Menyerah untuk Menang (1)

Dalam meraih suatu tujuan, kadang kala Anda harus menyerah kepada lawan agar bisa memastikan bahwa Anda akan meraihnya di masa mendatang. Prinsip ini dikemukakan oleh Robert Greene dalam buku 48 Laws of Power. Saat Anda merasa lemah, jangan pernah berusaha untuk mendapatkan kehormatan; lebih baik pilih untuk menyerah. Menyerah memberi Anda kesempatan untuk pulih, waktu untuk mengganggu lawan Anda, dan waktu untuk menunggu hingga kekuatan mereka melemah. Jangan memberi mereka kesenangan bertarung dan mengalahkan Anda – sebaliknya, lebih baik menyerah terlebih dahulu. Dengan cara ini, Anda membuat lawan jengkel dan tidak tenang. Jadikan penyerahan sebagai alat untuk memperoleh kekuatan.

Pada tahun 1920-an, penulis Jerman Bertolt Brecht beralih ke komunisme. Karya-karyanya, seperti drama, esai, dan puisi, mencerminkan semangat revolusionernya. Ketika Hitler berkuasa di Jerman, Brecht dan rekan-rekan komunisnya menjadi terkenal. Ia memiliki banyak teman, pendukung seideologi, dan rekan intelektual Jerman yang melarikan diri dari rezim Hitler di Amerika Serikat.

Pada tahun 1941, Brecht pindah ke Amerika Serikat, menetap di Los Angeles, berharap kesuksesan di industri film. Namun, ia gagal. Pada tahun 1947, Brecht memutuskan untuk kembali ke Eropa.

Namun, pada tahun yang sama, Komite Kegiatan Anti-Amerika di Kongres AS mulai menyelidiki dugaan infiltrasi komunis di industri film Hollywood. Sebulan sebelum Brecht berencana meninggalkan Amerika Serikat, dia dipanggil menghadap komite tersebut bersama dengan 18 orang lainnya, yang kemudian dikenal sebagai Hollywood-19. Sebelum menghadap, Hollywood-19 berkumpul untuk merencanakan tindakan mereka. Mereka memutuskan untuk bersikap konfrontatif. Mereka akan membacakan pernyataan untuk menantang otoritas komite dan berargumen bahwa tindakan komite itu melanggar konstitusi. Meskipun bisa berakhir di penjara, mereka yakin tindakan ini akan mendapatkan publisitas. Brecht tidak setuju. menjadi martir tidaklah berguna jika itu menghalangi mereka dalam pementasan drama dan penjualan naskah di masa depan. Mereka semua lebih cerdas daripada anggota komite. Mengapa tidak menggunakan taktik untuk mengejek komite sambil tampak menyerah? Hollywood-19 mendengarkan pendapat Brecht, tetapi mereka memutuskan memilih rencana masing-masing.

Saat pemanggilan Brecht, Komite berharap dia akan bereaksi keras seperti anggota Hollywood-19 lainnya, bahkan hingga mengajak ke pengadilan. Namun, Brecht tampil dengan sikap yang sangat menyenangkan. Dia mengenakan setelan jas rapi, menjawab pertanyaan dengan sopan, dan patuh pada otoritas mereka. Brecht mahir dalam bahasa Inggris, tetapi selama kesaksiannya ia menggunakan penerjemah, yang memungkinkannya untuk bermain-main dengan kata-kata. Ketika anggota komite menemukan jejak komunisme dalam puisinya yang berbahasa Inggris, Brecht akan mengulangi baris tersebut dalam bahasa Jerman kepada penerjemah, yang kemudian akan menerjemahkannya kembali. Dengan taktik ini, ia berhasil menghindari pertanyaan berbahaya. Setelah merasa sudah cukup. Ketua komite mengucapkan terima kasih kepada Brecht, menyebutnya sebagai contoh yang baik bagi saksi lainnya. Mereka membebaskannya, keesokan harinya, Brecht meninggalkan Amerika Serikat.

Pendekatan Hollywood-19 yang konfrontatif berhasil mendapatkan dukungan banyak orang, meskipun kemudian mereka menjadi tidak populer. Namun, Hollywood-19 juga menghadapi penolakan dan kehilangan pekerjaan yang menguntungkan selama bertahun-tahun. Di sisi lain, Brecht menunjukkan ketidakpuasannya terhadap komite secara tidak langsung. Dia tidak mengubah keyakinannya atau mengorbankan nilai-nilainya. Selama kesaksiannya, dia tetap berada di atas angin dengan seolah-olah menyerah namun sebenarnya bermain-main dengan komite. Dia menggunakan kebohongan yang terbungkus teka-teki. Akhirnya, dia berhasil melanjutkan penulisan revolusionernya tanpa merasakan penjara di Amerika Serikat. Dia dengan halus mengejek komite dan otoritasnya dengan kepatuhan palsu.