Decision Making

siklus OODA 1

Tentunya, Anda telah mendengar bahwa informasi adalah komoditas paling berharga di zaman sekarang ini. Namun, seperti komoditas lainnya, nilai informasi akan terungkap ketika digunakan sebagai input untuk sesuatu yang lain.

Mari kita ambil contoh mobil Anda. Bensin adalah input untuk mobil. Meski kualitas input yang kita gunakan penting, kualitas kerangka kerja yang digunakan untuk memproses informasi juga sama pentingnya. Mobil kelas atas memberikan efisiensi bahan bakar yang lebih baik daripada mobil kelas bawah, bukan? Konsep ini berlaku jauh melampaui teknologi kita.

Ketika kita mencoba membuat keputusan – seperti memilih camilan apa yang harus dibeli atau pekerjaan mana yang harus diterima – informasi adalah input kita. Ada banyak kerangka kerja pengolahan informasi, dan banyak di antaranya mengikuti beberapa bentuk ‘siklus pembelajaran aksi’ (Action Learning Cycle, ALC). Dalam siklus pembelajaran aksi secara umum, Anda mengembangkan rencana, melakukan tindakan, merenungkan tindakan tersebut, dan mensintesis pembelajaran.

Pengolahan informasi yang efektif sangat penting untuk sukses dalam lingkungan yang kompetitif. Kita sering merujuk jenis informasi yang digunakan dalam konteks pengambilan keputusan tersebut sebagai ‘intelijen’. Lingkungan yang kompetitif sering digambarkan sebagai ‘permainan zero-sum’ di mana kesuksesan satu pemain berarti kegagalan pemain lain.

Tidak seperti latihan belajar mandiri atau eksperimen ilmiah, pengambilan keputusan dalam lingkungan yang kompetitif sering menghadapi gangguan dari pesaing. Artinya, Anda harus membuat keputusan yang akan membantu Anda berhasil tapi dengan mengorbankan pesaing Anda. Kerangka kerja pengolahan informasi apa yang bisa digunakan ketika Anda terlibat dalam ‘permainan zero-sum’ dengan lawan?

Sebuah kerangka kerja pengolahan informasi untuk lingkungan ‘permainan zero-sum’ dikembangkan oleh Kolonel Angkatan Udara Amerika dan strategi militer John Boyd. Biasa dikenal sebagai ‘Siklus OODA’ atau ‘Siklus Boyd,’ kerangka kerja pengolahan informasi ini sering disajikan sebagai siklus sederhana empat keadaan: Observasi, Orientasi, Keputusan (decision), dan Tindakan (action).

Pada dasarnya, Siklus OODA adalah proses yang melibatkan pengamatan, orientasi berdasarkan pengamatan tersebut, membuat keputusan, dan kemudian bertindak berdasarkan keputusan tersebut. Meskipun tampak sederhana, proses ini sebenarnya sangat kompleks dan membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang lingkungan dan pesaing Anda.

Boyd percaya bahwa kunci sukses dalam lingkungan yang kompetitif terletak pada kemampuan pesaing untuk ‘bermanuver di dalam siklus OODA milik lawan.’ Ini pada dasarnya adalah definisi Boyd dari apa yang umumnya kita sebut sebagai ‘masuk ke dalam kepala lawan Anda.’ Meskipun dia tidak pernah secara formal memberikan deskripsi, dia menjelaskan proses tersebut sebagai kemampuan untuk ‘Mengamati, mengorientasikan, memutuskan dan bertindak dengan lebih tak terlihat, lebih cepat, dan lebih tidak terpola’ daripada lawan. Dia percaya bahwa tipe aksi ini akan menghasilkan efek yang membingungkan pada lawan, sehingga mengganggu Orientasi siklus OODA lawan dan mencegah lawan untuk mengambil tindakan yang efektif.

Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa pengolahan informasi bukan hanya tentang memiliki data, tetapi juga tentang bagaimana kita menggunakan, memahami, dan merespons data tersebut dalam konteks yang lebih luas. Dengan memahami dan menerapkan kerangka kerja seperti Siklus OODA, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dan lebih efektif dalam lingkungan yang kompetitif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *