Bertindaklah Seperti Raja agar Berkuasa 2
Salah satu sosok yang memanfaatkan kepiawaiannya dalam melancarkan tipu muslihat dan bersikap agung adalah salah satu penjarah besar dari eropa, Colombus. Dengan bersikap seolah bagian dari kaum bangsawan, ia berhasil menipu para pembesar kerajaan yang sesungguhnya.
Ketika Christopher Columbus mencoba mencari dana untuk perjalanannya mencari tanah jarahan baru, banyak orang di sekitarnya mengira dia berasal dari bangsawan Italia. Pandangan ini berlanjut dalam sejarah melalui biografi yang ditulis oleh putranya setelah Columbus meninggal. Biografi itu menggambarkan Columbus sebagai keturunan Pangeran Kolombo dari Kastil Cuccaro di Montferrat. Kolombo sendiri disebut sebagai keturunan dari jenderal Romawi yang legendaris, Colonius, dan dua sepupu pertamanya diyakini berasal langsung dari seorang kaisar Konstantinopel.
Namun, sebenarnya Columbus adalah putra Domenico Colombo, seorang penenun sederhana yang memiliki toko anggur dan kemudian menjual keju. Columbus menciptakan mitos tentang latar belakang bangsawannya karena dia merasa takdir telah memilihnya untuk hal-hal besar dan memiliki keturunan bangsawan dalam darahnya.
Setelah memiliki karier yang sukses sebagai pedagang di kapal komersial, Columbus menetap di Lisbon. Dengan menggunakan cerita palsu tentang latar belakang bangsawannya, dia menikahi keluarga Lisbon yang mapan yang memiliki hubungan baik dengan bangsawan Portugis. Melalui mertuanya, Columbus bertemu dengan raja Portugal, Joao II, dan meminta dana untuk perjalanan ke barat guna menemukan rute ke Asia yang lebih pendek.
Selanjutnya, Columbus menginginkan gelar Laksamana Agung Laut Oseanik, tanah yang dia jarah, dan 10 persen dari perdagangan masa depan di tanah tersebut sebagai imbalan. João II menolak tawaran tersebut dengan sopan, tetapi membiarkan peluang itu terbuka di masa depan. Columbus menyadari bahwa raja sebenarnya tidak meremehkannya, justru menganggapnya berani. Itu membangkitkan harga dirinya.
Beberapa tahun kemudian, Columbus pindah ke Spanyol dan menggunakan koneksi Portugisnya untuk mendekati orang-orang berpengaruh di istana Spanyol. Dia akhirnya bertemu dengan Ratu Isabella pada tahun 1487, meskipun dia tidak memperoleh dana untuk perjalanannya saat itu. Pada 1492, setelah Spanyol mengusir penjajah Moor, Isabella memutuskan untuk mendukung Columbus. Dia memberikan dana untuk tiga kapal, peralatan, gaji kru, dan hak-hak yang Columbus minta. Columbus kemudian berlayar untuk mencari jalan ke Asia. Meskipun tidak berhasil menemukan rute tersebut, dia berhasil meyakinkan Ratu Isabella untuk mendukung perjalanan berikutnya.
Sebagai penjelajah, Columbus memiliki sedikit pengetahuan tentang navigasi laut dan seringkali memperlakukan krunya dengan buruk. Namun, dia memiliki kemampuan luar biasa melancarkan tipu muslihat dalam memikat kaum bangsawan melalui keyakinan diri yang bisa dia proyeksikan. Keyakinan diri tersebut adalah salah satu alasan mengapa orang-orang kuasa di Spanyol mendukungnya. Columbus mengajarkan kepada kita bahwa kita memiliki hak untuk menentukan harga diri sendiri dan bagaimana kita memproyeksikan keyakinan diri akan memengaruhi cara orang lain melihat kita. Meskipun Columbus bukanlah orang yang berpengetahuan, dia berhasil mencapai hal-hal besar karena keyakinan dirinya yang kuat.