Ilustrasi Perubahan Budaya Organisasi: Tinjauan Bab 19 Buku “Organizational Culture and Leadership” karya Edgar Schein
Bab 19 buku “Organizational Culture and Leadership” karya Edgar Schein menyajikan beberapa ilustrasi perubahan budaya organisasi. Berikut ini adalah resensi dari bab tersebut, yang difokuskan pada pemahaman bagaimana perubahan budaya terjadi dalam konteks perubahan organisasi yang lebih luas. Schein menggunakan pendekatan observasional dan klinis, menggabungkan pengetahuan akademik dengan pengalaman langsung sebagai konsultan.
Bab ini memberikan beberapa studi kasus untuk menggambarkan bagaimana budaya organisasi dapat dianalisis dan diubah. Kasus-kasus ini menekankan pentingnya memahami asumsi dasar yang mendasari perilaku organisasi, bukan hanya mengamati perilaku permukaan. Perubahan budaya tidak selalu merupakan tujuan utama, melainkan seringkali merupakan konsekuensi dari upaya untuk memperbaiki masalah atau mencapai tujuan organisasi yang lebih luas.
Schein memaparkan beberapa ilustrasi perubahan budaya, di antaranya:
- 1. Beta Service Company: Perubahan yang cepat terjadi melalui modifikasi perilaku. Ketidakpuasan manajemen atas “kekerasan” budaya organisasi (banyak rapat tidak efisien, perilaku kaku) diselesaikan dengan mengubah perilaku manajemen puncak. Dengan intervensi langsung, manajemen puncak mengubah cara mereka menjalankan rapat, dan secara langsung memengaruhi budaya organisasi. Ini menunjukkan bahwa perubahan perilaku di tingkat kepemimpinan dapat memicu perubahan budaya yang cepat.
- MA-COM: Revisi agenda perubahan sebagai hasil dari wawasan budaya. Seorang CEO baru ingin membangun “budaya bersama,” namun analisis budaya mengungkapkan adanya subkultur kuat di divisi-divisi yang disebabkan oleh kepemimpinan pendiri divisi yang kuat. Agenda perubahan kemudian di revisi, berfokus pada penguatan kepemimpinan divisi dan mempertahankan otonomi divisi, bukan memaksakan budaya perusahaan yang seragam. Ini menunjukkan pentingnya mengidentifikasi dan memahami subkultur sebelum menerapkan strategi perubahan budaya.
- U.S. Army Corps of Engineers: Menilai kembali misi. Sebuah analisis budaya dilakukan untuk membantu organisasi beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan sumber pendanaan. Analisis tersebut mengidentifikasi nilai-nilai dan asumsi utama, seperti kehati-hatian, desentralisasi, dan integritas profesional. Analisis ini membantu memahami tantangan yang dihadapi, tetapi tidak memberikan solusi spesifik untuk strategi masa depan. Ini menunjukkan bagaimana analisis budaya dapat memberikan wawasan tentang kekuatan dan kelemahan organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan.
- Apple Computer: Penilaian budaya sebagai bagian dari perencanaan jangka panjang. Apple melakukan analisis budaya untuk memprediksi bagaimana budaya mereka akan memengaruhi pertumbuhan di masa depan. Analisis mengidentifikasi asumsi utama seperti: fokus pada tujuan yang lebih tinggi, pencapaian tugas lebih penting daripada proses, individualisme, dan fokus pada saat ini. Ini membantu Apple memahami kendala dan peluang budaya mereka dalam strategi pertumbuhan, dan menekankan pentingnya pemahaman budaya untuk perencanaan strategis.
- Ciba-Geigy: Apakah budaya berubah? Ini merupakan kasus perubahan besar selama beberapa tahun yang dirancang untuk memperbaiki berbagai masalah. Analisis menunjukkan bagaimana proses perubahan mengungkap unsur-unsur budaya, dan bagaimana budaya berubah dan tidak berubah secara bersamaan. Meskipun ada perubahan signifikan dalam operasi organisasi, paradigma budaya dasar tetap relatif tidak berubah. Ini menunjukkan kompleksitas perubahan budaya dan perbedaan antara perubahan operasional dan perubahan paradigma budaya yang mendalam.
Bab 19 menekankan bahwa perubahan budaya jarang menjadi tujuan utama perubahan organisasi. Perubahan budaya sering kali merupakan konsekuensi dari upaya untuk memperbaiki masalah operasional atau mencapai tujuan bisnis. Schein menunjukkan bahwa pemahaman tentang asumsi dasar, bukan hanya perilaku permukaan, sangat krusial dalam memahami dan mengelola perubahan budaya. Analisis budaya yang efektif harus berfokus pada masalah spesifik yang dihadapi organisasi, dan harus mempertimbangkan subkultur yang ada. Proses perubahan budaya dapat bergantung pada berbagai mekanisme, seperti modifikasi perilaku, pemahaman yang lebih dalam tentang budaya, penggantian kepemimpinan, dan penggabungan teknologi baru. Perubahan budaya yang sukses memerlukan keselarasan antara asumsi dasar, nilai, dan perilaku.