Leadership

Pemimpin Sukses Punya Intuisi Kepemimpinan (1)

Menurut John C. Maxwell, dalam suksesnya kepemimpinan terdapat unsur intuisi. Dari semua prinsip dalam kepemimpinan, Hukum Intuisi mungkin yang paling sulit dipahami. Mengapa? Karena ini bergantung pada banyak hal yang lebih dari sekadar fakta-fakta. Hukum Intuisi didasarkan pada fakta ditambah dengan insting dan faktor-faktor lain yang tidak terlihat. Dan kenyataannya, intuisi kepemimpinan seringkali menjadi faktor yang membedakan antara pemimpin hebat dengan pemimpin yang biasa saja. Maxwell membagikan pengalamannya dengan seorang staf bernama Tim Elmore yang bisa memberikan sedikit wawasan tentang Intuisi.

Ketika Maxwell berada di San Diego, terdapat tiga pemain yang bersaing di tim olah raga rugby amerika Chargers untuk posisi pemimpin tim yang disebut sebagai quarterback. Saat itu Maxwell meyakini bahwa Stan Humphries adalah orang yang tepat. Namun Tim meragukan karena secara postur tubuh, ia kurang besar dan tidak terlalu kuat dalam sesi latihan beban. Prinsipnya Stan tidak memiliki atribut fisik yang sesuai sebagai quarterback pada umumnya. Sedangkan Maxwell yakin karena Dia adalah pemimpin yang lebih baik di antara pemain quarterback lainnya. Dia memiliki kemampuan untuk membaca hampir setiap situasi, menentukan strategi permainan yang tepat, dan berhasil melakukannya. Dan Stan memang mendapatkan tugas itu. Dia begitu baik sehingga dia mampu memimpin tim San Diego yang relatif lemah hingga ke final pada tahun 1995.

Bagi Maxwell, semua quarterback profesional memiliki bakat fisik. Pada tingkat profesional, perbedaan dalam kemampuan fisik tidak begitu signifikan. Apa yang membuat seseorang menjadi cadangan atau pemain inti adalah intuisi. Mereka yang hebat bisa melihat hal-hal yang tidak bisa dilihat orang lain, melakukan perubahan, dan maju sebelum orang lain tahu apa yang sedang terjadi. Para pemimpin terbaik cepat membaca dan merespons.

Maxwell belajar banyak tentang bagaimana para quarterback dilatih berpikir saat diundang mengunjungi University of Southern California oleh Pelatih Larry Smith. Dia meminta Maxwell untuk berbicara kepada tim Trojans sebelum pertandingan besar. Di papan tulis, para pelatih telah memetakan setiap situasi yang mungkin dihadapi — berdasarkan berbagai kondisi. Dan untuk setiap situasi tersebut, para pelatih telah merancang permainan khusus yang paling sesuai, berdasarkan pengalaman bertahun-tahun dan pengetahuan intuitif mereka. Bersama-sama, permainan-permainan itu menjadi pendekatan yang akan mereka terapkan dalam pertandingan. Tiga quarterback dalam tim itu harus menghafal setiap permainan tersebut. Malam sebelum pertandingan, pelatih-pelatih itu menguji setiap situasi kepada ketiga quarterback itu, meminta mereka mengatakan permainan mana yang harus dipilih.

Setelah mereka selesai, Maxwell bertanya tentang catatan permainan yang dipegang oleh seorang quarterback, apakah ia menggunakannya saat permainan. Pemain itu menjelaskan bahwa ia akan berusaha mendalami catatan itu dan memastikan bahwa dirinya harus memahaminya sebaik mungkin. Sebab catatan itu tidak berguna pada saat permainan berlangsung karena tidak sempat membacanya. Saat bola mulai dimainkan, ia harus tahu strategi permainan apa yang akan digunakan selanjutnya. Tidak ada waktu untuk mencari-cari apa yang harus dilakukan.” Tugasnya adalah menerapkan intuisi staf pelatih menjadi tindakan dalam sekejap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *