Bagian ke-1 Rangkuman Buku “Learned Optimism”
Di kesempatan kali ini, kita kembali akan membahas sebuah buku yang menarik. Buku yang menjelaskan berbagai hal terkait optimisme. Bagian pertama buku “Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life” karya Martin E. P. Seligman, Ph.D. memberikan pengantar yang komprehensif tentang konsep optimisme dan pesimisme. Seligman, seorang profesor psikologi di Universitas Pennsylvania dan mantan presiden Asosiasi Psikologi Amerika, telah mendedikasikan karirnya untuk mempelajari fenomena ini dan dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan manusia.
Dua Cara Pandang dalam Kehidupan
Seligman memulai dengan membandingkan dua cara pandang yang berbeda terhadap kehidupan: optimisme dan pesimisme. Orang optimis cenderung melihat peristiwa buruk sebagai sesuatu yang sementara, spesifik, dan tidak disebabkan oleh diri mereka sendiri. Sebaliknya, orang pesimis cenderung melihat peristiwa buruk sebagai sesuatu yang permanen, universal, dan disebabkan oleh diri mereka sendiri.
Konsep Learned Helplessness (Ketidakberdayaan yang Dipelajari)
Seligman kemudian memperkenalkan konsep “learned helplessness” (ketidakberdayaan yang dipelajari), yang merupakan reaksi pasif dan putus asa yang muncul ketika seseorang percaya bahwa tindakan mereka tidak berpengaruh pada hasil. Ia menjelaskan bahwa ketidakberdayaan yang dipelajari dapat dipelajari melalui pengalaman, seperti ketika seseorang mengalami peristiwa buruk yang tidak dapat dikendalikan.
Gaya Penjelasan (Explanatory Style)
Seligman selanjutnya membahas “explanatory style” (gaya penjelasan), yaitu cara seseorang cenderung menjelaskan peristiwa buruk kepada dirinya sendiri. Gaya penjelasan yang optimis cenderung menghentikan ketidakberdayaan, sedangkan gaya penjelasan yang pesimis cenderung menyebarkan ketidakberdayaan.
Pengaruh Gaya Penjelasan terhadap Kehidupan
Gaya penjelasan, seperti yang ditunjukkan oleh Seligman dalam buku ini, memiliki dampak yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan. Orang optimis, dengan kecenderungan mereka untuk melihat sisi positif dan tidak mudah menyerah, cenderung lebih berhasil dalam pendidikan, pekerjaan, dan bidang lainnya. Mereka juga memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, dan lebih cenderung menjaga kesehatan mereka. Sebaliknya, orang pesimis, yang cenderung melihat peristiwa buruk sebagai sesuatu yang permanen, universal, dan disebabkan oleh diri mereka sendiri, lebih rentan terhadap depresi. Hal ini menunjukkan bahwa gaya penjelasan yang kita miliki dapat memengaruhi pencapaian, kesehatan, dan bahkan kesehatan mental kita.
Mengatasi Pesimisme
Seligman menekankan bahwa pesimisme bukanlah sesuatu yang permanen. Ia percaya bahwa orang pesimis dapat belajar untuk menjadi optimis dengan mengembangkan keterampilan kognitif baru. Ia juga menyoroti pentingnya memahami dan mengubah gaya penjelasan sebagai cara untuk mengatasi depresi.
Kesimpulan
Bagian pertama buku “Learned Optimism” memberikan pemahaman yang mendalam tentang konsep optimisme dan pesimisme, serta dampaknya terhadap berbagai aspek kehidupan. Seligman dengan jelas menunjukkan bahwa optimisme adalah keterampilan yang dapat dipelajari dan bahwa dengan mengubah gaya penjelasan kita, kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita secara signifikan.