Leadership

Hukum Rasa Hormat dalam Kepemimpinan (2)

Dalam dunia kepemimpinan, ada prinsip yang dikenal sebagai hukum rasa hormat. Prinsip ini menjelaskan bahwa seseorang cenderung mengikuti dan menghormati pemimpin yang lebih kuat atau lebih unggul darinya, meskipun kekuatan tersebut tidak selalu berarti fisik. Sebuah kisah menarik dapat memberikan gambaran tentang prinsip ini.

Pada bulan Oktober 1997, komunitas bola basket perguruan tinggi amerika menyaksikan pensiunnya seorang pelatih kepala yang dihormati secara luas, seseorang yang mendapatkan rasa hormat karena mengabdikan lebih dari tiga puluh tahun hidupnya untuk mengembangkan orang lain. Nama dia adalah Dean Smith, dan dia adalah pelatih kepala bola basket Universitas North Carolina. Dia mencatatkan rekor yang luar biasa selama memimpin tim Tar Heels dan dianggap sebagai salah satu pelatih terbaik di semua tingkatan. Selama tiga puluh dua tahun sebagai pelatih kepala di North Carolina, ia memenangkan 879 pertandingan, lebih banyak dari pelatih manapun dalam sejarah bola basket perguruan tinggi. Mereka memenangkan tiga belas gelar Atlantic Coast Conference, bermain di sebelas Final Four, dan memenangkan dua kejuaraan nasional. Penghargaan yang diterima Smith dari rekan-rekannya sangat besar. Saat ia mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan pensiunnya, mantan pemain Larry Brown, yang kemudian melatih Philadelphia 76ers, datang untuk menunjukkan dukungannya. Michael Hooker, kanselir Universitas North Carolina, memberikan undangan terbuka kepada Smith untuk melakukan apa pun yang diinginkannya di universitas tersebut dalam beberapa tahun mendatang. Bahkan presiden Amerika Serikat menelepon dia sebagai bentuk kehormatan.

Mereka yang dekat dengannya sangat menghormati Smith. Namun, hukum rasa hormat dapat terlihat dengan jelas dalam karier Smith dengan melihat cara para pemainnya berinteraksi dengannya. Mereka menghormatinya karena banyak alasan. Dia mengajarkan banyak hal kepada mereka, baik tentang bola basket maupun kehidupan. Dia mendorong mereka untuk mencapai prestasi akademik, hampir setiap pemain berhasil meraih gelar sarjana. Dia membuat mereka menjadi pemenang. Dan ia menunjukkan kepada pemainnya loyalitas dan rasa hormat yang luar biasa. Charlie Scott, yang bermain untuk Smith dan lulus dari North Carolina pada tahun 1970, melanjutkan karier sebagai pemain bola basket profesional dan kemudian bekerja sebagai direktur pemasaran Champion Products. Terkait waktunya bersama Smith, dia berkata, “Sebagai salah satu atlet kulit hitam pertama di ACC, saya mengalami banyak momen sulit selama saya di North Carolina, tetapi Pelatih Smith selalu membantu. Suatu kali, saya pernah mendapat perlakuan rasis dari fans tim lain. Saat itu dua asisten harus menghentikan Pelatih Smith agar ia tidak menyerang orang tersebut. Itu pertama kalinya saya melihat Pelatih Smith marah secara terbuka, dan saya terkejut. Tetapi, yang lebih penting, saya bangga padanya.”

Selama berada di North Carolina, Kepemimpinannya juga membantu mencetak empat puluh sembilan orang yang melanjutkan karier sebagai pemain bola basket profesional. Di antara mereka ada pemain hebat seperti Bob McAdoo, James Worthy, dan tentu saja, Michael Jordan — yang bukan hanya hebat sebagai pemain, tetapi juga seorang pemimpin yang baik.

James Jordan, ayah Michael, memberikan penghargaan kepada Smith dan kepemimpinannya atas banyaknya kesuksesan putranya. Ia menyatakan: Dia membantu Michael mengenali kemampuan atletiknya dan mengasahnya. Tetapi yang lebih penting dari itu, dia membentuk karakter Michael yang membawa kesuksesan dalam karirnya. Saya pikir Michael mendapatkan pengajaran yang sama dengan yang lain. Namun dia memiliki kepribadian yang sesuai dengan pengajaran tersebut, dan di Carolina dia mampu menyatukan keduanya. Itulah satu-satunya cara pandang saya, dan saya pikir itulah yang membuat Michael menjadi pemain seperti sekarang.

Kisah kepemimpinan ini menegaskan pentingnya hukum rasa hormat dalam dunia kepemimpinan. Kisah ini mengingatkan kita bahwa rasa hormat dan keahlian yang dimiliki pemimpin dapat memengaruhi dan menginspirasi orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *