Resensi Buku Start With Why 12
Artikel ini kembali membahas resensi buku “Start with Why” karya Simon Sinek. Bagian ini membahas tantangan yang dihadapi oleh organisasi yang telah mencapai kesuksesan, yaitu ketika alasan keberadaan mereka (Why) menjadi kabur.
Sinek berargumen bahwa ketika sebuah organisasi kehilangan kejelasan tentang Why-nya, mereka cenderung berfokus pada apa yang mereka lakukan (What) dan bagaimana mereka melakukannya (How), tanpa mengingat alasan mendasar di balik keberadaan organisasi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya inspirasi, loyalitas, dan inovasi dalam organisasi.
Sinek menggunakan contoh Wal-Mart dalam karyanya tersebut, perusahaan yang didirikan oleh Sam Walton dengan visi untuk melayani orang-orang. Awalnya, Wal-Mart dikenal dengan budaya yang positif dan fokus pada kesejahteraan karyawan dan pelanggan. Namun, setelah Walton meninggal, Wal-Mart mulai berfokus pada efisiensi dan keuntungan, melupakan visi awal mereka untuk melayani orang-orang. Akibatnya, Wal-Mart menghadapi berbagai skandal terkait perlakuan buruk terhadap karyawan dan pelanggan.
Sinek juga membahas fenomena yang terjadi ketika orang-orang mencapai kesuksesan, yaitu ketika mereka mulai mengutamakan pencapaian (achievement) daripada perasaan sukses (success). Pencapaian adalah sesuatu yang dapat diukur dan diraih, seperti target penjualan atau keuntungan. Namun, perasaan sukses adalah sesuatu yang lebih dalam, sesuatu yang berupa nilai, yaitu perasaan terpenuhi dan terinspirasi dalam melakukan sesuatu yang bermakna.
Sinek berpendapat bahwa organisasi yang sukses perlu menjaga keseimbangan antara pencapaian dan perasaan sukses. Organisasi harus terus mengingat Why mereka ada dan memastikan bahwa semua tindakan mereka selaras dengan Why tersebut.
Berikut beberapa poin penting yang perlu didalami pada bagian ini:
Tantangan terbesar bagi organisasi yang sukses adalah menjaga kejelasan tentang Why mereka.
Ketika Why menjadi kabur, organisasi cenderung berfokus pada What dan How, tanpa mengingat alasan mendasar di balik keberadaan mereka.
Hilangnya kejelasan tentang Why dapat menyebabkan hilangnya inspirasi, loyalitas, dan inovasi dalam organisasi.
Organisasi yang sukses harus terus mengingat Why mereka ada dan memastikan bahwa semua tindakan mereka selaras dengan Why tersebut.
Perlu ada keseimbangan antara pencapaian dan perasaan sukses.
Organisasi perlu mengembangkan sistem untuk mengukur dan menjaga kejelasan tentang Why mereka.
Sinek memberikan contoh-contoh nyata dari berbagai organisasi yang telah mengalami split, yaitu ketika Why suatu organisasi menjadi kabur. Ia juga memberikan solusi untuk mengatasi split, yaitu dengan menjaga kejelasan tentang Why, membangun sistem untuk mengukur Why, dan mencari pemimpin yang terinspirasi oleh konsepsi Why yang dicetuskan oleh organisasi.
Pada bagian ini Sinek memberikan wawasan yang penting bagi para pemimpin dan organisasi untuk memahami tantangan yang dihadapi dalam menjaga kesuksesan jangka panjang. Dengan memahami pentingnya Why dan menjaga keseimbangan antara pencapaian dan perasaan sukses, organisasi dapat terus menginspirasi dan memimpin dalam jangka waktu yang lama.