Budaya Organisasi

Pentingnya Komunikasi di Tempat Kerja yang Positif 2

Pada bagian sebelumnya, kita membahas beberapa manfaat komunikasi yang tepat di tempat kerja. Namun, sebenarnya ada beberapa manfaat lain yang banyak organisasi bahkan tidak menyadari. Beberapa di antaranya termasuk menghilangkan kesenjangan komunikasi, meningkatkan berbagi pengetahuan dalam organisasi, serta meningkatkan dukungan dan perasaan sebagai perwakilan. Oleh karena itu, sudah pasti bahwa perusahaan perlu lebih banyak berinvestasi dalam upaya komunikasi karyawan. Mereka perlu lebih memahami bagaimana menyesuaikan komunikasi dengan lingkungan bisnis yang baru dan keberagaman tenaga kerja multigenerasi.

Saat ini telah terjadi 3 perubahan cara komunikasi di tempat kerja. Ini diawali dengan kejadian bahwa sebagian besar bisnis meminta karyawan mereka untuk bekerja dari rumah karena pembatasan COVID-19. Pergeseran yang mengarah kepada pola kerja jarak jauh ini ternyata tetap berlangsung. Secara sederhana, cara kerja kita tidak akan sama seperti sebelum wabah. Salah satu alasan utama mengapa tidak ada istilah “kembali ke normal” adalah karena sebagian besar perusahaan tetap menawarkan pola kerja fleksibel. Kerja jarak jauh menjadi norma baru. Hal itu memiliki beberapa konsekuensi bagi bisnis:

Bisnis harus memikir ulang strategi komunikasi internalnya. Salah satu perubahan terbesar yang mungkin kita lihat dalam waktu dekat adalah adopsi alat komunikasi internal baru oleh sebagian besar perusahaan. Itu karena email dan bahkan alat konferensi video tidak akan cukup untuk menjaga bisnis berjalan lancar. Ketika perusahaan meminta karyawannya untuk bekerja dari rumah, sebagian perusahaan mulai menyediakan tim mereka dengan alat konferensi video agar rapat lebih mudah dilakukan dari jarak jauh. Namun, kolaborasi jarak jauh tidak terbatas pada pertemuan empat mata atau tim. Situasi dunia saat ini secara drastis mengubah tempat kerja, yang berarti tim komunikasi internal harus menemukan cara yang tepat untuk:

  • Secara efektif mengkomunikasikan prosedur keselamatan dan keamanan kepada karyawan;
  • Membantu karyawan mengikuti apa yang sedang dikerjakan tim lain sehingga mereka dapat lebih memadukan upaya mereka untuk memenuhi tenggat waktu;
  • Memudahkan karyawan untuk mengikuti berita perusahaan sehingga mereka memiliki pemahaman yang baik tentang arah perusahaan dan tidak merasa terputus dari rekan kerja lainnya.

Membantu karyawan menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi akan menjadi salah satu prioritas utama bisnis. Karena kerja jarak jauh kemungkinan akan tetap ada – setidaknya sebagian, tim komunikasi internal dan SDM harus membantu karyawan menemukan keseimbangan yang tepat antara kehidupan profesional dan pribadi mereka. Penelitian menunjukkan bahwa ketika bekerja dari jarak jauh, orang cenderung lebih produktif. Misalnya, HubSpot menemukan bahwa 77% karyawan merasa lebih produktif saat bekerja dari rumah. Namun, bagi sebagian besar dari karyawan itu, hal itu berarti mereka bekerja lebih lama. Menurut Business News Daily, karyawan jarak jauh bekerja selama 1,4 hari lebih dalam sebulan dibandingkan dengan rekan kerja yang bekerja di kantor, sehingga mengakibatkan lebih dari tiga minggu tambahan kerja setiap tahun. Akibatnya, 29% karyawan jarak jauh mengatakan mereka kesulitan menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, dan 31% mengatakan mereka perlu mengambil cuti untuk kesehatan mental mereka. Karena kerja jarak jauh akan tetap ada, tidak diragukan lagi tim SDM dan komunikasi internal harus mengembangkan proses baru untuk mendukung karyawan dalam pekerjaan sehari-hari dan melindungi kesehatan mental dan kesejahteraan mereka dengan komunikasi di tempat kerja yang efektif.

Tim komunikasi internal dan SDM harus mengembangkan cara orientasi baru bagi karyawan baru. Proses ini merupakan langkah kritis. Impresi pertama karyawan mengenai perusahaan memiliki dampak langsung pada keinginan mereka untuk meneruskan pekerjaan di perusahaan. Orientasi yang efektif meningkatkan retensi karyawan baru sebanyak 82%. Selain itu, karyawan baru yang mengikuti program orientasi yang terstruktur dengan baik memiliki kemungkinan 82% lebih tinggi untuk tetap bekerja di perusahaan hingga tiga tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *