Leadership

Hukum Momentum yang Besar 3

Dalam tulisan ini kita kembali mengikuti kisah seorang pemimpin, yang merupakan seorang guru bernama Jaime Escalante, dalam membangun sebuah momentum yang besar demi menciptakan perubahan di lingkungan sekolahnya. Diceritakan bahwa berbagai momentum negatif terus-menerus mendera ia dan sekolahnya. Hingga seorang kepala sekolah baru datang menghentikan momentum negatif itu.

Dalam sistem pendidikan di negeri paman sam, terdapat opsi ujian lanjutan (AP) bagi tiap siswa SMA. Sekolah Escalante juga menyediakan opsi ini. Setiap tahun beberapa siswa mengikuti ujian bahasa Spanyol, dan kadang-kadang ada satu atau dua yang mencoba ujian fisika atau sejarah. Namun masalahnya, sekolah tidak memiliki seorang pengajar yang memiliki visi membawa siswanya melangkah lebih jauh dengan mempersiapkan siswanya agar sukses menempuh ujian AP. Dalam banyak hal, memang dibutuhkan seorang pemimpin untuk memulai. Di sinilah peran Escalante muncul. Ia percaya bahwa dirinya dan sekolah bisa memberikan dampak positif pada kehidupan siswanya, dan cara untuk memulai perubahan adalah dengan mengajak siswa terbaik sekolah mengikuti ujian kalkulus.

Pada musim gugur tahun 1978, Escalante membentuk kelas persiapan ujian AP kalkulus pertamanya. Dengan mencari setiap calon yang mungkin mampu mengikuti kelas tersebut dari populasi 3.500 siswa Garfield, ia hanya berhasil menemukan empat belas siswa. Di beberapa pertemuan awal, ia menjelaskan kerja keras yang harus dilakukan untuk mempersiapkan ujian AP kalkulus di akhir tahun.

Hingga akhir minggu kedua sekolah, ia telah kehilangan tujuh siswa—setengah dari jumlah kelas. Bahkan yang tinggal juga tidak siap dengan kalkulus. Dan pada akhir musim semi, ia hanya memiliki lima siswa. Mereka semua mengikuti ujian AP pada bulan Mei, tetapi hanya dua yang lulus.

Escalante merasa kecewa, tetapi ia menolak untuk menyerah, terutama karena ia telah membuat beberapa kemajuan. Ia tahu bahwa jika bisa memberikan beberapa keberhasilan kepada siswa-siswanya, membangun kepercayaan diri mereka, dan memberikan harapan, ia bisa menggerakkan mereka maju. Jika ia bisa membangun momentum, segala sesuatu di sekolah bisa berubah.

Escalante menyadari bahwa ia hanya bisa berhasil jika siswanya terinspirasi dengan baik dan dipersiapkan dengan benar. Dalam hal ini terdapat dua faktor penting, yaitu motivasi dan persiapan. Motivasi bukanlah masalah karena guru kalkulus ini memiliki bakat di bidang tersebut. Ia dapat membaca siswanya dengan sangat baik dan selalu tahu persis apa yang harus dilakukan. Bila perlu, Escalante memberikan mereka pekerjaan rumah tambahan atau menantang siswa atlet sekolah dengan sebuah pertandingan. Escalante nyatanya tidak pernah kalah! Jika siswanya butuh dorongan, ia akan membawa mereka ke McDonald’s sebagai hadiah. Jika mereka malas, ia akan memberikan inspirasi, membangkitkan sebentuk kekaguman, menghibur, dan bahkan mengintimidasi mereka. Dan sepanjang perjalanan, ia memberikan contoh kerja keras, dedikasi pada keunggulan masing-masing individu, dan sebuah keinginan yang kuat.

Escalante memperkenalkan lebih banyak aljabar dan trigonometri kepada siswa di kelas-kelas yang lebih rendah, dan ia mendapatkan bantuan dari beberapa koleganya dalam melakukan hal yang sama. Ia juga mulai mendukung program musim panas untuk mengajar matematika tingkat lanjutan. Dan dari waktu ke waktu, siswa-siswa tersebut mengalami peningkatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *