Resensi Buku

Bertindaklah dengan Berani 3

Sebagian besar dari kita merupakan individu yang pemalu. Dalam artian cenderung menghindari situasi penuh ketegangan atau konflik, dan berusaha agar disukai oleh semua orang. Meskipun terkadang kita memikirkan suatu tindakan yang berani, namun seringkali enggan melaksanakannya. Hal ini disebabkan oleh ketakutan akan konsekuensi yang mungkin timbul, perasaan cemas terhadap pandangan orang lain terhadap kita, dan khawatir akan kemungkinan permusuhan yang bisa muncul jika kita melampaui batasan yang biasanya kita patuhi. Seringkali kita mengelakkan perasaan takut ini dengan alasan kepedulian pada perasaan orang lain dan tidak ingin menyakiti mereka, kenyataannya adalah kita lebih sering memikirkan diri sendiri, khawatir tentang bagaimana orang lain melihat kita dan dampaknya terhadap diri kita sendiri.

Keberanian, di sisi lain, berarti mengarahkan perhatian kita ke luar, dan hal ini seringkali membuat kita merasa lebih nyaman. Ini karena saat kita berani, kita menjadi kurang memperhatikan diri sendiri dan kurang merasakan adanya tekanan.

Konsep ini sangat terlihat dalam seni rayuan. Para pria perayu tidak hanya tampil berani dalam mendekati wanita atau mengungkapkan kata-kata pujian, yang lebih penting adalah kemampuan mereka untuk sepenuhnya menghormati si wanita. Juga membuat wanita merasa bahwa mereka bersedia melakukan apa saja untuknya. Bahkan jika mereka harus menghadapi risiko besar, yang terkadang memang dilakukan. Wanita yang menjadi sasaran rayuan ini menganggap bahwa pria tersebut tidak menyembunyikan apapun, dan hal ini jauh lebih menggoda daripada sekadar pujian. Saat dalam proses rayuan, si penggoda tidak menunjukkan tanda-tanda keraguan atau ketidakpastian, karena dia memang tidak merasakannya. Bagian menarik dari rayuan adalah membuat seseorang merasa terpikat dan melupakan dirinya sendiri, serta melupakan segala bentuk keraguan. Saat si penggoda menunjukkan keraguan, rayuannya tidak lagi menarik, karena sasaran rayuan akan tersadar dengan proses rayuan yang sedang berlangsung. Keberanian memungkinkan si perayu untuk menjaga ilusi yang menarik ini tetap hidup dan tidak menciptakan kecanggungan atau rasa malu.

Kenyataannya adalah hanya sedikit orang yang lahir dengan sifat berani. Bahkan tokoh sebesar Napoleon pun harus melatih dirinya dalam medan perang, di mana dia tahu bahwa ini adalah masalah hidup dan mati. Meskipun dia canggung dan pemalu dalam lingkungan sosial, dia berhasil mengatasi hal ini dan menerapkan keberanian dalam semua aspek kehidupannya karena dia menyadari kekuatan keberanian yang bisa memperbesar dirinya (meskipun fisiknya kecil). Contoh lain adalah Ivan yang Mengerikan, yang awalnya hanya seorang anak yang tak berbahaya namun berubah menjadi seorang pemuda kuat yang memimpin dengan keberanian, hanya dengan menunjukkan sikap tegas dan tindakan berani.

Keberanian bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh beberapa orang secara alami, begitu juga dengan rasa takut. Kedua hal ini adalah kebiasaan yang bisa dipelajari dan dikembangkan, sering kali karena dorongan untuk menghindari konflik. Jika rasa takut mendominasi diri kita, maka kita harus berusaha untuk mengatasi itu.

Rasa takut terhadap konsekuensi dari tindakan berani seringkali lebih besar daripada kenyataannya, dan sebenarnya, konsekuensi dari rasa takut tersebut lebih buruk. Ketika kita memiliki keberanian untuk menghadapi ketakutan tersebut, kita dapat memperbaiki diri kita sendiri dan menghentikan siklus keraguan yang merugikan. Ingatlah bahwa masalah yang timbul akibat tindakan berani dapat diatasi dengan lebih banyak keberanian. Jadi, jangan takut untuk menjadi lebih berani dalam hidup Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *