The Balanced Scorecard dan Pengukuran Beserta Manajemen di Era Informasi
Menurut Robert S. Kaplan dan David P. Norton, pakar di bidang manajemen strategi, terdapat pergeseran paradigma pengukuran dan manajemen bisnis dari era industri ke era informasi. Sebagai analogi, seorang pilot pesawat jet tidak mungkin hanya mengandalkan satu instrumen, seperti pengukur kecepatan udara, untuk navigasi. Begitu pula dengan manajemen perusahaan, terutama di era informasi yang kompleks. Kaplan dan Norton berargumen bahwa manajemen membutuhkan instrumen yang komprehensif untuk memandu perusahaan menuju kesuksesan, dan Balanced Scorecard (BSC) hadir sebagai solusi tersebut.
Mereka membandingkan era industri (sekitar 1850-1975) dengan era informasi (akhir abad ke-20 dan seterusnya). Era industri ditandai dengan dominasi ekonomi skala dan jangkauan, dengan keberhasilan perusahaan bergantung pada kemampuannya dalam memproduksi massal produk standar. Sistem pengendalian keuangan, seperti ROI (Return on Investment), digunakan untuk mengalokasikan modal dan memantau efisiensi. Era informasi, di sisi lain, mengubah asumsi dasar tersebut. Keunggulan kompetitif kini lebih ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memobilisasi dan memanfaatkan aset tak kasat mata (intangible assets) seperti hubungan pelanggan, inovasi produk, dan keahlian karyawan, dibandingkan hanya mengandalkan aset fisik.
Lebih lanjut, terdapat perubahan lingkungan operasional dalam era informasi.
- Fungsi lintas departemen (Cross-functions): Organisasi era informasi membutuhkan proses bisnis terintegrasi yang melintasi fungsi tradisional.
- Keterkaitan dengan pelanggan dan pemasok (Links to customers and suppliers): Teknologi informasi memungkinkan integrasi proses sehingga operasi dipicu oleh pesanan pelanggan, bukan rencana produksi.
- Segmentasi pelanggan (Customer segmentation): Perusahaan harus mampu menawarkan produk dan layanan yang disesuaikan dengan berbagai segmen pelanggan.
- Skala global (Global scale): Batas geografis bukan lagi penghalang persaingan.
- Inovasi (Innovation): Siklus hidup produk semakin pendek, menuntut inovasi berkelanjutan.
- Pekerja pengetahuan (Knowledge workers): Semua karyawan harus berkontribusi melalui pengetahuan dan informasi yang mereka miliki.
Model akuntansi keuangan tradisional, yang dikembangkan untuk transaksi terpisah antar entitas, dinilai tidak memadai untuk menilai aset tak kasat mata dan kemampuan perusahaan yang krusial untuk kesuksesan di era informasi. Aset-aset ini sulit dinilai secara finansial, meskipun sangat penting.
Balanced Scorecard (BSC) muncul sebagai sintesis antara kebutuhan untuk membangun kemampuan kompetitif jangka panjang dan keterbatasan model akuntansi keuangan historis. BSC mempertahankan pengukuran keuangan tradisional, tetapi menambahkan pengukuran pendorong kinerja masa depan. BSC mengukur kinerja organisasi dari empat perspektif: keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Robert S. Kaplan dan David P. Norton menekankan bahwa BSC bukan sekadar sistem pengukuran, tetapi juga sistem manajemen strategis. BSC digunakan untuk berbagai keperluan.
- Mengklarifikasi dan menerjemahkan visi dan strategi: Menerjemahkan strategi perusahaan ke dalam tujuan dan ukuran yang spesifik.
- Mengkomunikasikan dan menghubungkan tujuan dan ukuran strategis: Mengkomunikasikan tujuan dan ukuran kepada semua karyawan.
- Merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif strategis: Menyusun rencana untuk mencapai target dan mengalokasikan sumber daya.
- Meningkatkan umpan balik dan proses pembelajaran strategis: Memantau dan menyesuaikan implementasi strategi, dan bahkan mengubah strategi jika diperlukan.
Terdapat pembelajaran single-loop (hanya menyesuaikan tindakan untuk mencapai tujuan yang tetap) dan pembelajaran double-loop (mempertanyakan asumsi dasar dan mengubah tujuan jika diperlukan). BSC memfasilitasi pembelajaran double-loop dengan memungkinkan pengujian hipotesis yang mendasari strategi.
Dalam hal ini, Robert S. Kaplan dan David P. Norton Penulis berhasil menyoroti keterbatasan sistem pengukuran dan manajemen tradisional dan memperkenalkan BSC sebagai sebuah framework yang komprehensif untuk mengukur dan mengelola strategi bisnis, tidak hanya untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek, tetapi juga untuk membangun kemampuan dan aset tak kasat mata yang menjamin kesuksesan jangka panjang. BSC tidak hanya menekankan pengukuran, tetapi juga proses pembelajaran strategis untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.