Manajemen Kinerja

Risiko Manajemen Mikro

Bagi siapa saja yang pernah bekerja di bawah pengawasan berkarakter mikromanager, tidak mengherankan jika berpendapat bahwa ini adalah praktik yang berisiko. Paling tidak, ini membuat frustasi, dan dapat berdampak buruk bagi keseluruhan organisasi.

Mari kita lihat beberapa dampak negatif dari manajemen mikro:

  • Berdampak negatif pada moral karyawan. Ketika seseorang merasa setiap aktifitasnya selalu dikritik, ia tidak akan bahagia. Seseorang mendambakan adanya kepercayaan dan otonomi, hal ini bahkan dapat menimbulkan masalah kesehatan yang semakin memperburuk masalah tersebut.
  • Membuat karyawan tidak betah. Tingkat perputaran yang tinggi menimbulkan biaya yang lebih tinggi untuk mempekerjakan orang baru, termasuk biaya pelatihan yang diperlukan dan menunggu untuk kembali ke tingkat produktivitas penuh.
  • Mengurangi produktivitas, karena karyawan melakukan secukupnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tentu saja ini berlawanan dengan yang mungkin ingin dicapai oleh manajemen. Manajemen mikro juga mengurangi produktivitas karena karyawan mencoba menghasilkan  output persis seperti yang ditentukan, meskipun mereka harusnya bisa lebih produktif dalam suasana yang lebih santai.
  • Merugikan tingkat motivasi karyawan, karena upaya mereka dianggap tidak cukup baik.
  • Dapat menghambat inovasi, karena karyawan takut untuk mengemukakan ide yang mungkin bertentangan dengan ide atasan.
  • Waktu pimpinan digunakan secara tidak efisien; manajemen mikro membutuhkan banyak waktu, sehingga waktu terbuang percuma hanya karena detail yang bisa jadi tidak signifikan.

Bagaimana Mengurangi Manajemen Mikro dalam Organisasi

Untuk mengurangi manajemen mikro, memahami apa yang menyebabkannya dapat membantu menemukan solusi. Ini bisa cuma karena seorang manajer yang memang berprinsip bahwa manajemen mikro adalah cara terbaik untuk mencapai tujuan. Tetapi bisa juga terjadi karena sesuatu yang lebih masuk akal.

Misalnya, ketika seorang pemimpin berada di bawah tekanan untuk menyelesaikan sesuatu dengan sempurna, itu dapat menyebabkan munculnya situasi manajemen mikro. Atau, ketika seorang karyawan tidak bekerja dengan baik dalam suatu proyek, manajer merasa karyawan tersebut membutuhkan lebih banyak arahan dan itu jadi berlebihan, hanya bermaksud membantu karyawan tersebut menjadi lebih baik.

Berikut beberapa cara untuk mengurangi situasi manajemen mikro dalam organisasi:

  • Pastikan untuk merekrut orang yang tepat sehingga manajer tidak merasa perlu untuk campur tangan karena kurangnya kinerja. Tinjau proses perekrutan untuk memastikan tidak hanya mempekerjakan seseorang yang sekadar bersedia bekerja, tetapi seseorang yang cocok dan memiliki motivasi. Karyawan yang kompeten tidak perlu dikelola secara mikro.
  • Latih manajemen dan kepemimpinan tentang cara berkomunikasi yang baik dengan karyawan, dan berikan umpan balik yang memotivasi, bukannya malah menurunkan moral.
  • Tetapkan tujuan dengan tepat. Melatih manajer tentang bagaimana membantu karyawan menetapkan tujuan yang tepat.
  • Perhatikan apakah ada keluhan dari kelompok atau departemen tertentu; masalahnya mungkin ada pada manajer individu.
  • Melatih para pemimpin tentang bagaimana memberi tim mereka lebih banyak otonomi dan tantangan, sebab keduanya dapat membantu meningkatkan moral dan mencegah terjadinya manajemen mikro.
  • Pastikan ada program pengakuan karyawan yang sesuai.
  • Menilai insentif di tempat kerja untuk memastikan tidak memberikan insentif pada hal yang salah. Pastikan insentif individu tidak terlalu ketat dalam hal persyaratan, karena hal ini malah merupakan pertanda adanya pengelolaan mikro.

Dari serangkaian poin di atas, apa lagi yang sekiranya bisa ditambahkan?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *