Panduan Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis 2
Berpikir kritis ternyata memiliki banyak manfaat. Latar belakang terkait mengapa kita perlu menerapkan pemikiran yang kritis telah kita bahas di bagian sebelumnya. Kini kita perlu memahami apa saja proses berpikir kritis.
Berpikir kritis itu sendiri mengikuti proses logis yang terdiri dari enam langkah. Langkah-langkah itu adalah: Pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan pengambilan tindakan. Mari kita lihat kesemuanya ini secara ringkas.
Pengetahuan: Langkah ini mengidentifikasi masalah yang harus dipecahkan. Pertanyaan diajukan untuk memahami masalah secara mendalam. Dalam beberapa kasus, mungkin tidak ada masalah yang sebenarnya, dan oleh karena itu, tidak perlu melakukan langkah-langkah lain dalam situasi seperti itu. Pada tahap ini, Anda harus bertanya dua pertanyaan dasar: Apa masalahnya? Dan mengapa perlu dipecahkan?
Pemahaman: Setelah mengidentifikasi masalah, langkah berikutnya adalah memahaminya sepenuhnya bersama dengan situasi dan fakta-fakta yang terkait. Dan data yang tepat harus dikumpulkan terkait masalah tersebut dengan menggunakan berbagai metode penelitian yang bervariasi tergantung pada masalahnya.
Penerapan: Pada langkah ini, suatu keterkaitan atau model dibuat berdasarkan data dari dua langkah sebelumnya berdasarkan fakta-fakta dan sumber daya yang tersedia. Peta pemikiran akan membantu menganalisis situasi yang bermasalah, membangun hubungan antara situasi yang bermasalah dan masalah sebenarnya, yang membantu dalam menentukan cara terbaik untuk memecahkannya.
Analisis: Setelah langkah penerapan, kita perlu menganalisis situasi untuk mencari tahu situasi tersebut, manakah yang merupakan titik kuat, titik tantangan, dan titik lemah yang harus dihadapi saat memecahkan masalah.
Sintesis: Pada tahap ini, berdasarkan hasil dari langkah-langkah sebelumnya, keputusan harus ditentukan terkait bagaimana cara memecahkan masalah ini. Jika ada lebih dari satu solusi, maka solusi-solusi tersebut harus dievaluasi dan diprioritaskan untuk menemukan solusi yang sesuai. Anda dapat mengikuti analisis SWOT saat memilih prioritas.
Mengambil Tindakan: Pada langkah terakhir ini, hasil dari berpikir kritis harus diubah menjadi langkah-langkah tindakan. Metode ini dapat digunakan untuk mengatasi bias emosional dan pribadi saat memikirkan pemecahan masalah. Waktu yang diperlukan untuk mengadaptasi pemikiran kritis bervariasi dengan sifat masalah. Ini bisa bervariasi dari menit, jam, hingga hari. Keuntungan menggunakan pemikiran kritis adalah bahwa pemikiran ini membantu memperluas pandangan kita tentang situasi dan memperluas kemungkinan berpikir kita. Namun, langkah-langkah ini harus diubah menjadi rencana tindakan yang memastikan bahwa resolusi yang dipilih berhasil dicapai dan diintegrasikan antara semua pihak yang terlibat.
Berpikir kritis adalah keterampilan yang dapat Anda pelajari dengan melatih langkah-langkah tertentu berulang kali. Sehingga Anda dapat menjadi mahir dalam berpikir secara kritis. Lalu apa saja cara meningkatkan kemampuan berpikir kritis?
Pertama, Ajukan Pertanyaan Dasar. Berpikir kritis sebenarnya dimulai dengan pertanyaan. Anda perlu mengajukan lebih banyak pertanyaan untuk mengetahui segala sesuatu tentang detailnya.
Berikut adalah beberapa pertanyaan dasar yang harus Anda ajukan ketika menghadapi masalah: Apa yang Anda ketahui? Bagaimana Anda tahu itu? Apa yang sedang Anda coba ketahui? Apa yang sedang Anda lewatkan?
Kedua, Pertanyakan Asumsi Dasar. Beberapa orang paling terkenal dan cerdas dalam sejarah adalah orang-orang yang mempertanyakan bagaimana jika sebuah teori umum selama ini keliru. Dari Newton hingga Einstein, mempertanyakan asumsi adalah tempat terjadinya penemuan. Anda tidak perlu menjadi seorang Einstein yang antusias dalam mempertanyakan asumsi. Jika Anda mencari bantuan dalam proses ini, maka cobalah Oblique Strategies. Ini adalah metode yang diciptakan oleh musisi Brian dan seniman Peter untuk membantu dalam pemecahan masalah kreatif. Metode ini mendorong orang menggunakan asumsi yang tidak lazim.