Bisnis Sampingan

ESG sebagai Metrik dalam Investasi yang Berkelanjutan 2

Bagi investor yang tertarik untuk mengevaluasi aspek Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) dalam suatu perusahaan, METRIK ESG MSCI dapat menjadi alat yang berguna. MSCI, singkatan dari Morgan Stanley Capital International, merupakan perusahaan riset investasi yang menyediakan analisis risiko dan kinerja portofolio, indeks saham, dan mekanisme tata kelola kepada investor institusi dan dana lindung nilai.

Metrik ESG MSCI memberikan serangkaian data standar dan metrik sederhana yang dapat dibandingkan di ribuan perusahaan yang termasuk dalam cakupan Indeks Pasar Investasi (IMI) MSCI ACWI. Selain memberikan skor total, MSCI juga mengevaluasi perusahaan berdasarkan aktivitas bisnis kontroversial dan solusi dampak berkelanjutan.

Sistem penilaian ESG MSCI memberikan peringkat yang luas, mulai dari Triple C hingga Triple-A, dengan berbagai kumpulan data seperti eksposur risiko, praktik, performa, dan kontroversi untuk memberikan wawasan mendalam tentang kinerja perusahaan dalam mengelola risiko dan dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola.

Sebagai contoh, PT Bukit Asam (PTBA) dinilai berdasarkan Penilaian ESG MSCI per Juni 2024 dengan peringkat BBB, yang menunjukkan kinerja di atas rata-rata. Skor ESG PTBA mencakup Lingkungan dengan skor 6.7 (rata-rata), Sosial dengan skor 7.2 (di atas rata-rata), dan Tata Kelola dengan skor 7.9 (di atas rata-rata). Dalam aspek Lingkungan, PTBA memiliki komitmen yang kuat terhadap pengelolaan limbah tambang dan emisi gas rumah kaca, namun masih memiliki ketergantungan tinggi pada batubara sebagai sumber emisi gas rumah kaca. Di sisi Sosial, PTBA memiliki program yang baik untuk kesehatan dan keselamatan kerja, namun perlu meningkatkan transparansi terkait hak-hak pekerja dan praktik ketenagakerjaan. Terkait Tata Kelola, PTBA memiliki struktur yang kuat dengan dewan direksi dan komisaris independen, tetapi masih perlu meningkatkan keragaman di dalamnya. Meskipun secara keseluruhan, PTBA memiliki kinerja ESG yang di atas rata-rata, terutama dalam Tata Kelola, masih terdapat kelemahan yang perlu diperbaiki terutama terkait keterbukaan informasi terkait hak-hak pekerja, praktik ketenagakerjaan, dan emisi gas rumah kaca dari batubara.

Penilaian ESG MSCI terhadap PT Adaro Energy Tbk (ADRO) per Juni 2024 menunjukkan peringkat BBB. Skor ESG ADRO mencakup Lingkungan dengan skor 6.2 (rata-rata), Sosial dengan skor 7.7 (di atas rata-rata), dan Tata Kelola dengan skor 7.9 (di atas rata-rata). Dalam aspek Lingkungan, Adaro memiliki komitmen yang kuat terhadap pengelolaan limbah tambang dan emisi gas rumah kaca, namun masih memiliki ketergantungan tinggi pada batubara sebagai sumber emisi gas rumah kaca yang signifikan. Kelemahan lainnya adalah ketiadaan target net zero emission (NZE) yang jelas. Di sisi Sosial, Adaro memiliki program yang baik untuk kesehatan dan keselamatan kerja karyawan, tetapi perlu meningkatkan transparansi terkait hak-hak pekerja, praktik ketenagakerjaan, khususnya dalam isu penggusuran dan konflik dengan masyarakat adat. Terkait Tata Kelola, Adaro memiliki struktur yang kuat dengan dewan direksi dan komisaris independen, namun masih perlu meningkatkan keragaman di dalamnya. Meskipun secara keseluruhan, Adaro memiliki kinerja ESG di atas rata-rata, terutama dalam aspek sosial dan tata kelola, masih terdapat kelemahan yang perlu diperbaiki terutama terkait keterbukaan informasi hak-hak pekerja, praktik ketenagakerjaan, emisi gas rumah kaca dari batubara, dan ketiadaan target NZE yang jelas.

Dalam perbandingan nilai ESG MSCI dua perusahaan di atas, terlihat bahwa PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memiliki nilai ESG yang relatif sama dengan PT Bukit Asam (PTBA.) Dalam satu kategori mereka sama, dalam dua kategori lainnya mereka bergantian saling mengungguli. Skor Sosial ADRO (7.7) mengungguli PTBA (7.2), sementara skor Tata Kelola keduanya sama. Namun, untuk kategori Lingkungan, PTBA (6.7) memiliki nilai yang lebih baik dibandingkan ADRO (6.2). Penting untuk diingat bahwa peringkat ESG MSCI hanyalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi. Investor disarankan untuk melakukan riset sendiri sebelum membuat keputusan investasi yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *