Buatlah Pencapaian Terlihat Mudah 3
Misteri di balik pencapaian seseorang sering kali memberikan pesona yang luar biasa pada orang tersebut. Konsep ini dapat diilustrasikan dengan jelas dalam kisah Sen no Rikyu, seorang praktisi upacara minum teh Jepang yang mencapai kesempurnaan dalam seni ini pada abad keenam belas.
Upacara minum teh Jepang, yang dikenal sebagai Ocha-no-yu, adalah tradisi yang berakar pada zaman kuno. Namun, ia mencapai puncak keindahannya pada masa Sen no Rikyu, seorang individu yang bukan berasal dari keluarga bangsawan. Meskipun demikian, Rikyu berhasil naik ke posisi yang tinggi, menjadi pilihan utama Kaisar Hideyoshi, dan menjadi penasihat penting dalam hal estetika dan bahkan politik.
Rikyu memiliki keyakinan bahwa rahasia kesuksesan terletak pada kesederhanaan dan upaya yang tidak terlihat. Ia selalu berusaha untuk tampil alami dan menyembunyikan usaha yang sebenarnya ada di balik pekerjaannya. Salah satu cerita menggambarkan hal ini ketika Rikyu dan putranya pergi ke rumah seorang teman untuk mengikuti upacara minum teh. Saat anak Rikyu mengomentari gerbang antik yang indah di rumah tuan rumah, Rikyu menyadari bahwa jika pemilik rumah telah menghabiskan banyak upaya untuk gerbang tersebut, hal itu akan tercermin dalam upacara minum teh yang akan dihadiri. Tapi Rikyu akhirnya harus meninggalkan upacara tersebut lebih awal, karena ia tidak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Upaya keras tuan rumah saat upacara tidak sengaja terbongkar.
Cerita lain menunjukkan prinsip yang dipegang Rikyu saat ia mengunjungi rumah seorang teman. Ia melihat tuan rumah pergi ke luar dalam kegelapan untuk memetik lemon dari pohon. Awalnya, Rikyu terkesan oleh tindakan spontan ini, percaya bahwa tuan rumah hanya menginginkan kesenangan untuk hidangan yang akan disajikan. Namun, ketika tuan rumah menawarkan lemon dengan kue beras Osaka, Rikyu menyadari bahwa tindakan itu telah direncanakan sebelumnya untuk meningkatkan citra sang tuan rumah. Tindakan tersebut bukan lagi spontan, dan tuan rumah secara tidak sengaja mengungkapkan usaha kerasnya. Dengan sopan, Rikyu menolak tawaran itu dan meninggalkan tempat tersebut.
Kisah lainnya menggambarkan kecerdasan Rikyu dalam menghadapi Kaisar Hideyoshi. Ketika kaisar berencana mengunjungi Rikyu untuk upacara minum teh, salju mulai turun. Rikyu dengan cepat meletakkan bantal bundar di setiap batu loncatan menuju rumahnya yang ada di tamannya. Ini adalah tindakan yang tidak terduga, karena Rikyu tahu bahwa kaisar akan menghargai keindahan pemandangan yang sederhana itu. Ketika kaisar tiba, ia memuji pemandangan itu dan menilai sikap sopan Rikyu, tanpa menyadari upaya yang telah dilakukan untuk menciptakan tampilan yang sempurna.
Setelah meninggalnya Sen no Rikyu, konsep dan ide-idenya memengaruhi praktik upacara minum teh secara besar-besaran. Bahkan, Shogun Tokugawa Yorinobu, putra Kaisar besar Ieyasu, menjadi murid Rikyu.
Keistimewaan atau keindahan sejati seringkali datang dari kesederhanaan. Rikyu memahami bahwa manusia harus berusaha untuk menciptakan kesan alami yang indah, dan jika upaya itu terlalu terlihat, pesonanya akan hilang. Alam menciptakan keindahan tanpa trik, dan kecerdasan tindakan seseorang yang meniru alam dalam kesederhanaan dan spontanitasnya akan dinilai begitu agung selayaknya alam itu sendiri.