Budaya Organisasi

Konflik Produktif dan Destruktif di Tempat Kerja

Tempat kerja ternyata memiliki masalah manajemen  konflik. Lebih dari separuh karyawan (57%) melewati situasi konflik dengan perasaan negatif, — paling umum adalah penurunanmotivasi, marah, atau frustrasi — menurut “Laporan Sumber Daya Manusia Global CPP.”

Konflik yang tidak produktif meminta korban manusia dan biaya bagi organisasi. Namun, konflik jika dilakukan dengan benar, dapat menjadi bagian yang sehat dari pengalaman kerja yang positif. Faktanya, konflik dibutuhkan untuk mengolah ide-ide para karyawan yang memiliki beragam perspektif. Konflik adalah cara kita mendiskusikan opsi dan memilih jawaban terbaik.

Kita tidak mungkin menghilangkan konflik sama sekali. Kita perlu belajar bagaimana membuat konflik jadi produktif. Hal ini dimulai dengan memahami perbedaan antara konflik produktif dan destruktif.

Konflik yang Tidak Produktif

Apa yang membedakan konflik produktif dengan konflik destruktif adalah bagaimana orang melakukan perdebatan. Konflik yang tidak produktif sering kali tidak berkaitan dengan tema perdebatan namun cenderung memperdebatkan perilaku pihak yang terlibat. Konflik seperti ini bergerak dari substansi masalah yang dihadapi menjadi serangan kepribadian dan perilaku orang lain.

Kejadian ini sebenarnya tidak dilandasi oleh niat buruk kedua pihak. Tapi lebih sering, dikarenakan benturan gaya komunikasi yang berbeda.

Konflik destruktif di tempat kerja tidak harus berupa kata-kata bernada tinggi. Terkadang, konflik muncul dalam bentuk yang senyap. Contoh yang paling mudah adalah peredaran gosip di tempat kerja, apapun itu permasalahannya. 

Ketika gaya komunikasi yang berbeda tidak dipahamii dan diperhitungkan, akan meningkatkan kemungkinan seseorang merasa tersinggung atau diabaikan. Bukannya dengan baik-baik membicarakan masalah, emosi yang tidak terkendali akan meningkatkan perselisihan menjadi pertarungan antara individu dan konflik personal, dengan terbentuknya semacam kelompok pendukung. Hal ini mempersulit pemmbahasan inti masalahyang perlu ditangani dengan baik-baik.

Konflik Produktif

Konflik produktif adalah konflik yang pada akhirnya memberikan hasil yang kita harapkan — keputusan yang lebih baik dan lebih tepat untuk perusahaan — tanpa menimbulkan perasaan negatif bagi mereka yang terlibat.

Konflik produktif secara langsung membicarakan masalah-masalah yang mana pihak yang terlibat memiliki perbedaan pendapat atau sudut pandang tanpa harus menyerang pribadi. Perdebatan bisa sangat seru, tetapi tetap fokus pada masalah yang perlu didiskusikan. Mereka yang terlibat berusaha untuk menemukan jawaban yang benar, bukan hanya untuk memenangkan argumen atau mempertahankan harga diri. Pada akhirnya, meski terjadi perdebatan seru, pihak yang terlibat meninggalkan perdebatan dengan perasaan diperhatikan dan dihormati.

Pemahaman dan penyesuaian gaya komunikasi yang berbeda dapat membuat konflik tetap produktif. 

Bertemu di Tengah

Sukses di tempat kerja membutuhkan konflik produktif. Kita membutuhkan jawaban dan ide terbaik, yang menuntut kita untuk mempertanyakan asumsi kita dan memperdebatkan pendekatan serta jawaban baru.

Agar kita memiliki jenis konflik produktif yang dibutuhkan untuk sukses, kita harus berusaha untuk menuju titik tengah.

Ketika dihadapkan pada konflik yang tidak produktif, semua orang harus berusaha menyelesaikan masalah ini. Kemudian setiap orang harus bekerja untuk mengatasi masalah tersebut secara langsung. Beberapa orang, perlu berusaha lebih peka untuk menyadari ketika sekitarnya merasa tidak nyaman, dan yang lainnya, perlu lebih aktif untuk menyampaikan pikiran dan pendapat mereka.

Dengan saling menghormati dan berusaha untuk menyesuaikan gaya komunikasi, tim dapat terlibat dalam jenis konflik produktif yang mengarah pada kesuksesan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *