Motivasi Kerja

Membantu Karyawan Menemukan Makna dalam Pekerjaan Mereka

Menemukan makna dalam pekerjaan sering kali dianggap sebagai salah satu motivasi utama bagi karyawan dalam bergabung dengan suatu perusahaan. Sebuah survei yang dilakukan oleh LinkedIn menunjukkan bahwa 74% kandidat menginginkan pekerjaan yang mereka anggap penting.

Namun, apa yang sebenarnya membuat pekerjaan memiliki makna? Definisi makna dalam pekerjaan dapat berbeda antara individu. Bagi beberapa orang, pekerjaan yang memiliki makna mungkin berkontribusi secara positif pada perusahaan tempat mereka bekerja atau pada masyarakat secara umum. Bagi orang lain, pekerjaan yang memiliki makna adalah pekerjaan yang membuat mereka bahagia atau membantu mereka mencapai tujuan pribadi. Bagaimana sebuah perusahaan dapat membantu karyawan menemukan makna dalam pekerjaan mereka juga memiliki dampak langsung terhadap kepuasan kerja, motivasi, dan kinerja karyawan.

Meskipun belum banyak penelitian yang dilakukan mengenai makna dalam pekerjaan, penelitian yang ada menunjukkan bahwa persepsi makna dalam pekerjaan sangatlah subjektif. Sebagai contoh, seseorang mungkin tidak menganggap membersihkan jalan sebagai pekerjaan yang memiliki makna, namun orang lain dengan motivasi dan kebutuhan yang berbeda mungkin melihatnya dengan cara yang berbeda. Hal ini tidak bermakna bahwa mereka yang membersihkan jalan selalu melakukannya dengan perasaan gembira, tetapi mereka mungkin merasa bahwa mereka memberikan kontribusi penting bagi lingkungan sekitar.

Merasakan rasa pencapaian atau kebanggaan terhadap pekerjaan yang dilakukan juga dapat dianggap sebagai kebermaknaan. Begitu juga dengan menemukan bahwa pekerjaan kita berkontribusi pada tim atau tujuan yang lebih besar. Sebagai contoh, pekerja di industri ritel dapat membantu pelanggan lanjut usia menemukan produk yang mereka butuhkan.

Dalam sebuah survei yang dilakukan di Inggris oleh YouGov, 37% pekerja menganggap pekerjaan mereka tidak memiliki makna. Antropolog David Graeber bahkan menemukan fenomena “pekerjaan sia-sia” dalam penelitiannya, di mana beberapa pekerjaan seharusnya tidak pernah ada. Organisasi bertanggung jawab dalam menyediakan pekerjaan yang memiliki makna bagi karyawan mereka. Hal ini melibatkan desain organisasi secara keseluruhan, termasuk tata kelola, produk atau layanan yang dihasilkan, dan juga desain pekerjaan itu sendiri. Organisasi perlu memikirkan bagaimana menemukan orang-orang yang tidak hanya menerima gaji, tetapi juga cenderung berkinerja baik dan bertahan lama dalam pekerjaan mereka. Hal ini akan berdampak positif pada produktivitas organisasi secara keseluruhan. Dengan demikian, terdapat manfaat bagi individu dan organisasi ketika pekerjaan memiliki makna.

Organisasi harus menjadikan penyediaan pekerjaan yang memiliki makna bagi karyawan sebagai prioritas utama. Namun, terdapat beberapa hambatan dalam mencapai hal ini. Salah satunya adalah ketidaksesuaian antara nilai-nilai individu dengan nilai-nilai organisasi. Terdapat ketegangan antara fokus organisasi pada keuntungan dan fokus individu pada kualitas atau profesionalisme pekerjaan.

Selain itu, memberikan pekerjaan yang tidak memiliki makna juga dapat menjadi masalah. Rasa tidak memiliki makna muncul ketika karyawan diminta untuk melakukan tugas yang tidak masuk akal bagi mereka. Contohnya adalah tugas birokrasi atau pengisian formulir yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan inti mereka. Karyawan yang merasa bahwa mereka tidak dapat mempercayai pemimpin mereka dalam memperlakukan mereka dengan adil, terbuka, dan setara, tidak akan menemukan banyak makna dalam pekerjaan mereka.

Agar ditemukan kebermaknaan, setiap orang dalam suatu organisasi harus berperan dalam menjelaskan tujuan dan konteks tugas pekerjaan. Salah satunya adalah menghubungkan tugas atau aktivitas tersebut dengan sesuatu yang lebih besar. Baik Anda bekerja sebagai CEO, perawat, atau petugas kebersihan di rumah sakit, semua sama pentingnya dalam membantu orang pulih dari penyakit seperti halnya perawat dan dokter. Dengan menghubungkan pekerjaan seseorang dan tujuan utama organisasi, – dalam contoh ini, menyembuhkan orang sakit atau membuat orang merasa nyaman, semua pihak dapat membantu menciptakan makna.

Sebagai contoh, Medtronic adalah perusahaan yang membuat peralatan medis khusus termasuk kaki palsu. Banyak karyawan mereka tidak mempunyai kontak langsung dengan pelanggan mereka, karena bekerja di bidang pengembangan produk atau keuangan. Untuk membantu menciptakan makna, perusahaan berbagi cerita tentang pasien yang telah memperoleh manfaat dari produk perusahaan dengan karyawannya dan memberi mereka kesempatan bertemu pelanggan di acara pertemuan khusus. Hasilnya, karyawan akhirnya merasa terlibat secara pribadi dalam misi perusahaan untuk memulihkan kehidupan orang-orang yang kurang beruntung.” Mereka dapat melihat hasil akhir dari pekerjaan mereka dan banyak yang sangat tersentuh oleh cerita para pasien. Hal ini memiliki dampak yang jauh lebih besar terhadap semangat karyawan dibandingkan dengan melihat laporan pendapatan triwulanan!

Jika manajemen benar-benar ingin memahami pendapat karyawan tentang pekerjaan mereka, tanyakan kepada mereka. Pantau sentimen karyawan (ada banyak alat yang dapat digunakan untuk melakukan ini), dan identifikasi sumber masalahnya dengan cepat.

Gunakan tes kepribadian, pengujian hipotesis, dan analisis statistik untuk merekrut orang yang tepat. Cari tahu tipe orang seperti apa yang berhasil dalam peran tertentu di organisasi Anda, dan ukurlah hal ini dari waktu ke waktu, dengan memasukkan data untuk meningkatkan proses rekrutmen.

SDM dapat mendukung perusahaan untuk menemukan hubungan antara pekerjaan yang mereka lakukan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Ada banyak cara menunjukkan kebermaknaan, seperti perusahaan yang membuat peralatan medis, tentang apa yang sebenarnya dilakukan organisasi, baik dalam melayani pelanggan atau membuat produk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *