Mengembangkan Budaya Tempat Kerja yang Positif (3)
Setelah mengetahui manfaat membangun budaya tempat kerja yang positif, kita akan membahas praktik terbaik dalam memunculkan budaya itu. Di bagian sebelumnya kita telah membahas dua langkah pertama, dan bagian ini adalah kelanjutannya.
Langkah ketiga adalah memantapkan komunikasi internal. Cara berkomunikasi antara berbagai pemangku kepentingan di tempat kerja Anda memiliki dampak yang signifikan pada budaya tempat kerja secara keseluruhan. Dengan munculnya tren kerja jarak jauh dan tempat kerja yang tersebar, meningkatkan komunikasi karyawan melalui media digital telah menjadi salah satu prioritas utama bagi banyak perusahaan. Karyawan ingin selalu mendapatkan informasi, tetap terhubung, dan selalu mengetahui apa yang terjadi di organisasi. Mereka ingin tahu arah perusahaan. Mereka ingin dapat dengan mudah mengakses informasi penting perusahaan di mana pun mereka berada, kapan pun, dari perangkat apa pun. Jangan heran bila Anda menyaksikan adanya transformasi signifikan di departemen komunikasi internal karena mereka menjadi mitra bisnis strategis yang penting. Mereka beralih dari peran fungsional yang mendukung menjadi peran yang bertanggung jawab untuk terus-menerus meningkatkan pengalaman karyawan di tempat kerja.
Langkah berikutnya adalah mendorong kolaborasi dan hubungan yang kuat. Hubungan yang kuat di tempat kerja dapat menghasilkan peningkatan dalam komunikasi yang efektif, yang merupakan prasyarat paling penting untuk membangun dan mengelola budaya tempat kerja yang positif. Saat ini, departemen tidak dapat bekerja secara terisolasi lagi. Karena pekerjaan dan departemen sangat bergantung satu sama lain, organisasi perlu memastikan kolaborasi dan komunikasi yang mudah di antara tim-tim yang berbeda. Selain itu, 86% karyawan dan eksekutif mengutip kurangnya kolaborasi atau komunikasi yang tidak efektif sebagai penyebab kegagalan di tempat kerja. Budaya tempat kerja yang beroperasi berdasarkan komunikasi satu arah di mana karyawan tidak bisa bertanya, memberikan rekomendasi, mudah menghubungi kolega, dan menemukan informasi penting, masih memiliki jalan panjang dalam menciptakan pengalaman karyawan yang berkesan. Oleh karena itu, mempromosikan transparansi dan komunikasi terbuka antara kepala departemen, manajemen, dan anggota tim sangat penting.
Selanjutnya adalah mewujudkan kepemimpinan yang autentik dan dipercaya. Kepemimpinan adalah aspek yang paling penting dari budaya tempat kerja setiap organisasi. Selain itu, pemimpin adalah orang-orang yang seharusnya terus-menerus mempromosikan nilai-nilai perusahaan dan bertindak sebagai contoh teladan bagi seluruh organisasi. Namun, bagaimana kepemimpinan dan cara mereka berkomunikasi mempengaruhi karyawan dan budaya tempat kerja secara keseluruhan? Menurut penelitian, 61% karyawan menganggap kepercayaan pada manajemen senior sebagai hal yang penting bagi kepuasan mereka. Di lingkungan kerja saat ini, para pemimpin mencoba mencari cara baru untuk memotivasi karyawan, menjadi pembela bagi mereka, dan menumbuhkan semangat dan komitmen. Meskipun pemimpin merupakan elemen penting untuk budaya yang sukses, masih ada banyak ruang untuk perbaikan; 35% karyawan tidak mempercayai para pemimpin senior di organisasi mereka. Secara tradisional, peran kepemimpinan bukan berbicara langsung kepada tenaga kerja dan terlibat dalam percakapan perusahaan secara menyeluruh. Namun, di era kekinian, para pengusaha yang berorientasi pada karyawan menuntut para pemimpin untuk bersentuhan dengan khalayak internal mereka dengan cerita yang autentik, inspiratif, dan memotivasi.