Leadership

Hukum Prioritas dalam Kepemimpinan 1

Para pemimpin yang bijak selalu memahami bahwa sekadar melakukan aktivitas bukanlah jaminan akan mencapai hasil yang diinginkan. Mereka tidak pernah berhenti untuk menilai dan memprioritaskan tugas-tugas mereka, terlepas dari apakah mereka memimpin sebuah kelompok kecil, sebuah organisasi sosial, bisnis kecil, atau perusahaan yang memiliki nilai miliaran.

John C. Maxwell membagikan pengalamannya ketika ia memutuskan untuk memindahkan beberapa perusahaannya dari San Diego, California, ke Atlanta, Georgia. Peristiwa itu mengingatkan Maxwell akan pentingnya memahami prioritas.

Sebelumnya, Maxwell merasa San Diego adalah tempat yang sempurna untuk tinggal selamanya. Kota yang indah dengan iklim yang luar biasa, pantai yang hanya berjarak sepuluh menit, dan pegunungan yang dapat dijangkau dalam dua jam. Selain itu, San Diego memiliki budaya yang kaya, tim olahraga profesional yang diidolakan, dan restoran-restoran mewah. Maxwell bahkan dapat bermain golf sepanjang tahun. Namun, suatu hari, ia duduk dan mulai merenung tentang bagaimana ia menghabiskan waktunya.

Maxwell menyadari bahwa tinggal di San Diego seringkali membuat dirinya harus bepergian jauh hanya untuk menghubungkan penerbangan. Linda, asisten Maxwell, menghitung berapa banyak waktu yang ia habiskan untuk perjalanan bolak-balik antara San Diego dan Dallas pada tahun 1996, dan hasilnya membuat ia terkejut. Ia menghabiskan dua puluh tujuh hari dalam setahun hanya untuk menghubungkan penerbangan. Itulah saat ia menyadari bahwa perubahan prioritas perlu dilakukan.

Seperti yang dikatakan Stephen Covey, penulis yang karyanya banyak dipakai di bidang manajemen pribadi dan organisasi, seorang pemimpin harus bisa melihat situasi secara keseluruhan dan berteriak jika ada yang salah. Itulah mengapa Maxwell dan timnya memilih Atlanta sebagai lokasi yang ideal. Ini adalah pusat penerbangan utama, yang memungkinkan Maxwell mencapai 80 persen wilayah Amerika Serikat dalam dua jam penerbangan. Selain itu, Atlanta menawarkan beragam kesempatan budaya, rekreasi, dan hiburan.

Pemindahan perusahaan tidaklah mudah, tetapi berkat kerja keras Maxwell dan timnya, semuanya berjalan lancar. Setelah itu, ia merasa perlu untuk mengatur ulang prioritas dalam hidupnya. Prioritas terbesar Maxwell adalah menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Ia berdiskusi dengan istrinya, dan mengumpulkan para pemimpin organisasinya untuk merencanakan bagaimana ia akan mengalokasikan waktunya di tahun-tahun mendatang.

Maxwell dan timnya bersama-sama menentukan persentase alokasi waktu dalam berbagai bidang: kepemimpinan 19 persen, komunikasi 38 persen, kreasi 31 persen, dan jaringan 12 persen. Maxwell sangat bersemangat dalam memfokuskan diri pada keempat bidang tersebut karena itu semua sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan organisasi. Maxwell bersama timnya akan terus mengevaluasi efektivitas panduan ini setiap tahunnya, karena aktivitas tanpa pemahaman prioritas tidak akan membawa hasil yang diharapkan. Jika kita ingin tetap efektif, kita harus selalu mengikuti hukum prioritas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *