Bebaskan Diri dari Jeratan Mentalitas Masa SMA
Pernahkah Anda merasa terjebak dalam pola pikir masa SMA, di mana Anda selalu khawatir tentang apa yang dipikirkan orang lain? Hal ini umum terjadi, karena masa SMA sering kali menjadi periode di mana kita mulai terobsesi dengan persepsi orang lain.
Ketakutan ini dapat menghambat kreativitas, keberanian, dan kebahagiaan kita. Kita ragu untuk mengambil risiko, mengekspresikan diri, dan mengejar mimpi karena takut dihakimi.
Kebiasaan lebih mengkhawatirkan apa yang dipikirkan orang lain tentang kita dibandingkan dengan pemikiran kita sendiri biasanya dimulai di sekolah menengah atas, namun hal ini dapat berlangsung seumur hidup.
Suatu hari di sebuah seminar, seorang pembicara membuka sesi tanya jawab bagi para peserta seminar. Sebetulnya pembicara ini sangat suka ketika para peserta seminar menajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan. Namun di saat itu para peserta sepertinya sedang terjebak dengan mentalitas remaja di masa SMA. Para peserta enggan bertanya.
Akhirnya pembicara menemukan cara menyikapi momen hening yang meliputi ruang seminar ketika ia memancing pertanyaan dari peserta. Pembicara lalu berkata kepada para peserta bahwa jika tidak ada pertanyaan pada saat ini, kita akan istirahat. Sebagian besar peserta tentu menginginkan waktu istirahat, jadi peserta akan segera terbebas dari sesi tanya jawab. Namun pertanyaan adalah bagian yang paling menyenangkan dari sebuah seminar bagi pembicara, maka pembicara membuat sebuah permainan.
Setelah lima pertanyaan—kita istirahat. Selanjutnya ternyata para peserta mendesak orang-orang di sekitar mereka agar mengajukan pertanyaan. Sehingga pada akhirnya peserta bersedia mengajukan pertanyaan dan istirahat lebih cepat.
Meskipun ini merupakan cara yang kurang alami yang lucu dalam memulai dialog, sebenarnya hal ini dapat menghilangkan tekanan. Ini membawa peserta keluar dari mentalitas remaja sekolah menengah atas.
Ini saatnya menyadari apa yang kita lakukan dan, sekali lagi, meninggalkan mentalitas remaja sekolah menengah atas. Saatnya kembali ke masa sebelum menjadi pelajar sekolah menengah atas yang dipenuhi kreativitas, kepolosan dan keberanian sosial, serta memanfaatkan diri semaksimal mungkin.
Berikut beberapa tips:
Langkah pertama adalah menyadari bahwa Anda memiliki kebiasaan ini. Perhatikan kapan Anda merasa ragu untuk bertindak karena takut penilaian orang lain.
Langkah berikutnya, ketika Anda memiliki pikiran negatif tentang apa yang dipikirkan orang lain, tanyakan pada diri sendiri apakah pikiran tersebut benar. Apakah orang itu benar-benar peduli seperti yang Anda bayangkan?
Langkah ketiga, alih-alih memikirkan apa yang dipikirkan orang lain, fokuslah pada apa yang Anda inginkan dan butuhkan. Apa yang ingin Anda capai dalam hidup? Apa yang membuat Anda bahagia?
Langkah keempat adalah berani mengambil risiko. Salah satu cara terbaik untuk mengatasi ketakutan adalah dengan menghadapinya secara langsung. Ambil risiko kecil dan lihat apa yang terjadi. Anda mungkin terkejut dengan betapa mudah dan menyenangkannya.
Langkah kelima adalah berusaha bergaul dengan mereka yang bersikap positif. Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang mendukung dan menyemangati Anda. Orang-orang positif akan membantu Anda tetap fokus pada tujuan dan meningkatkan kepercayaan diri Anda.
Langkah keenam, pikirkan tentang masa kecil Anda. Saat Anda penuh dengan imajinasi dan keberanian. Apa yang membuat Anda begitu percaya diri saat itu? Cobalah untuk membawa kembali semangat itu ke dalam hidup Anda saat ini.
Menemukan kembali kreativitas dan keberanian membutuhkan waktu dan usaha, tetapi itu adalah perjalanan yang bermanfaat. Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat mulai membebaskan diri dari jeratan masa SMA dan menjalani hidup yang lebih bahagia dan memuaskan.