Resensi Buku

Berlagak Bodoh untuk Membodohi Orangg Lain (1)

Tidak ada orang yang ingin dianggap lebih bodoh ketika dibandingkan dengan orang lain. Maka Anda bisa memanfaatkan hal itu dengan menampakkkan kebodohan atau kepolosan. Pastikan pihak lain merasa lebih pintar dan sedang membodohi Anda. Ketika keyakinan itu sudah tertanam kuat maka Anda bisa memulai permainan dalam merealisasikan maksud Anda dan lawan pun tidak akan menaruh kecurigaan. Strategi ini diungkapkan oleh Robert Greene dalam buku 48 Laws of Power dengan mencontohkan kisah berikut.

Pada musim dingin tahun 1872, seorang investor Amerika bernama Asbury Harpending mengunjungi London dan mendapat kabar bahwa sebuah tambang berlian baru ditemukan di Amerika Barat. Awalnya, Harpending tidak percaya dan mengira itu hanya lelucon. Namun, seorang investor kaya bernama Rothschild mengingatkan Harpending bahwa Amerika adalah negara besar dengan banyak kejutan, jadi mungkin saja kabar tersebut benar.

Harpending segera kembali ke negaranya dan ketika ia tiba di San Francisco, suasana demam emas begitu terasa. Dua pencari berlian bernama Philip Arnold dan John Slack diketahui sebagai orang-orang yang menemukan tambang tersebut di Wyoming. Mereka tidak memberitahu lokasinya kepada siapa pun, tetapi pernah membawa seorang ahli pertambangan ke tempat itu tanpa memberikan petunjuk lokasi tepatnya.

Ahli pertambangan tersebut benar-benar melihat para penambang sedang menggali berlian. Mereka lalu kembali ke San Francisco dan permata yang mereka temukan dinilai bernilai sekitar $1,5 juta. Harpending dan William Ralston (pemilik Bank of California) meminta Arnold dan Slack untuk ikut bersama mereka ke New York agar toko perhiasan Charles Tiffany dapat memverifikasi nilai permata tersebut.

Para pencari berlian itu cemas, mereka takut bahwa Tiffany dan investor lainnya akan mencuri tambang dari mereka. Ralston mencoba mengatasi ketakutan mereka dengan memberikan uang sejumlah $100.000 dan menempatkan $300.000 lagi sebagai jaminan. Jika kesepakatan berhasil, mereka akan menerima $300.000 tambahan. Para pencari itu setuju dengan syarat tersebut. Di New York, ketika Tiffany mengumumkan bahwa permata tersebut asli dan berharga, para investor sangat senang. Mereka mengirim kabar ke Rothschild dan orang-orang kaya lainnya agar bersama berinvestasi.

Para investor meminta Arnold dan Slack untuk membawa ahli pertambangan yang mereka pilih ke lokasi sebagai verifikasi terakhir. Para pencari berlian tersebut sebenarnya masih khawatir dengan tipu muslihat para ahli dan investor itu. Namun, mereka akhirnya setuju. Setelah dengan yakin menyatakan bahwa tambang tersebut adalah yang terbesar dalam sejarah, mereka kembali ke San Francisco. Ralston, Harpending, dan investor lainnya segera membentuk perusahaan senilai $10 juta.

Namun, sebelum membentuk perusahaan, para investor ingin menyingkirkan Arnold dan Slack. Mereka menyembunyikan kegembiraan mereka dan berpura-pura bahwa tambang tersebut mungkin tidak sebesar yang dikira sebelumnya. Para pencari berlian tersebut merasa tertipu oleh taktik ini, tetapi para investor meyakinkan bahwa jika mereka tidak ingin ditipu oleh investor lain yang tidak bermoral, lebih baik menerima tawaran sejumlah $700.000 dan menyerahkan saham [pertambangan itu.

Berita tentang tambang berlian ini menyebar dengan cepat, dan orang berbondong-bondong ke wilayah Wyoming. Sementara itu, Harpending dan kelompoknya menghabiskan jutaan dolar dari investor mereka untuk membeli peralatan, mempekerjakan ahli pertambangan, dan membuka kantor di New York dan San Francisco.

Beberapa minggu kemudian, saat mereka melakukan perjalanan kembali ke lokasi tambang, mereka menemukan kenyataan pahit, tidak ada berlian atau rubi yang ditemukan. Semuanya palsu. Para investor merasa hancur. Harpending tidak sadar telah menarik orang-orang terculas yang kaya di dunia ke dalam penipuan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *