Meningkatkan Keragaman & Inklusi di Tempat Kerja

Keragaman & Inklusi di Tempat Kerja mengacu pada upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang menghargai perbedaan individu dalam hal latar belakang, identitas, dan pengalaman, serta memastikan bahwa semua orang merasa diterima dan dihormati. Hal ini melibatkan usaha memperjuangkan keadilan, kesetaraan, dan peningkatan representasi beragam di tempat kerja.

Regulasi yang mengatur Keragaman & Inklusi di Tempat Kerja di Indonesia termasuk diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang melarang diskriminasi dalam hubungan kerja berdasarkan suku, agama, ras, dan gender. Selain itu, terdapat Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 1981 tentang Pekerjaan bagi Disabilitas yang menjamin hak-hak pekerja disabilitas. Upaya lainnya berupa kebijakan perusahaan yang mendukung diversitas dan inklusi di tempat kerja.

Meningkatkan keragaman dan inklusi di tempat kerja merupakan upaya berkelanjutan yang memerlukan komitmen dari semua pihak dalam organisasi. Langkah awal yang penting adalah melibatkan pimpinan dalam memperkuat keragaman dan inklusi. Pimpinan yang berkomitmen dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Pimpinan perusahaan harus dengan formal menyatakan komitmen terbuka bahwa nilai keragaman dan inklusi sebagai bagian dari budaya perusahaan. Perusahaan misalnya secara terbuka mencanangkan target meningkatkan representasi perempuan di posisi kepemimpinan dari 10% menjadi 22% dalam 2 tahun. Langkah-langkah seperti menetapkan target representasi perempuan, menyediakan pelatihan, dan menciptakan program mentoring bisa Anda jadikan andalan dalam meraih keberhasilan meningkatkan keberagaman dan inklusi di perusahaan.

Selain peran pimpinan, membangun budaya inklusif juga menjadi langkah penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang ramah dan beragam. Untuk membangun budaya inklusif di perusahaan, Anda bisa mengadakan program mentoring, kelompok sumber daya karyawan, dan acara yang merayakan perbedaan. Acara yang merayakan perbedaan ini bisa Anda namai “Diversity Day” atau “Inclusion Celebration”. Contoh nyata dari acara semacam ini adalah “International Cultural Day” di mana karyawan dari berbagai latar belakang budaya memperkenalkan dan merayakan keunikan budaya mereka melalui makanan tradisional, pakaian, tarian, dan aktivitas lainnya. Acara semacam ini membantu memperkuat hubungan antar karyawan, meningkatkan pemahaman lintas budaya, dan mempromosikan kerjasama yang inklusif di tempat kerja. Dampak positif yang bisa diharapkan dari program ini adalah peningkatan kepuasan karyawan, retensi karyawan, dan inovasi di perusahaan.

Tidak hanya itu, menerapkan kebijakan dan praktik yang mendukung keragaman dan inklusi juga menjadi aspek penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang adil dan setara. Contohnya dengan menerapkan blind recruitment, yaitu praktik di mana informasi pribadi yang dapat menyebabkan bias, seperti nama, usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial, disembunyikan dari para perekrut saat proses seleksi. Tujuannya adalah untuk mendorong perekrutan berdasarkan kualifikasi dan kompetensi yang sebenarnya, tanpa dipengaruhi oleh faktor diskriminatif. Dengan demikian, blind recruitment bertujuan untuk meningkatkan keberagaman dan inklusi di tempat kerja dengan memastikan seleksi karyawan didasarkan pada merit.

Terakhir, memantau dan mengukur kemajuan inisiatif keragaman dan inklusi di tempat kerja penting untuk memastikan tujuan tercapai. Lacak kemajuan secara teratur dan melakukan survei karyawan untuk mengukur tingkat inklusi di tempat kerja.

Secara keseluruhan, meningkatkan keragaman dan inklusi di tempat kerja bukan hanya tentang keadilan, tetapi juga tentang investasi jangka panjang bagi kesuksesan organisasi. Dengan melibatkan semua pihak, membangun budaya inklusif, menerapkan kebijakan yang mendukung, dan terus memantau kemajuan, organisasi dapat menciptakan lingkungan kerja yang beragam, inklusif, dan produktif.