Training & Development

Model Pembelajaran Dreyfus

3
Proses bagaimana memperoleh Keterampilan tidak selalu jelas. Lebih mudah untuk mencari di google “belajar bermain catur” atau “belajar yoga” daripada benar-benar melakukannya dan belajar dengan metode praktek. Yang Anda butuhkan adalah pendekatan untuk menjaga Anda tetap bersemangat setelah Anda melewati tahap awal belajar. Pendekatan yang dimaksud bisa Anda temukan dalam model Dreyfus. Model ini dapat membantu Anda mengukur kinerja Anda saat belajar suatu keterampilan. Model ini dikembangkan oleh Stuart E. Dreyfus dan Hubert L. Dreyfus.

Model Dreyfus menguraikan lima tahap dalam pengembangan keterampilan. Berikut adalah ringkasan dari setiap tahap:

Pemula (Novice): Pada tahap ini, seseorang belum memiliki pengalaman dan hanya ingin tahu apa yang diharapkan dari apa yang ia pelajari. Pemula belajar teori karena tidak memiliki pengalaman praktis untuk merujuk dan ia tidak bisa menggunakan pertimbangan pribadi. Pemula sangat fokus pada aturan dan prosedur. Misalnya, jika Anda belajar bermain catur, Anda baru mengenal bidak-bidak catur dan aturan dasarnya.

Pemula Lanjutan (Advanced Beginner): Pada tahap ini, seseorang sudah memiliki sedikit pengalaman. Pemula lanjutan memiliki hubungan dengan aturan dan hasil kerja, tetapi masih memiliki sedikit pemahaman tentang konteks pekerjaan. Pemula lanjut sangat menghargai praktik dan proses. Misalnya, dalam bermain catur, Anda sudah bisa mengenali dan menerapkan beberapa strategi dasar.

Mahir (Proficient): Pada tahap ini, seseorang sudah memiliki hubungan dengan hasil kerja dan memahami apa itu hasil di luar sekadar menyelesaikan sesuatu. Pembelajar mahir mulai melihat berbagai konteks dari pengalamannya dan berpikir keras tentang apa yang bisa ia lakukan untuk mendapat hasil yang lebih baik. Misalnya, dalam bermain catur, Anda sudah bisa melihat pola dan memahami strategi yang lebih kompleks.

Ahli (Expert): Pada tahap ini, seseorang sudah mencapai tingkat keahlian tinggi. Ahli mencari pola yang tidak biasa dalam berbagai konteks. Ahli memiliki toleransi tinggi terhadap volatilitas, ketidakpastian, dan beberapa tingkat kompleksitas. Misalnya, dalam bermain catur, Anda sudah bisa membuat keputusan berdasarkan intuisi dan pengalaman.

Master: Pada tahap ini, seseorang sudah mencapai tingkat keterampilan tertinggi dan melihat sistem secara keseluruhan. Sang master memiliki hubungan dengan visi dan menunjukkan kesadaran tinggi, adaptasi tinggi, dan pemahaman intuitif tentang situasi. Misalnya, dalam bermain catur, Anda seperti mengalir ketika memainkannya tanpa banyak berpikir.

Dalam banyak organisasi, investasi terbesar dalam pembelajaran dan pengembangan adalah ketika meningkatkan pemula ke pemula lanjutan. Sedangkan solusi pembelajaran dan pengembangan untuk meningkatkan orang dari mahir ke ahli sangat sedikit.

Kita sering kali lebih menghargai aturan, pengetahuan, dan konten dalam pembelajaran dan pengembangan, namun kita kurang menghargai koneksi emosional dan eksperimen praktis.

Pengembangan keterampilan adalah proses yang panjang dan memerlukan investasi waktu dan upaya yang signifikan, tetapi hasilnya dapat sangat bermanfaat baik untuk individu maupun organisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *