Resensi Buku

Resensi Buku Start With Why 11

Dalam kesempatan ini, kita kembali mengulas sebuah buku yang pernah dibahas sebelumnya. Bagian buku “Start with Why” karya Simon Sinek yang kita ulas kali ini membahas pentingnya komunikasi yang efektif dalam membangun kepercayaan dan menginspirasi orang lain. Sinek menekankan bahwa komunikasi yang berpusat pada “mengapa” (Why) jauh lebih efektif daripada yang hanya berfokus pada “apa” (What) dan “bagaimana” (How).

Sinek menggunakan contoh-contoh konkret seperti pidato Martin Luther King Jr. “I Have a Dream” dan simbol-simbol nasional seperti bendera Amerika untuk menunjukkan bagaimana pesan yang bermakna dan dikomunikasikan dengan jelas dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain. Dia berpendapat bahwa simbol-simbol hanya memiliki makna ketika kita memahami “mengapa” di baliknya.

Sinek juga membahas pentingnya logo sebagai simbol dari perusahaan dan bagaimana logo tersebut dapat menjadi simbol dari nilai-nilai dan keyakinan suatu perusahaan. Dia menggunakan Harley-Davidson sebagai contoh, di mana logo perusahaan telah menjadi simbol dari gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut oleh penggemar Harley.

Sinek, dalam pembahasan ini, menekankan bahwa komunikasi yang efektif bukan hanya tentang menyampaikan pesan dengan jelas, tetapi juga tentang memahami dan merespon kebutuhan audiens. Dia menggunakan contoh iklan Apple “1984” untuk mengilustrasikan poin ini.

Iklan “1984” bukan sekadar iklan produk, tetapi sebuah manifesto yang menyampaikan pesan “mengapa” Apple ada: untuk menantang status quo dan memberdayakan individu. Iklan tersebut tidak berfokus pada fitur dan manfaat komputer Macintosh, tetapi pada ideologi Apple yang lebih luas, yang beresonansi dengan target audiens yang menginginkan perubahan dan kebebasan.

Sinek berpendapat bahwa iklan yang hanya berfokus pada produk atau layanan tidak akan efektif dalam membangun kepercayaan dan loyalitas. Audiens tidak hanya menginginkan informasi tentang “apa” yang ditawarkan, tetapi juga “mengapa” mereka harus peduli.

Iklan “1984” berhasil karena:

Menyentuh emosi: Iklan tersebut menggunakan visual yang kuat dan pesan yang menyentuh hati untuk membangun koneksi emosional dengan audiens.
Menceritakan sebuah cerita: Iklan tersebut menceritakan kisah seorang wanita yang melawan sistem totaliter, yang melambangkan perjuangan individu untuk kebebasan dan perubahan.
Menyampaikan nilai-nilai: Iklan tersebut secara implisit menyampaikan nilai-nilai Apple, seperti inovasi, kebebasan, dan pemberdayaan individu.

Sinek berpendapat bahwa komunikasi yang efektif haruslah:

Bermakna: Pesan harus memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar menjual produk atau layanan.
Beresonansi: Pesan harus beresonansi dengan nilai-nilai dan keyakinan target audiens.
Menceritakan sebuah cerita: Pesan harus disampaikan dalam bentuk cerita yang menarik dan mudah dipahami.

Dengan memahami dan mengkomunikasikan “mengapa” dengan jelas, organisasi dapat membangun koneksi emosional dengan audiens, membangun kepercayaan, dan menginspirasi mereka untuk bertindak.

Singkatnya, Sinek menekankan bahwa komunikasi yang efektif bukan hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang mendengarkan dan memahami kebutuhan dan nilai-nilai audiens. Dengan demikian, pesan yang disampaikan akan lebih bermakna, beresonansi, dan menginspirasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *