Mengoptimalkan Peran Duta Internal dan Influencer dalam Komunikasi Perusahaan
Selama dekade terakhir, pembahasan tentang pengaruh internal dalam komunikasi perusahaan masih terus berkembang. Namun, perbincangan tersebut cenderung statis dan belum merespons sepenuhnya pada dinamika komunikasi informal yang terjadi di lingkungan perusahaan. Manajemen yang mulai menyadari pentingnya komunikasi informal ini, ingin mengendalikannya sebaik mungkin.
Beberapa perusahaan memiliki program terstruktur untuk menunjuk karyawan sebagai duta internal atau panutan bagi rekan kerja lainnya. Program-program ini dirancang untuk mengakui dan menghargai karyawan berprestasi tinggi, meningkatkan budaya perusahaan yang positif, dan memotivasi karyawan lain untuk berprestasi.
Beberapa contoh perusahaan yang memiliki program duta internal misalnya Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan Program “BCA Star” yang memberikan penghargaan kepada karyawan berprestasi dan berdedikasi. Kemudian PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) yang punya Program “Telkom Teladan.” Program ini mengakui dan menghargai karyawan yang menunjukkan perilaku teladan dan berkontribusi pada kesuksesan perusahaan.
PT Unilever Indonesia Tbk memiliki Program “Unilever Role Models” yang mengidentifikasi dan mengapresiasi karyawan yang menjalani nilai-nilai perusahaan dan menginspirasi orang lain. Pada PT Astra International Tbk, Program “Astra Gemilang” memberikan penghargaan kepada karyawan berprestasi tinggi yang berkontribusi pada pertumbuhan perusahaan. Contoh terakhir bisa ditemukan pada PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang mencanangkan Program “Toyota Excellent Manufacturing (TEM)”. Program ini mengembangkan karyawan yang berkomitmen pada peningkatan berkelanjutan dan keunggulan operasional.
Namun, program penunjukan duta internal tidak selalu efektif ketika perusahaan dan manajer menganggapnya sebagai program “influencer” dan menyebut duta sebagai “influencer”. Sebenarnya, peran influencer dan duta internal memiliki perbedaan yang signifikan.
Influencer adalah individu di organisasi yang menjadi sumber pengetahuan, dukungan, dan pemahaman bagi rekan kerja mereka. Mereka memperoleh pengaruh melalui rasa hormat, berbagi pengetahuan, dan memberikan pandangan yang berharga kepada rekan kerja. Sementara itu, duta internal sering kali ditunjuk secara resmi oleh manajemen atau SDM tanpa mempertimbangkan pengaruh sebenarnya yang dimiliki.
Dalam mengoptimalkan program duta internal, perusahaan perlu memperhatikan peran influencer yang sebenarnya. Mengidentifikasi influencer yang nyata dapat membantu perusahaan memperkuat program duta internal dengan memanfaatkan jaringan, konten, dan konteks yang dimiliki oleh influencer. Dengan mengintegrasikan peran influencer yang telah terbukti efektif, program duta internal dapat menjadi lebih kuat dan lebih berdampak dalam mencapai tujuan organisasi.
Perusahaan perlu memahami perbedaan antara duta internal dan influencer, serta mengembangkan program-program yang sesuai dengan peran masing-masing. Dengan pendekatan yang tepat, program duta internal dan influencer dapat bekerja secara sinergis untuk menggerakkan agenda perusahaan dan mencapai kesuksesan bersama.