ia bisa, harusnya orang lain juga bisa. 

  1. Memahami dan memanfaatkan kelebihan diri. 

Belajarlah memahami kelebihan diri dan mengembangkannya. Terhadap kelemahan diri, belajarlah memperbaikinya. Sedangkan kekurangan diri, usahakanlah untuk meredamnya. Dengan memahami diri, kita juga bisa belajar tipe kepemimpinan kita. 

  1. Menetapkan tujuan konkret. 

Belajar menentukan tujuan merupakan kewajiban jika ingin meningkatkan jiwa kepemimpinan. Tujuan itu harus terukur, kemudian merumuskan langkah menuju ke sana serta menetapkan jangka waktu pencapaiannya. 

  1. Mengakui kegagalan dan belajar bangkit. 

Pemimpin yang sukses pasti pernah gagal, tapi ia harus jujur mengakui lalu mempelajari bagaimana solusi untuk bangkit. Bersikap terbuka dan mau menerima masukan semakin menunjukkan bahwa di masa sulit kita masih mampu memimpin dan melangkah maju. 

  1. Menginspirasi orang lain. 

Belajar untuk yakin kepada diri sendiri dan orang lain akan memancarkan inspirasi dan meningkatkan moral rekan kerja. Saat menjumpai kondisi yang tak sesuai harapan, jangan mengeluh, cobalah untuk mencari sisi positif agar bisa memperbaiki keadaan. Ketika ada rekan kerja yang butuh bimbingan, coba tawarkan, terkadang ia hanya butuh seorang pendengar saja. 

  1. Berlatih disiplin. 

Kedisiplinan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadi membuat kita efektif dalam memanfaatkan waktu. Kebiasaan itu juga akan menular kepada rekan kerja kita. 

  1. Melatih kesadaran situasional. 

Belajar mengamati permasalahan dari sudut pandang yang luas. Dengan kemampuan ini, seseorang bisa mengantisipasi masalah atau peluang yang akan datang, bahkan mampu mengenali potensi yang tidak diketahui orang lain. 

  1. Terus belajar. 

Dengan selalu mempelajari hal-hal baru membuat pikiran tajam dan keterampilan tetap terasah. Juga sebagai antisipasi bila kita menemukan masalah baru. 

  1. Memberdayakan rekan kerja. 

Seseorang yang terbiasa melakukan semua tugasnya sendirian biasanya akan kesulitan mendelegasikan pekerjaan pada orang lain. Tidak ada seseorang yang mahir segala-galanya, pendelegasian juga memperingan pekerjaan dan dapat menghemat waktu. 

  1. Menyelesaikan konflik. 

Jangan berdiam diri saat melihat konflik, cobalah belajar menjadi mediator. Jika kesulitan ajaklah orang lain untuk membantu.  

  1. Menjadi pendengar yang cerdas. 

Jadi pemimpin tidak berarti menguasai pembicaraan. Pelajarilah kemampuan mendengarkan saran, masukan, dan umpan balik. Sebab dari berbagai masukan itu dapat memunculkan ide baru. 

  1. Memilih tujuan berupa nilai dalam kehidupan. 

Ketika nantinya sudah jadi pemimpin, apa yang kita tuju? Kenaikan gaji? Prestise? Kehormatan? Coba bandingkan dengan tujuan berikut:  membuat perubahan lebih baik untuk bawahan, membantu bawahan agar berkembang, atau membahagiakan keluarga. Tujuan yang tidak sekadar untuk diri sendiri atau materi bisa memberi motivasi lebih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *