Melampaui “Sangat Baik”: Seni Menjadi Bisnis yang “Remarkable”
Dalam era pemasaran modern, sekadar menjadi “sangat baik” ternyata tidak lagi cukup. Untuk benar-benar menonjol dan menarik perhatian pelanggan, sebuah bisnis harus bertransformasi menjadi “Remarkable”—atau sesuatu yang layak untuk diperbincangkan, diperhatikan, dan dibagikan. Konsep ini, yang dipopulerkan Seth Godin sebagai “Purple Cow”, menjadi kunci bagi bisnis untuk berkembang secara penuh sesuai potensinya.
“Remarkable” vs. “Sangat Baik”: Dua Dunia yang Berbeda
Godin menekankan bahwa kebalikan dari “Remarkable” bukanlah “buruk”, melainkan “sangat baik”. Banyak perusahaan berfokus pada pencapaian kualitas tinggi dan keandalan, namun gagal menciptakan keunikan yang mampu memicu percakapan. Contoh klasiknya adalah Prell, sebuah merek sampo yang sangat populer di masanya berkat iklan televisi dan keunikan visualnya. Namun, ketergantungannya pada iklan konvensional akhirnya membuatnya mengalami penurunan saat metode pemasaran tersebut kehilangan daya pikatnya. Sebaliknya, Dr. Bronner’s, sebuah merek sabun, tumbuh subur tanpa mengandalkan iklan tradisional. Kunci kesuksesannya terletak pada kemasan botolnya yang dipenuhi ribuan kata-kata unik, menciptakan pengalaman konsumen yang tak terlupakan dan pada akhirnya menjadikan produknya layak dibicarakan.
Strategi untuk Mencapai Tingkat “Remarkable”
Untuk mencapai status remarkable, bisnis harus secara aktif menghindari jebakan keamanan dan berani mengeksplorasi keunikan. Langkah pertama adalah menemukan “mutiara” pembeda yang membuat produk layak dibicarakan, atau dalam istilah Godin, “membronifikasi” produk. Ini bisa berupa bahan eksklusif, kemasan inovatif, atau pengalaman penggunaan yang tak tertandingi.
Keunikan ini bahkan bisa memicu parodi, dan hal itu justru harus diterima sebagai tanda bahwa Anda telah menciptakan sesuatu yang cukup berkesan untuk diperhatikan. Selain itu, fokus pada pelanggan setia, seperti yang dilakukan Pearl Jam dengan merilis puluhan album live bagi penggemar intinya, justru dapat memperkuat loyalitas dan menarik audiens baru secara organik. Inovasi tidak harus selalu kompleks; terkadang, perubahan sederhana pada kemasan—seperti yang dilakukan Dutch Boy dengan kaleng catnya—dapat merevolusi pengalaman pengguna dan mendongkrak penjualan.
Menemukan Pasar yang Tepat
Kunci lainnya adalah menemukan dan melayani “Otaku”—segmen konsumen yang memiliki ketertarikan sangat mendalam pada suatu bidang. Konsumen seperti ini akan menjadi penyebar ide (“sneezers”) yang paling antusias. Mereka tidak hanya akan mencoba produk Anda, tetapi juga dengan sukarela merekomendasikannya kepada orang lain. Penting juga untuk diingat bahwa inovasi tidak berarti terus-menerus mengubah produk. Godin menyarankan untuk tidak melakukan pembaruan jika ide tersebut tidak benar-benar brilian. Terkadang, diam dan fokus pada apa yang sudah berjalan justru lebih baik daripada meluncurkan sesuatu yang biasa-biasa saja.
Kesimpulan
Menjadi remarkable adalah tentang keberanian untuk berbeda dan fokus menciptakan nilai yang luar biasa, bukan sekadar sempurna. Dengan menghindari jebakan menjadi “hanya cukup baik” dan berani menonjol, bisnis dapat membangun cerita yang layak disebarluaskan, memenangkan loyalitas pelanggan sejati, dan akhirnya mencapai potensi pertumbuhannya yang paling maksimal.