Mengenal Hogan Personality Inventory (HPI): Memetakan “Sisi Terang” Kepribadian untuk Kesuksesan Karir
Dalam dunia rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia, memahami kepribadian kandidat atau karyawan bukanlah sekadar pelengkap, melainkan sebuah kebutuhan strategis. Di sinilah Hogan Personality Inventory (HPI) berperan penting. HPI adalah alat asesmen kepribadian terkemuka yang dirancang khusus untuk mengukur karakteristik kepribadian normal atau “sisi terang” seseorang. Asesmen ini berfokus pada bagaimana individu biasanya berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain ketika mereka berada dalam kondisi terbaiknya. Tujuannya praktis dan berdampak langsung pada bisnis: memprediksi kinerja pekerjaan. Dengan wawasan yang dihasilkan dari HPI, organisasi dapat membuat keputusan rekrutmen dan seleksi yang lebih tepat, sekaligus merancang inisiatif pengembangan individu dan kepemimpinan yang lebih terpersonalisasi.
Latar Belakang yang Kokoh
HPI tidak lahir dari ruang hampa. Alat ini dikembangkan pada era 1980-an oleh pasangan suami-isti, Joyce dan Robert Hogan, yang didasarkan pada teori sosioanalitik. Teori ini berangkat dari premis sederhana namun mendalam bahwa kehidupan sosial manusia pada intinya didominasi oleh dua tema universal: mendapatkan penerimaan dan mencapai kemajuan. HPI dirancang khusus untuk mengukur kecenderungan perilaku utama yang relevan dengan kedua tema kehidupan tersebut. Selama beberapa dekade, HPI terus disempurnakan dan divalidasi secara ketat melalui lebih dari 1.500 studi penelitian, menjadikannya salah satu alat asesmen kepribadian yang paling andal dan didukung secara ilmiah di dunia.
Memahami Dimensi Kepribadian dalam HPI
Secara konseptual, HPI berakar pada Model Lima Faktor (Big Five) yang terkenal dalam psikologi kepribadian. Namun, HPI tidak hanya mengadopsinya secara mentah, melainkan mengembangkannya ke dalam konteks dunia kerja. Model ini mengidentifikasi lima dimensi kepribadian utama yang diukur. Stabilitas Emosi merujuk pada kecenderungan seseorang untuk mengalami emosi negatif seperti kecemasan atau kemarahan. Ekstraversi mengukur tingkat kenyamanan seseorang dalam situasi sosial dan kebutuhan akan interaksi dengan orang lain. Keramahan mencerminkan tingkat kerja sama, empati, dan kebaikan hati seseorang dalam berelasi. Kehati-hatian menunjukkan tingkat organisasi, tanggung jawab, dan perhatian terhadap detail. Terakhir, Keterbukaan terhadap Pengalaman menggambarkan tingkat imajinasi, rasa ingin tahu, dan keterbukaan terhadap ide-ide baru.
Dari lima fondasi ini, HPI kemudian mengoperasionalkan pengukurannya ke dalam tujuh skala utama yang lebih spesifik dan mudah diinterpretasikan dalam setting organisasi. Skala-skala ini adalah Penyesuaian (mengukur kepercayaan diri dan ketenangan di bawah tekanan), Ambisi (mengukur daya saing dan dorongan untuk memimpin), Sosial (mengukur ekstraversi dan kebutuhan untuk bersosialisasi), Sensitivitas Interpersonal (mengukur kehangatan, kebijaksanaan, dan kemampuan membina hubungan), Kehati-hatian (mengukur disiplin diri dan kesadaran akan aturan), Inkuisitif (mengukur imajinasi dan potensi kreatif), serta Pendekatan Pembelajaran (mengukur minat untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan).
Dengan memetakan profil kepribadian melalui skala-skala ini, HPI memberikan peta yang jelas mengenai kekuatan dan preferensi kerja seseorang. Artikel ini baru menjelaskan permukaan dari kekayaan wawasan yang ditawarkan oleh Hogan Personality Inventory. Pembahasan akan berlanjut pada aspek-aspek lainnya.