Balanced Scorecard

Mengapa Bisnis Membutuhkan Balanced Scorecard?

Kali ini kita akan melanjutkan membahas pentingnya Balanced Scorecard (BSC) dalam konteks persaingan bisnis di era informasi.

Keterbatasan Pengukuran Keuangan Tradisional:

Kaplan dan Norton, pencetus konsep ini, memulai dengan mengkritik ketergantungan semata pada pengukuran keuangan tradisional. Mereka berpendapat bahwa sistem pengukuran yang hanya berfokus pada angka-angka keuangan jangka pendek dapat menghambat kemampuan organisasi dalam menciptakan nilai ekonomi di masa depan. Contoh kasus FMC Corporation menunjukkan meskipun memiliki kinerja keuangan yang sangat baik, perusahaan menyadari kebutuhan untuk beralih ke strategi pertumbuhan karena kurangnya visi jangka panjang dalam laporan keuangan mereka. Contoh lain dari Xerox menunjukkan bagaimana fokus semata pada keuntungan jangka pendek dapat mengabaikan kepuasan pelanggan, yang pada akhirnya dapat mengancam keberlangsungan bisnis.

Balanced Scorecard sebagai Solusi:

BSC ditawarkan sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan pengukuran keuangan tradisional. BSC mempertahankan pentingnya pengukuran keuangan, tetapi menambahkan indikator non-keuangan yang mengukur driver kinerja masa depan. Empat perspektif dalam BSC—keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan—memberikan pandangan yang komprehensif tentang kinerja organisasi, bukan hanya kinerja keuangan masa lalu.

Empat Perspektif Balanced Scorecard:

  • Perspektif Keuangan: Menunjukkan bagaimana strategi dan implementasinya berkontribusi pada peningkatan laba bersih. Tujuan dan pengukuran keuangan disesuaikan dengan tahapan siklus hidup bisnis (pertumbuhan, keberlanjutan, dan panen).
  • Perspektif Pelanggan: Mengidentifikasi segmen pasar dan pelanggan yang menjadi target, serta mengukur kinerja organisasi dalam segmen tersebut. Pengukuran mencakup kepuasan pelanggan, retensi, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar.
  • Perspektif Proses Bisnis Internal: Mengidentifikasi proses internal yang paling penting untuk mencapai tujuan keuangan dan pelanggan. Proses ini mencakup siklus inovasi (identifikasi kebutuhan, pengembangan produk/layanan) dan siklus operasi (pengembangan produk, pembuatan, pemasaran, dan layanan purna jual). Perbedaan utama dengan pendekatan tradisional adalah BSC mengidentifikasi proses baru yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan strategis, bukan hanya memperbaiki proses yang sudah ada.
  • Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan: Mengidentifikasi infrastruktur yang harus dibangun organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Ini mencakup kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi, dan motivasi, pemberdayaan, dan keselarasan organisasi.

Menghubungkan Beberapa Pengukuran Scorecard ke Satu Strategi:

Kaplan dan Norton menekankan pentingnya menghubungkan pengukuran dalam empat perspektif menjadi tema strategis yang terintegrasi. BSC bukan sekadar kumpulan indikator, melainkan sebuah cerita tentang strategi bisnis unit, yang diungkapkan melalui serangkaian hubungan sebab-akibat antar pengukuran. Mereka menganjurkan penggunaan campuran pengukuran hasil (indikator tertinggal) dan kinerja driver (indikator terdepan).

Pertimbangan Tambahan:

Kaplan dan Norton juga membahas beberapa poin penting tambahan. Meskipun mereka mengajukan kritik terhadap pengukuran keuangan tradisional, BSC tetap menekankan pentingnya pengukuran keuangan sebagai tujuan akhir. Mereka tidak membatasi hanya empat perspektif.: Empat perspektif BSC dianggap sebagai kerangka kerja, bukan batasan kaku. Perspektif tambahan dapat ditambahkan jika diperlukan oleh strategi bisnis unit. BSC paling efektif untuk unit bisnis strategis (SBU) yang memiliki strategi yang jelas. Corporate scorecard dapat digunakan, terutama untuk perusahaan yang memiliki SBU dengan sinergi yang kuat. BSC juga dapat mengakomodasi dua pendekatan dalam merumuskan strategi: berdasarkan posisi strategis atau berdasarkan kapabilitas inti.

Kesimpulan:

Di sini ditekankan perlunya bisnis untuk mengadopsi Balanced Scorecard sebagai kerangka kerja yang komprehensif untuk menerjemahkan visi dan strategi ke dalam serangkaian pengukuran yang terintegrasi. BSC tidak hanya meningkatkan sistem pengukuran, tetapi juga mengubah sistem manajemen untuk mencapai keselarasan strategis dari atas ke bawah, menghubungkan strategi jangka panjang dengan alokasi sumber daya, inisiatif strategis, dan penganggaran tahunan, serta memfasilitasi pembelajaran strategis melalui umpan balik dan refleksi secara berkala. Dengan demikian, BSC membantu perusahaan bernavigasi dalam lingkungan persaingan yang kompleks di era informasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *