Cara Mengembangkan dan Menerapkan Strategi SDM yang Efektif (bag 2)
Meskipun tidak selalu ada cara yang “benar” atau “salah” dalam menyusun strategi SDM yang sukses, tentu ada beberapa prinsip terbaik yang harus diikuti. Hal ini terutama terjadi jika tujuan Anda adalah membangun strategi SDM yang akan mengubah organisasi Anda — dan orang-orangnya — dari dalam ke luar. Dan karena strategi tingkat bisnis sering mengalami pasang surut seiring dengan berbagai perubahan sosial, politik, ekonomi, dan budaya dunia, Pendekatan yang dilakukan organisasi terhadap strategi SDM saat ini mungkin sangat berbeda dengan cara mereka mendekatinya bahkan satu atau dua tahun yang lalu.
Berikut ini adalah lima langkah yang bisa Anda tempuh ketika mengembangkan dan menerapkan strategi SDM yang efektif.
1. Melakukan penyesuaian dengan kebutuhan bisnis
Strategi bisnis menentukan bagaimana bisnis akan mencapai tujuannya dan bertumbuh – dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Strategi SDM melengkapi strategi bisnis dengan menciptakan infrastruktur internal yang dapat secara efektif mengaktifkan orang-orang dan proses pencapaian tujuan tersebut.
Semua sudah mengetahui bahwa membangun strategi SDM tidak dapat dilakukan dalam ruang hampa. Strategi itu harus mengalir turun dari strategi bisnis organisasi yang lebih luas dan, yang lebih penting, memposisikan karyawan organisasi sebagai perekat antara strategi SDM dengan strategi bisnis.
Berikut ini adalah contohnya. Katakanlah sebuah perusahaan, yang menderita selama krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19, memutuskan untuk mengalihkan fokusnya dari akuisisi pelanggan baru menjadi menggandakan retensi pelanggan dalam upaya mengurangi pergolakan bisnisnya. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menciptakan pengalaman pelanggan yang luar biasa yang menempatkan ‘penguatan hubungan pelanggan’ di bagian atas daftar prioritasnya.
Menciptakan pengalaman pelanggan yang luar biasa berarti memiliki karyawan yang berdedikasi di lapangan untuk mendukung dan memelihara hubungan perusahaan dengan pelanggan. Jadi untuk memastikan tidak ada pelanggan yang terlepas, terutama pada saat yang penuh gejolak, perusahaan ini mungkin ingin secara bersamaan menyelaraskan strategi SDM untuk lebih fokus pada retensi karyawan untuk meminimalkan dan, mudah-mudahan, menghindari gangguan dalam pengalaman pelanggan.
Ini hanyalah salah satu contoh bagaimana strategi SDM dapat menjadi penyokong strategi bisnis — dan pengingat bahwa manajemen sumber daya manusia strategis dapat memengaruhi laba organisasi. Yaitu ketika strategi SDM sangat selaras dengan kebutuhan bisnis yang lebih luas.
Strategi SDM harus berhubungan dengan semua bagian bisnis. Dimulai dengan mendengarkan kebutuhan pelanggan; atas dasar itu, manajemen SDM merancang organisasi, proses internal, dan rencana komunikasi berdampak yang selaras, dan mendukung tujuan perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang. Hanya dengan cara ini manajemen SDM menciptakan kondisi yang memungkinkan bisnis dan orang-orangnya sukses.
bersambung